Moona—yang tubuhnya kini dikendalikan Sang Dewi Bulan, tercengang tak bergerak dari beberapa menit lalu.
Ia masih terkejut dengan fakta kalau ada orang lain yang memiliki kekuatan untuk menghentikan waktu. Memang bukan hanya itu kekuatan yang Moona miliki, tapi itu tetap saja menjadi kemampuan terkuat yang ia punya selain kemampuan gravitasi miliknya.
Ia masih memangku dagu berpikir.
“Siapa? Dari mereka berempat ....”
Moona kembali mengingat pertarungannya beberapa menit lalu. Ia kenal dengan Alam dan Zeta lewat ingatan sebelumnya dan ia paham betul kalau mereka berdua tidak memiliki kemampuan semacam itu.
“Lagipula mereka hanya manusia biasa,” gumam Moona mengoreksi hipotesis-nya sendiri.
Jadi Moona berfokus pada dua lainnya, Amelia dan Ina. Menurut Moona, yang paling berpotensi memiliki kekuatan tersebut adalah Ina. The Ancient One adalah sosok yang menyeramkan dan kuat, ia juga pernah bertarung dengan Sang Dewi Bulan di bulan beberapa ratus tahun lalu.
Ada kemungkinan yang besar kalau The Ancient One telah mengembangkan teknik baru yang tidak diketahui Moona.
Tapi ada sesuatu yang mengganjal perasaannya.
Saat Moona melakukan teknik penghentian waktu kedua untuk mempersempit jarak antara Ina dengan Moona, wajah Ina yang merupakan inang The Ancient One sempat terkejut ketika Moona tiba-tiba berada di depan wajahnya.
Dan yang paling mengganggunya adalah suara tick yang tiba-tiba muncul entah dari mana, membuat Moona tidak sadar selama hampir dua detik, kemungkinan besar itu adalah saat ketika penghentian waktunya bekerja. Ia sama sekali tidak melihat sesuatu yang dapat mengeluarkan bunyi tick.
Jadi pelakunya tinggal menyisakan satu orang.
“Gadis pirang itu, ya?” Moona menyeringai. Dia adalah seseorang paling mencurigakan dari mereka berempat. Wajah tenang yang ditunjukkan padahal kekuatannya tidak lebih dari manusia biasa, pasti dia memiliki sesuatu yang disembunyikan.
Dengan hilangnya pemikiran yang mengganggu benak Moona, ia kemudian menengok ke belakang— ke arah Kos-kosan Alam, dan di saat itu juga senyuman di wajahnya menghilang. Tempat ini adalah saksi dimana kebahagiaan serta suka duka dirasakan oleh Alam dan teman-temannya.
Yang membuat Moona tidak senang dan mendecakkan lidah.
Moona kemudian membuat aura ungu berbentuk bulan sabit dari telapak tangannya yang langsung menghancurkan kos-kosan Alam dalam satu kali serangan.
“Menyebalkan.”
Setelah itu, ia berjalan pergi menuju ke luar area kos-kosan.
**
Sementara itu di tempat lain, mereka keluar dari portal dimensi gelap yang muncul secara tiba-tiba di udara. Semuanya seolah dimuntahkan dan kemudian jatuh saling menimpa.
“Adu-du-duh ....”
“Apa semuanya baik-baik saja?” tanya Amelia.
Semua menjawab ‘iya’ lemah dan masih mengusap-usap kepala pusing. Gadis dari ID dan EN lengkap, tidak ada yang tertinggal membuat Amelia menghela napas lega karena akan jadi sangat gawat jika mereka tertinggal sendirian bersama Moona yang sedang kesurupan.
Tapi saat semuanya sudah sadar, mereka baru ingat kalau ada satu orang yang tidak bisa mereka temukan. “Tunggu, di mana Alam?” Anya yang pertama sadar.
“Kau benar, aku tidak melihatnya,” ucap Ollie.
“Apa jangan-jangan ....” Pikiran Zeta mulai terbang kemana-mana ketika ia tidak bisa menemukan Alam di manapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-Kosan HoloID : Season 2
Fanfic(Slow Update) Fanfic yang (lagi-lagi) menceritakan tentang kehidupan sehari-hari dari member Hololive ID gen 1, gen 2, dan gen 3