"Veratti ...?”
Suara yang familiar. Suara yang terasa sudah lama sekali tidak ia dengar. Ketika ia menengok ke belakang, Zeta sekarang yakin sepenuhnya kalau itu adalah Agent V6, Veratti Bethlehem.
Penampilannya sedikit berbeda saat terakhir kali mereka bertemu. Banyak luka bekas jahitan di wajahnya yang anehnya, tidak mengurangi ketampanan dan karisma miliknya. Malah, itu membuatnya semakin memesona.
Selain itu juga, salah satu tangannya berbeda. Veratti hanyalah manusia biasa, jadi dia tidak bisa menumbuhkan tangannya lagi setelah ditebas oleh Ayahnya Iofi. Dan tangan prostetik dari besi menjadi penggantinya, mengeluarkan suara gemercik besi ketika sedang bekerja.
“A-Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Zeta yang masih shock.
“Aku datang untuk menjenguk, sekaligus melakukan penawaran bagimu.”
“Penawaran?”
“Apa kini kau tahu? Kalau kepalamu sekarang memliki harga sangat tinggi di Organisasi Voluspa?”
Zeta membelalakkan matanya. Ia memang sudah mewaspadai soal hal ini, tapi dia yakin kalau dirinya akan mendapatkan bounty ketika memutuskan keluar dan berkhianat dari Organisasi Voluspa.
“Ya, aku sudah bisa menduga nya,” jawab Zeta.
“Lalu, apa yang akan kau lakukan tentang itu?”
“Yang pasti aku tidak akan tinggal diam saja membiarkan diriku terbunuh. Bahkan jika kau menyerang ku sekarang, aku sudah siap.”
“Hoho~ Mengerikan. Tapi apa kau yakin bisa mengalahkan ku tanpa senjata?”
Zeta memicingkan matanya curiga. Ia tidak mengerti maksud dari Veratti sampai akhirnya ia terkejut ketika Veratti menunjukkan belati yang sedang ia mainkan di jari prostetik miliknya.
“Kau?! Sejak kapan?!”
“Sejak awal pembicaraan ini, ketika kau sibuk dengan Smartphone mu.”
Zeta tidak menyadarinya sama sekali. Ia lengah. Belati itu adalah satu-satunya senjata yang ia punya saat ini. Bahkan ketika Veratti hanya memiliki satu tangan asli, ia masih seorang Agent yang sangat berbahaya.
“Kemampuan mu sudah menumpul, Agent V7. Tidak, memangnya aku masih pantas memanggil pengkhianat seperti mu dengan sebutan itu?” ucap Veratti dengan seringai di wajah.
“....”
Zeta hanya bisa terdiam. Ia tidak bisa menyangkal apa yang dikatakan Veratti. Perkataannya sebelumnya hanyalah sebuah gertakan yang dilakukan olehnya untuk membuat Veratti gentar, tapi itu tidak berguna sama sekali.
“Tapi, aku tidak datang ke sini untuk memburu mu.”
Pernyataan Veratti selanjutnya mengejutkan Zeta, tapi sekaligus juga membuatnya lega. Napasnya yang sempat terhenti karena tegang kini kembali berhembus.
“Aku kesini hanya ingin memberitahu mu sesuatu. Meski kau adalah pengkhianat yang pantas untuk dihukum mati, tapi masih ada kesempatan bagimu untuk kembali.”
“Kesempatan bagiku ... untuk kembali?” Zeta tertarik dengan jalannya pembicaraan ini.
“Benar. Kau masih punya tempat di organisasi selagi kau punya informasi.”
Zeta mengerti. Dia adalah informasi yang dibutuhkan oleh Voluspa. Karena itulah dirinya masih bisa hidup sampai sekarang. Sejauh ini, sepanjang sepengetahuan Zeta, tidak ada Agent lain yang menyelidiki para penghuni kos-kosan. Jadi dirinya pasti sangat berharga.
Namun, pengkhianatan yang dilakukan Zeta tidak lah kecil. Ia tidak kembali ke markas dan melapor seperti yang seharusnya dia lakukan. Malah kabur dan lari dari hukuman. Orang penakut seperti Zeta tidak memiliki tempat di Organisasi Voluspa. Makanya ia masih curiga dengan tawaran Veratti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-Kosan HoloID : Season 2
Fanfiction(Slow Update) Fanfic yang (lagi-lagi) menceritakan tentang kehidupan sehari-hari dari member Hololive ID gen 1, gen 2, dan gen 3