Rencana Diluar Nalar Dari Kobo

483 52 7
                                    

Ketika Alam dan trio HoloID sedang mengalami kesulitan di Jepang. Sebaliknya, ketiga gadis lainnya yang saat ini ditinggal di kos-kosan sedang menghadapi kebosanan.

Mereka bertiga sedang berada di rumah Alam karena ketiganya baru saja selesai menyantap makanan yang dibuat oleh Anya. Ketika Alam tidak ada di sini, Anya lah yang bertugas untuk mengurus makanan mereka bertiga.

Dengan buku resep sakti milik Alam-- meskipun itu hanya buku resep trial and error Alam dalam mencampur berbagai bahan makanan, tapi itu tetaplah harta karun bagi Anya dalam menentukan bahan apa yang harus dimasukkan ke masakannya.

"Bosannya~" ucap Ollie.

"Sangat~" Reine dan Anya juga setuju.

Mereka memangku dagu dengan tangan mereka sambil menatap piring kotor kosong bekas makan, karena tidak memiliki hal lain yang bisa dilakukan.

Kos-kosan Alam jadi jauh lebih sepi dari biasanya karena kepergian mereka berempat ke Jepang. Biasanya ada saja teriakan Alam dalam memarahi Iofi, tawa geli Risu karena berhasil menjahili Alam, lalu teguran Alam ketika Moona menggunakan kekuatannya secara sembarangan.

Tapi itu semua tidak akan mereka rasakan dalam mungkin seminggu ke depan. Jadi mereka merasa aneh dan kehilangan ketika tidak ada hal-hal berisik seperti itu.

"Apa ada sesuatu yang bisa kita lakukan?" tanya Reine memecah keheningan.

"Um, mau belanja kebutuhan pokok?"

"Kita sudah melakukannya kemarin, kan? Dan persediaan kita juga masih banyak."

"Etto ... mau main sesuatu? Kartu, misalnya."

"Aku tidak paham cara bermainnya," ucap Anya.

"Kalau aku sudah lupa," ucap Ollie.

Percuma saja. Mereka tidak bisa memikirkan apapun yang cocok untuk menghilangkan kebosanan mereka. Dan sekarang mereka kembali ke posisi awal mereka, yaitu memangku dagu dengan mata malas.

Lalu tiba-tiba, seolah datang sebagai penyelamat, seseorang mendobrak pintu rumah Alam dan langsung masuk tanpa permisi.

"Hey, hey, hey! Apa kalian sedang bosan dan tidak ada kerjaan?! Karena aku-- Gaakh!"

Belum selesai orang itu menyelesaikan kata-katanya, sebuah bantal sofa melayang tepat sasaran ke wajahnya dan membuatnya tepar. Ternyata orang yang teriak dan langsung masuk tanpa permisi tadi adalah Kobo.

"Minimal ketuk pintu." Anya yang melempar bantal sofa tadi.

Kaela hanya bisa tertawa geli tanpa keluar suara dari mulutnya, sementara Zeta membantu Kobo menyingkirkan bantal sofa dari wajahnya. Terdapat bekas merah di dahinya.

"Sialan kamu, ya. Kenapa harus dilempar?!"

"Habis berisik banget, apa kau tidak lihat kalau kami sedang ... sedang apa kita tadi?" Anya bertanya pada Ollie dan Reine.

"Kita tidak sedang ngapa-ngapain."

"Kalau begitu ... Benar! Kita sedang mencari suatu kegiatan supaya kita bisa ngapa-ngapain!"

Meski Ollie dan Reine awalnya bingung, tapi mereka setuju dengan Anya. Karena mereka bertiga sudah berada di ujung kebosanannya. Mereka tidak menyangka kalau kepergian empat orang penghuni kosan ini akan berpengaruh sebesar itu.

"Kufufu ... karena itulah kami kesini."

"Hn?"

Kobo tertawa layaknya seorang slime anime yang terkenal ketika mendengar hal itu. Ditambah seringai sombong yang ia keluarkan semakin membuatnya terlihat seperti bocil kematian.

Kos-Kosan HoloID : Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang