Mungkin Risu dan Iofi lebih beruntung, karena secara tak sengaja mereka bertemu dengan orang yang dapat membantu mereka menuju ke kantor Hololive. Berbeda dengan Moona yang sampai matahari terbenam, ia sama sekali tidak menemukan petunjuk.
Risu dan Iofi sudah bertemu para Senpai-nya dan masing-masing dari mereka juga menuntun keduanya supaya tidak tersesat — meskipun salah satu dari mereka ada yang hampir mati sih karena ditebas iblis.
Tapi kini Moona masih belum bergerak jauh dari tempat sebelumnya saat ditinggalkan Iofi, ia masih memikirkan arahan dari Iofi yang menyebut 'kesana' tapi tidak mengarahkannya dengan jelas.
"Apa aku harus mengikuti insting ku, ya?" gumam Moona.
Ingat, adik-adik. Hal pertama yang tidak boleh kalian lakukan jika tersesat di kota besar dan tanpa petunjuk adalah mengikuti insting kalian. Kalian bukan Reine yang punya sihir angin atau Iofi yang punya alat-alat canggih.
Jadi pastikan kalian diam menunggu di tempat sampai penyelamat atau orang yang kalian kenal datang menemui kalian. Atau datang ke kantor polisi untuk menghubungi kenalan kalian.
Baik. Lanjut ke cerita.
Pada akhirnya, karena sudah terlalu lama ditinggal oleh Iofi, Moona pun mulai bergerak. Karena matahari sudah melewati puncaknya di hari ini dan sedikit lagi akan sore.
Ia mengikuti arah jari Iofi saat itu dan sampai di daerah yang lebih ramai dari sebelumnya, yaitu daerah perkantoran. Terdapat zebra cross dari empat arah berlawanan yang ketika lampu merah menyala, ramai orang yang menyebrang.
Moona pun ikut menyebrang bersama orang-orang lainnya karena ia tidak tahu harus mengikuti yang mana. Jadi dia akan terus mengikuti kemana instingnya menuntunnya.
Ia terus berjalan dengan bingung. Celingak-celinguk ke kanan dan kiri mencari petunjuk. Tapi percuma, tidak ada yang bisa Moona baca, ia juga tidak bisa menghubungi Iofi untuk menerjemahkannya.
Fokus Moona sedikit hilang ketika berjalan dan tanpa sadar menabrak salah satu pejalan kaki yang membuatnya mendapat pandangan sinis darinya dan pejalan kaki lain.
"Ma-maafkan aku." Dan Moona langsung pergi menjauhi mereka.
Beberapa jam telah berlalu, dan Moona masih terus berjalan dan mencari tapi tidak ada kemajuan sama sekali. Malah sepertinya dia semakin tersesat sekarang.
Matahari sudah terbenam dan lampu-lampu toko serta jalanan mulai dinyalakan. Kelap-kelipnya begitu indah memang. Tapi keindahannya sedikit berkurang karena Moona sedang tersesat. Pada akhirnya, ia berhenti berjalan.
Dia kelelahan. Bukan kelelahan fisik dan dia juga tidak terlalu lapar, karena Moona punya daya tahan tubuh lebih baik daripada manusia biasa mengingat dia adalah seorang Dewi Bulan.
Tapi yang kelelahan adalah mentalnya. Ia takut, khawatir, dan panik dengan nasibnya jika dia tidak segera menemukan Risu, Iofi, atau Alam. Ia berpikir kalau dirinya akan tersesat selamanya dan tidak akan pernah bertemu dengan mereka lagi.
Jadi dia menyingkir, ke sudut jalan supaya ia tidak mengganggu para pejalan kaki lainnya. Berjongkok memeluk lutut di depan pilar gedung sambil menundukkan kepalanya. Suhu malam ini juga lebih dingin dari di Indonesia yang membuat Moona mengeluarkan uap setiap kali ia bernafas.
Beruntungnya, Moona memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik daripada manusia biasa. Jadi suhu seperti ini tidak akan membuatnya kedinginan.
"Andai saja ... aku bisa mencegah Risu saat itu."
Penyesalan Moona ucapkan berharap ia bisa mengulang masa lalu dan merubahnya menjadi lebih baik. Tapi ia tidak bisa, ia tidak memiliki kekuatan untuk mengembalikan waktu atau semacamnya. Jadi pengandaian yang ada di kepala Moona tidak akan pernah terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-Kosan HoloID : Season 2
Fiksi Penggemar(Slow Update) Fanfic yang (lagi-lagi) menceritakan tentang kehidupan sehari-hari dari member Hololive ID gen 1, gen 2, dan gen 3