Menjelang pengangkatan Rimuru menjadi dewa semesta, ia berkumpul dan ngerumpi dengan 7 raja iblis lainnya.
Disini, Ramiris menceritakan suatu cerita yang ia dapat dari dimensi lain.
.
.
" Dengan ini, mari kita sambut Dewa Semesta yang baru Rimuru Te...
Melihat ini berhasil, aku hendak mengajak Jinwoo pulang sebelum tiba tiba prajurit bayangan baru Jinwoo bertanya.
" Tuanku. . . Tolong beri saya nama. . . "
" . . . "
" Huft. . . Ayo cepat berilah nama dia Hyung, aku sudah mengantu, " ucapku sambil langsung meninggalkan ke duanya di atas gedung.
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Huaaa!!!! Akhirnya bisa tidur!!! "
Namun sebelum aku senang lebih lama, aku mendengar dering dari ponselku.
" Halo om??? "
" Rimuru ke gedung asosiasi Amerika sekarang, akan diadakan rapat para hunter rank S, "
" Ha??!! Om, bisa ga aku ga ikut?? "
" Kenapa?? "
" Ngantuk, pengen tidur. . . "
Dari pihak lain terdengar kesunyian sampai tak lama kemudian Jinchul langsung menolak keras permintaanku.
" Tidak!! Cepat ke sini, bentar lagi mau mulai!! "
Mendengar ini, aku pun tak dapat tidur.
" Teleportation, "
Dalam sekejap aku telah berada di ruang rapat.
" Hunter Rimuru, kemari saya telah menyiapkan tempat duduknya, " ucap Jinchul sambil melambaikan tangannya.
Melihat ini, aku pun bergegas menuju ke arahnya dan bertaya, " Hyungku kemana?? "
" Ah, itu Hunter Sung belum sampai, harap tunggu saja, "
Mendengar jawaban ini, aku pun mengangguk pelan dan langsung mendudukkan tubuhku di kursi yang telah disediakan.
.
Tak lama kemudian, Jinwoo pun datang dengan wajah datarnya, entah apa yang ia pikirkan sampai wajahnya begitu kusut. . .
" Hyung!!! "
Setelah memanggilnya, terlihat wajah Jinwoo tidak terlalu kusut lagi dan malah cenderung sedikit tersenyum.
Ia bergegas menuju ke arahku sambil tetap mempertahankan senyumannya.
" Ngga jadi tidur??? " tanya nya sambil mengelus kepalaku.
" Ngga, disuruh ikut rapat sama om Jinchul, "
" Oh, mau tidur disini?? " Ucapnya sambil menunjuk bahunya.
Melihat kesempatan, aku pun bergegas menyetujuinya, ' Tapi tunggu!! Bagaimana aku bisa tidur seperti itu?? Juga ada pembatas tangan dikursi ini, pasti tidak akan nyaman, ' batinku sambil berhenti di tempat.
