Puasa

348 44 22
                                    

Iofi menaruh headset miliknya di meja. Dirinya baru saja selesai streaming. Lumayan, dua jam untuk memenuhi asupan halu para Ioforia.

Tapi kini ada masalah lain yang dihadapi Iofi. Dia lapar dan haus. Dua jam saat streaming ditambah harus banyak berinteraksi dengan penonton membuat tenggorokan Iofi kering, jadi ia bangun dari kursi gaming miliknya dan berjalan ke kulkas untuk mengambil sesuatu.

Saat membuka kulkas, ada es teh manis. Tanpa basa basi langsung disikat Iofi. Satu gelas habis dalam waktu beberapa detik. “Puah~!” Rasa hausnya seketika sirna dibuktikan dengan suara dan ekspresi segar yang ia buat tadi.

Dan kini, masalahnya tersisa satu. Perutnya telah berbunyi dari tadi. Iofi lapar. Matanya berkeliling di dalam kulkas tapi dia tidak menemukan sesuatu yang bisa disebut makanan, kulkas nya tidak memiliki isi selain gelas kosong bekas es teh manis tadi. Benar-benar situasi yang darurat.

“Kalau sudah begini, tidak ada pilihan lain ....”

Iofi kemudian pergi menuju ke tempat dimana ia selalu mendapatkan makanan gratis di sekitar sini. Ia mengintip dari pinggir pintu dan mengecek apakah di dalam ada orang. Ada. Orang itu adalah Alam dan ini adalah rumah Alam.

Alam sedang sibuk dengan laptop miliknya dan TV yang dibiarkan menyala agar suasana di sini tidak terlalu sepi. Iofi merasa kalau ini adalah kesempatan yang tepat dan secara sembunyi-sembunyi berjalan ke dapur menuju kulkas. Itu berjalan dengan mulus.

Senyum sudah terlukis di wajah Iofi membayangkan kalau ada banyak makanan yang ‘disembunyikan’ Alam dari dirinya. Padahal ini memang makanan Alam, jadi yang salah di sini adalah Iofi, karena ngambil tanpa izin.

Tapi bayangan di kepala Iofi langsung hancur ketika membuka pintu kulkas dan melihat isinya. Benar-benar kosong melompong, bersih sebersih kulkas Iofi. Dan membuat Iofi menganga tak percaya.

“Jika kau nyari makanan, maka maaf saja kau kurang beruntung hari ini.”

Alam menghampiri ke dapur, tidak ada ekspresi terkejut di wajahnya karena ini adalah hal yang wajar bagi dirinya. Sementara Iofi masih tidak percaya. Menurut Iofi, Alam tidak mungkin membiarkan kulkas nya kosong begini sebab kepribadian Alam yang suka memasak dan doyan makan.

“Pasti kau menyembunyikan makanan di tempat lain, kan?!” tuduh Iofi.

“Tidak. Kalau tidak ditaruh di kulkas, bakal basi, dong?”

“Ah! Pokoknya curang! Ini semua salah Alam sekarang aku jadi lapar begini!”

“Ni orang napa dah?” ucap Alam yang tidak mengerti jalan pikiran Iofi.

“Ada apa nih ribut-ribut?” Akibat keributan yang dihasilkan Iofi juga, Moona dan Risu sampai turun ke sini. Suara Iofi sangat keras sampai membuat mereka terganggu. “Oh iya Alam, ngomong-ngomong aku lapar nih, bisa bikinin nasi goreng, gak?” pinta Risu.

“Hmph! Boro-boro nasi goreng, lihat tuh kulkas nya.”

Saat Risu melihat ke arah kulkas Alam yang kosong. “Bjir, kosong.” Itulah ekspresinya.

“Tapi tumben sekali kau tidak nge-stock makanan? Apa ada sesuatu?” tanya Moona.

“Ya, itu, karena aku sedang puasa.”

“Puasa?”

Ketiganya secara kompak memiringkan kepalanya bingung. Alam juga lupa kalau mereka bukan manusia. Ia pikir mereka bertiga sudah tahu kalau sekarang sedang bulan puasa.

“Pokoknya, aku tidak boleh makan minum dari pagi sampai matahari terbenam selama sebulan.”

“Oh ...?”

Kos-Kosan HoloID : Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang