Seorang gadis keluar dari rumah kos-kosannya. Angin pagi dingin menyegarkan menyambutnya, beserta sinar matahari yang masih malu-malu membuatnya tidak perlu bertarung dengan terik matahari.
Wajah penuh dengan senyum optimis, karena ini adalah pertama kalinya bekerja di kota besar. Sebelumnya ia adalah seorang gadis yang berasal dari kampung dan merantau ke kota sendirian untuk mencari pekerjaan.
Meski awalnya ragu, tapi setelah menerima SMS kalau dirinya diterima di sebuah toko percetakan membuatnya jadi lebih percaya diri.
“Baiklah, mari kita mulai hari ini dengan semangat!” Ia berteriak dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi.
“Masih pagi jangan berisik!” Tapi teriakannya terlalu bersemangat membuat tetangga kos-kosan lain marah dan menegurnya.
“M-Maaf!”
Jarak kos-kosan dengan toko percetakan tempatnya bekerja tidak jauh, justru malah itu tujuannya. Hanya dengan berjalan kaki sepuluh menit, ia sudah sampai di toko percetakan dengan spanduk besar yang membentangkan nama toko itu.
‘Sultan Digital’. Adalah nama toko percetakan itu.
Gadis itu pun masuk ke dalam. Ketika di dalam, ternyata belum banyak pelanggan yang datang karena toko baru saja dibuka. Ia menengok ke kanan kiri memperhatikan ruangan besar dan bersih ini, karena tempat seperti ini tidak pernah ia lihat saat di kampung.
Jadi ia cukup kagum dengan kemegahannya.
“Ah, Hoshi! Kau sudah datang, kah?”
Seseorang dari balik meja resepsionis menyadari keberadaan gadis itu— Hoshi, di pintu masuk lalu kemudian menghampirinya.
“Vina?”
“Iya, ini aku.” Gadis itu bernama Vina. “Apa kau sudah siap mulai bekerja di hari pertamamu?” tanya Vina.
Hoshi tentu sangat bersemangat dengan hal itu. Karena ia merantau dari kampungnya untuk momen ini. “Aku siap!” Hoshi menjawab dengan semangat.
“Kalau begitu, ayo kita temui Pak Andi dulu, dia adalah Bos sekaligus pemilik toko percetakan ini,” ucap Vina.
Tapi wajah semangat Hoshi langsung berubah menjadi ragu. “A-Apa akan berjalan lancar, ya? Kau tahu, aku kan bisa bekerja di sini berkatmu. Jadi aku tidak yakin kalau dia akan menerimaku dengan baik.”
“Tenang saja! Pak Andi orangnya baik, kok. Dia sering bantu aku dulu dan bahkan membiarkanku bekerja di sini, aku yakin dia juga akan menerimamu,” ucap Vina menenangkan Hoshi.
“Lagian kau sudah cat rambut, udah anak kota parah! Tidak usah khawatir.” Vina menahan tawa ketika melihat rambut potongan bobcat Hoshi yang sudah di cat.
“J-Jangan ketawa! Ini kan idemu sendiri yang nyuruh aku cat rambut!”
“Waktu itu aku cuma bercanda, tidak kusangka kau benar-benar melakukannya.”
“Cuma bercanda ...?!” Hoshi terkejut dan merasa dikhianati oleh temannya yang kini malah menahan tawa. Ia hanya bisa menutup wajahnya malu karena sudah terlanjur mengecat rambutnya menjadi warna ungu.
“Ngomong-ngomong, kenapa cat jadi ungu? Apa ada alasan khusus?”
“Mm, tidak ada, sih. Warnanya lucu aja.”
Vina tidak bertanya apa-apa lagi dan mereka berdua langsung menuju ke ruangan Bos mereka.
Di sana terdapat seorang laki-laki yang sedang duduk di depan komputer dengan wajah fokus dan terlihat tak bisa diganggu.
“Permisi, Pak. Saya membawa orang yang saya bilang ingin bekerja saat itu, Pak,” ucap Vina.
“Ah, iya.” Perhatiannya kini ada pada mereka. “Bisa langsung memperkenalkan diri dan sebutkan kemampuanmu,” lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-Kosan HoloID : Season 2
Fanfiction(Slow Update) Fanfic yang (lagi-lagi) menceritakan tentang kehidupan sehari-hari dari member Hololive ID gen 1, gen 2, dan gen 3