Suara Emas Di Gedung Kosong

432 47 9
                                    

"Fyuuh ... tadi itu hampir saja," ucap Risu lega.

Yak. Kita kembali ke Risu. Anak satu ini ngacir entah kemana setelah dia bilang kalau dirinya kebelet pipis. Meskipun tidak bisa menyalahkan Risu sepenuhnya, tapi tetap saja akibat perilakunya membuat mereka bertiga sekarang tersesat.

Risu keluar dengan wajah lega dari toilet umum yang ia temukan di salah satu taman acak di komplek perumahan dekat dengan area street food yang dia dan teman-temannya lewati sebelumnya.

"Tunggu sebentar ... ini ada di mana?"

Tapi setelah urusannya selesai, wajah lega tadi langsung berubah menjadi ekspresi bingung karena ia baru sadar kalau dirinya berada pada tempat yang tidak ia kenali.

Risu menengok ke kanan dan kiri mencoba mencari suatu tanda atau tempat yang ia kenal supaya bisa membantunya dalam mengetahui keberadaannya sekarang.

Tapi percuma, ia tidak tahu dirinya sekarang berada. Perhatiannya sebelumnya terlalu lurus dan fokus dalam mencari toilet secepat mungkin, yang membuat Risu tidak memperhatikan sekitarnya.

Untuk saat ini, ia masih bisa tenang. Karena meskipun dirinya tidak tahu tempat, masih ada HP miliknya dan di dalamnya juga terdapat peta menuju ke lokasi kantor Hololive. Risu terus meraba kantong bajunya, lalu kantong jaketnya, sampai ke topinya.

"Eh?"

Dia tidak bisa merasakan keberadaan HP miliknya. Risu mencoba merabanya sekali lagi bahkan sampai ke ekornya-- siapa tahu nyangkut di sana, tapi tetap tidak bisa menemukannya. Baru wajah tenang yang sebelumnya terpampang di wajah Risu kini buyar.

"Tidak ada! Tidak ada! Tidak ada! Kenapa bisa tidak ada?!" Risu mencoba memeriksa dan meraba setiap pakaiannya sekali lagi sambil berharap ada keajaiban, tapi itu tetap tidak merubah apapun.

"Ba-bagaimana bisa?"

Risu mencoba mengingat-ingat lagi beberapa saat ke belakang dan otaknya langsung menemukan sesuatu. Pada saat masih di taksi, dia dengan semangatnya melihat keluar jendela mobil sambil memandangi pemandangan dan menaruh HPnya di samping tempat duduknya. Seingatnya, itu adalah terakhir kalinya ia melihat HPnya.

"Itu berarti ... HP AKU KETINGGALAN DI TAKSI!!!"

"Hei, nee-chan!"

"Eh?"

Risu tidak sadar kalau dirinya berteriak di tempat umum, terlebih lagi sebuah taman yang ramai dengan orang. Pemikirannya baru kembali jernih setelah seorang anak kecil memanggilnya.

"Apa nee-chan baik-baik saja?"

Anak kecil itu hanya setinggi perut Risu, mungkin umurnya antara tujuh atau delapan tahun. Rambutnya hitam dengan kuncir kepang dua yang panjangnya melewati pundak. Gadis kecil itu memandangi Risu dengan tatapan bingung.

Dan tatapan gadis kecil itu semakin bingung ketika Risu malah tersenyum serta kegirangan. Dan tiba-tiba malah memeluknya.

"Uwaah! Aku bisa mengerti kata-katamu!"

Benar. Gadis kecil tadi menggunakan bahasa Jepang dan bagi Risu yang seorang otaku, mengerti bahasa Jepang tanpa melihat subtitle adalah sebuah pencapaian yang harus diapresiasi. Tapi sayangnya untuk saat ini, hanya dia yang berpikiran polos seperti itu.

Gadis kecil tadi tiba-tiba menangis keras yang semakin mengundang perhatian orang-orang di taman. Padahal Risu berani bersumpah kalau ia tidak memeluknya terlalu keras atau bahkan menekannya. Tapi orang-orang tidak peduli, yang mereka ketahui adalah Risu membuat seorang gadis kecil menangis.

"Apa yang kau lakukan kepada anakku?!"

Seorang wanita dengan seragam kantoran kemudian datang dan mendorong Risu, membuatnya melepas paksa gadis kecil itu dari pelukannya.

Kos-Kosan HoloID : Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang