Persiapan Pertunjukan Drama

414 44 21
                                    

“Pertunjukan seni drama?” ucap mereka bersamaan.

“Yap. Betul sekali.”

Wajah sembilan gadis bingung. Tidak ada yang mengerti maksud tiba-tiba Alam bilang seperti itu. Jangankan mereka, bahkan pembaca pun tidak tahu konteks yang dimaksud oleh Alam.

Oleh karena itu, mari kita kembali ke beberapa saat lalu.

**

Alam baru saja pulang dari kampus ketika ia secara tidak sengaja bertemu dengan Pak RT. Awalnya hanya obrolan basa-basi biasa, tapi Pak RT tiba-tiba teringat kepada suatu hal.

“Oh iya, Nak Alam. Apa saya bisa meminta tolong padamu?”

“Minta tolong seperti apa ya, Pak?”

“Para lansia dan anak-anak tiba-tiba menginginkan suatu hiburan di komplek perumahan ini. Sesuatu yang bisa ditonton bersama-sama oleh mereka.”

“Kenapa tiba-tiba begitu, Pak?”

“Akhir-akhir ini keadaannya semakin kacau. Banyak kejadian aneh yang membuat para warga ketakutan tinggal di tempat ini, rumor soal keangkeran beberapa tempat di blok ini juga semakin meluas.”

Mendengar hal itu, Alam hanya bisa terdiam. Dalam hatinya yang terdalam, ia ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada para warga.

Dirinya tahu kalau keberadaan Moona dan yang lainnya pasti menjadi penyebab utama keanehan di sekitar sini. Belum lagi kejahilan Kunti-chan yang tidak bisa ia kontrol.

“Maaf ....” Alam bergumam kecil.

“Nak Alam bilang sesuatu?”

“Tidak, kok! Sama sekali tidak!” Alam langsung mengelak, tapi itu berarti ia juga harus membantu Pak RT memikirkan masalahnya. “Hmm? Sesuatu yang bisa ditonton bersama-sama, ya?”

“Apa ada sesuatu yang terpikirkan?”

Jika ditanya begitu, sebenarnya Alam sedikit bingung. Teknologi sebenarnya sudah cukup canggih dan dengan pergi ke bioskop saja masalah ini pasti selesai.

Tapi ....

Alam melihat ke wajah Pak RT. Ia juga merasa bersalah padanya dan para warga yang sudah dia — atau lebih tepatnya para penghuni kos-nya — repotkan, oleh karena itu Alam akan membuat mereka meminta maaf dengan sebuah pertunjukan.

Pertunjukan? Itu dia! Otak Alam baru saja memikirkan sebuah ide yang brilian. Dia tertawa sendiri menyadari betapa jenius kepalanya, tapi malah dianggap aneh oleh Pak RT.

“Nak Alam? Sehat?” tanya Pak RT. Mengkhawatirkan Alam yang tertawa sendiri.

“Eh? Ngomong-ngomong, saya punya ide yang bisa dicoba.”

“Benarkah? Kalau boleh tahu ide seperti apa?”

**

Begitulah ceritanya Alam dengan wajah penuh ambisi membuat bingung sembilan gadis dengan pernyataan kalau akan diadakan pertunjukan drama.

“Jadi, mau cerita drama yang seperti apa?” tanya Moona.

“Aku masih belum tahu jelasnya, tapi aku sudah punya sedikit bayangan.”

Alam menjelaskan konsep cerita yang ia miliki. Tentang seorang putri dan pangeran di sebuah kerajaan, tapi sang putri tidak ingin dijodohkan oleh pangeran tersebut. Sang putri pun kabur dari rumah ke tempat yang jauh, di sana ia bertemu dengan orang-orang baru yang membuatnya tidak ingin kembali ke kerajaan.

“Oh! Sepertinya bagus, nih! Nanti sang putri bakal dijemput paksa ayahnya, kan?” ucap Risu menambahkan ide.

“Boleh, tuh! nanti setelah itu sang putri kembali kabur beberapa detik sebelum upacara pernikahan sambil memakai gaun pengantin.” Moona juga tidak mau kalah.

Kos-Kosan HoloID : Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang