Seperti biasa, Zeta sedang membersihkan kamar-kamar di rumah Kaela yang sebesar mansion ini. Dari satu kamar, ke kamar lainnya, semuanya ia bersihkan dengan cekatan dan telaten.
Setelah membersihkan seluruh kamar di lantai satu, dia juga membersihkan lorong dan perabotan yang menghias lorong tersebut.
Pot hias, lampu dengan desain mewah nan kuno, vas bunga, dan semacamnya. Ini adalah pekerjaan sehari-hari Zeta semenjak ia pindah ke rumah Kaela. Berkat menjadi seorang mantan Agent, Zeta memiliki stamina yang lumayan. Jadi rumah dua lantai sebesar mansion ini bisa ia bersihkan seorang diri.
"... Meskipun masih aja capek, sih," gumam Zeta.
Kini Zeta telah selesai membersihkan bagian lantai satu, menyeka keringat di dahinya dan bersiap untuk pergi ke lantai dua. Sampai telepon rumah di atas meja lorong berbunyi.
Zeta pun mengangkatnya. "Halo, di sini tempat kediaman Kaela Kovalskia. Apa ada yang bisa saya bantu?"
"Tidak usah formal begitu. Ini aku, kok."
Tapi suara yang keluar adalah suara orang yang dikenal Zeta. Yaitu sang pemilik rumah ini. Kaela.
"Lah. Kenapa kamu telepon?"
"Apa kau bisa ke tempat kerjaku? Aku mau minta bantuanmu."
"Aku mengerti."
Saat Zeta ingin menutup teleponnya, Kaela sempat berbicara lagi. "Oh iya, satu hal lagi."
"Ada apa lagi?"
"Kau bisa ganti baju maid-mu jadi baju kasual."
Menuruti perkataan Kaela, Zeta mengganti bajunya dan kemudian datang ke tempat kerja Kaela. Saat masuk, Kaela masih sibuk dengan pekerjaan menempanya.
"Kau memanggilku?" tanya Zeta.
"Oh, kau sudah datang?" Kaela menghentikan pekerjaannya dan melihat ke arah Zeta. "Hmm? Aku memang suruh ganti baju, tapi tidak kusangka memakai baju Agent-mu."
"Tidak boleh? Aku hanya rindu mengenakannya saja."
"Ya terserah, sih. Ngomong-ngomong, bisa tolong belikan sesuatu yang ada di kertas catatan itu? Aku sudah menulisnya, uang dan dompetnya juga ada di sana."
Zeta mengambil sebuah dompet dan kertas catatan. Isinya catatan belanja bahan-bahan untuk menempa dan beberapa peralatan yang bisa dengan mudah ditemukan di toko-toko bangunan.
"Apa kau buru-buru memerlukan semua ini?"
"Tidak juga, kau boleh jalan-jalan dulu. Kembaliannya juga boleh dihabiskan sesukamu."
Karena penasaran, Zeta melihat isi dompet yang diberikan oleh Kaela dan di dalamnya terdapat uang 100 ribu rupiah lebih dari dua puluh lembar.
"Aku cuma nanya aja, sih. Tapi kira-kira berapa harga semua belanjaanmu ini?"
"Hmm, kalau aku hitung-hitung ...." Kaela berpikir sebentar. "Sekitar 90 ribuan, mungkin?"
"Kembaliannya terlalu banyak, woi! Untuk apa uang sebanyak ini?"
"Tidak usah memikirkan detail-detail kecil, sekali-kali memanjakan diri sendiri bukanlah hal yang buruk, kan?"
Zeta berhenti berdebat dengan Kaela. Ia berpikir tidak ada gunanya berdebat dengannya tentang menghemat uang, makanya ia cuma menghela nafas dan segera pergi dari sini.
Kaela tersenyum melihat Zeta yang pergi tanpa kata-kata. "Hati-hati di jalan!" Lalu melanjutkan pekerjaannya.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-Kosan HoloID : Season 2
Fanfiction(Slow Update) Fanfic yang (lagi-lagi) menceritakan tentang kehidupan sehari-hari dari member Hololive ID gen 1, gen 2, dan gen 3