Para Dewi Bulan

462 57 10
                                    

Pagi yang dinanti semua orang telah tiba. Lebih tepatnya dinantikan Moona.

Semua berkumpul di halaman belakang, di samping tempat Iofi memarkirkan kapal luar angkasanya.

Alam masih dengan wajah mengantuknya berjalan, ia ditarik oleh Kobo yang sudah tidak sabar. Padahal ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Kobo, dia hanya gabut.

Dan ketika Alam sampai, semuanya sudah berkumpul. Lengkap dari EN sampai gadis ID juga sudah ada.

“Ih, lama amat, sih!” protes Iofi.

“Maaf, maaf, aku kurang tidur semalam.”

“Kurang tidur? Memangnya kau ngapain?” Iofi baru sadar kalau bukan hanya Alam yang tidur di rumahnya semalam, melainkan gadis EN juga.

“Terima ini!” Iofi kemudian melayangkan pukulan tepat ke perut Alam.

“Buat apa pukulan random itu, woi?!” ucap Alam yang tidak tahu apa-apa tapi kena pukul. Kini kesakitan sambil memegangi perutnya.

“Itu cocok untuk buaya sepertimu. Hmph!”

Setelah pukulan tak jelas dari Iofi itu, Kaela tiba-tiba menghampiri Alam yang masih mengelus perutnya. “Hnm? Ada apa Kaela?” tanya Alam.

“Tiba-tiba aku ada klien yang nelpon pagi-pagi untuk ngambil pesanan, jadi aku harus segera pulang.”

“Eh? Seriusan?” Dan Kaela mengangguk.

Kobo juga ditarik secara paksa oleh Kaela ikut dengannya untuk segera pulang. “Kenapa aku juga harus pulang?! Kamu pulang mah pulang aja sendiri sana!”

“Mami-mu meneleponku menanyakan keadaanmu, dia khawatir karena kau tidak mengangkat teleponnya. Apa kamu kira aku tidak tahu kalau kau sengaja mematikan data HP-mu?” ucap Kaela.

“Gekh ...!” 

Kobo tertangkap basah melakukannya. Dan dia mencoba mengalihkan perhatian dengan bersiul yang tidak keluar suara bagus dari sana. Kaela pun menarik telinga Kobo dan menyeretnya.

“Ayo kita pulang.”

“Ah! Aku gak mau pulang! Aku masih mau main! Main! Main! Ollie, tolong aku!”

Meski merengek dan meronta menolak pulang, tapi tidak ada yang bisa dilakukan oleh Kobo. Sementara teman-temannya juga tidak ingin menolak Kaela, sepertinya mereka masih merasa berhutang dengan makanan enak kemarin malam.

Dan Alam hanya melihat pemandangan itu dengan tatapan datar.

“Alam, ambil ini.” Sebelum pulang, Kaela sempat memberikan sesuatu. “Pulpen? Ini buat apa?” Alam mendapatkan sebuah pulpen yang bagian belakangnya bisa ditekan jika ingin menulis.

“Itu untuk darurat. Jangan digunakan kecuali keadaan mulai kacau, okey?”

“Baik ...?”

Alam tidak begitu mengerti. Tapi Kaela juga tidak memberikan penjelasan lebih lanjut, ia hanya menitipkan Zeta di sini karena Zeta tidak ikut bersama Kaela. Dan dia beserta Kobo kemudian pulang.

“Tch, kenapa dia masih ada di sini, sih?” Dan Iofi tidak senang dengan keberadaan Zeta.

“Sudahlah, Iofi. Dia juga sudah minta maaf, kan? Tidak bisakah kau memaafkan kesalahannya di masa lalu? Semua orang pernah salah, kan?” ucap Anya.

Iofi tidak bisa membantahnya. Meski kesal, tapi ucapan Anya ada benarnya. Bahkan saat awal datang ke bumi, Iofi hampir melakukan brainwash pada Alam, beruntung secara aneh itu gagal. Ia masih heran sampai sekarang.

“Anak ini ada di bawah pengawasanku. Jadi tenang saja.” Anya menepuk punggung Zeta.

Akhirnya Iofi bisa lebih tenang.

Kos-Kosan HoloID : Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang