Alam membuka matanya dan yang ia lihat adalah langit-langit kamar rumahnya. Ia kemudian duduk di kasur dan dirinya juga sadar kalau ada yang tidur dalam posisi duduk sambil menaruh kepalanya di kasur. Orang itu adalah Moona.
“Adu-du-du-duh.” Alam memegangi kepalanya, entah kenapa terasa pusing. Ia juga lupa-lupa ingat kejadian semalam. Rasanya seperti mengalami mimpi panjang.
Meski pada akhirnya ia ingat soal percakapannya dengan Moona dan Anya, yang membuat wajah Alam memerah. Tapi ia tidak ingat kalau dirinya sempat pergi tidur ke kamar, padahal terakhir ia ingat dia sedang duduk di teras.
“Aneh,” gumam Alam.
“Oh! Akhirnya kau bangun juga!”
“Hmm?”
Seseorang datang ke kamar. Sambil memakai celemek dan memegang spatula, ia memanggil Alam yang sedang linglung karena baru bangun.
“Tidur mulu, nanti rezekinya dipatok ayam, loh,” omel Iofi.
“Iofi? Apa yang kau lakukan di sini?”
“Pake nanya. Ya masak, lah!”
“Dia sedang bantuin aku bikin sarapan.” Kepala Anya muncul dari pinggir pintu.
Moona kemudian juga ikut bangun. Ia bingung karena ada banyak orang di sini. Muka tidurnya masih tersisa dan sehelai rambut masuk ke mulutnya. Beberapa detik kemudian akhirnya ia sadar kalau ini di kamar Alam.
“Alam! Apa kau baik-baik saja?! Aku menemukan mu pagi-pagi tak sadar di halaman belakang.”
“Halaman belakang?”
Alam tidak bisa mengingat kenapa dia bisa di sana. Iofi terdiam untuk beberapa saat dan Anya sedikit melirik ke arahnya. Tidak mau pusing dengan hal yang sudah terjadi, Iofi kemudian menyela mereka.
“Ah, udah, udah! Itu sudah tidak penting! Lebih baik kalian siap-siap lalu sarapan.”
“Baik ....”
Menuruti perintah Iofi, Alam memilih mandi dulu karena dirinya hari ini ada jadwal kuliah. Baru setelah itu ia menuju ke meja makan, di sana sudah ada semua penghuni kos-kosannya yang masih menunjukkan wajah kasur.
“Tumben semuanya ada di sini,” ucap Alam.
“Hehe! Karena aku dan Anya yang bakal masak, jadi sekalian saja aku panggil semu,” ucap Iofi bangga.
“Memangnya kau masak apa?”
Iofi senang karena Alam bertanya. Lalu tanpa menjawabnya, ia langsung menyajikan semua makanan di atas meja makan. Itu adalah berbagai hidangan mi. Mulai dari mi rebus, mi goreng, roti sandwich isi mi, mi varian rendang, lalu khusus untuk Alam, mi goreng pakai nasi.
“Ini semua hanya mi, pagi-pagi sudah makan mi,” gumam Alam.
Anya dan Iofi saling memandang. “Di kamar kos ku cuma ada mi soalnya, sih.” Anya mengiyakan ucapan Iofi.
Dan Alam hanya bisa menghela napas pasrah karena itu. Sekali-kali mungkin tidak apa-apa, pikir Alam. Jadi dia duduk di kursi ingin mulai menyantap mi itu, sampai ia melihat jam pada HP-nya.
“Uwaah!”
Semua aktivitas para gadis terhenti karena terkejut oleh teriakan Alam.
“Sudah jam segini, aku bisa telat kuliah!” Ia langsung bangun dari kursinya dan bersiap untuk pergi ke kampus.
“Tidak sarapan dulu?” tanya Anya.
“Tidak bakal sempat.”
“Mau dijadikan bekal saja mi dan nasi nya?” saran Iofi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-Kosan HoloID : Season 2
Fanfiction(Slow Update) Fanfic yang (lagi-lagi) menceritakan tentang kehidupan sehari-hari dari member Hololive ID gen 1, gen 2, dan gen 3