Setelah sebuah pohon tumbang menghalangi jalan pulang mereka, Alam dan para gadis bertemu dengan seorang wanita tua yang menyuruh mereka untuk bermalam di sebuah mansion.
Mansion yang berada tak jauh dari jalan utama, tapi jalan setapak yang harus mereka lalui cukup menyulitkan karena ditutupi oleh pepohonan rindang dan semak-semak, seakan tidak pernah diurus selama bertahun-tahun.
Setelah mempersilahkan mereka masuk, wanita tua tadi langsung pergi kembali menelusuri jalan setapak sebelumnya.
"Apa kau yakin ini baik-baik saja?" tanya Kaela.
"Entahlah, tapi sekarang sudah malam dan tidak ada lampu jalan, kita juga bisa bermalam di mansion besar, jadi ini adalah win-win solution," ucap Alam santai.
"Alam, aku takut."
Risu memegang baju bagian belakang Alam dan berjalan menempel padanya. Tapi jika diperhatikan lebih teliti lagi, tempat ini memang terlalu aneh. Jalan setapak yang tak terurus, tapi dinding mansion ini bersih tanpa debu sedikitpun.
Menyadari hal itu, Alam menelan ludah keringnya dan membuang rasa takutnya jauh-jauh supaya keadaan bisa dikendalikan. Dia yang awalnya sama sekali tidak takut dengan hal mistis karena tidak percaya, setelah bertemu Moona dan kawan-kawan membuatnya menjadi percaya.
"T-tidak perlu khawatir! Ada aku di sini yang menjagamu."
"Alam!" Dan Risu merasa lebih tenang karenanya.
Akhirnya mereka pun masuk ke dalam mansion. Di dalam, hal pertama yang mereka lihat setelah masuk adalah ruang tamu dengan meja panjang dan belasan kursi berjejer rapi. Lemari kaca penuh dengan aksesoris dan pajangan macam piring kaca dan guci seakan membawa mereka berwisata ke masa lalu.
"Benar-benar terurus dengan baik," gumam Anya.
"Bahkan listriknya masih ada." Zeta menyalakan lampu ruang tamu dan chandelier kaca menyala dengan indah.
Sementara Alam memeriksa rak buku besar yang memiliki banyak buku berjejer rapi sesuai warna. Ia mengambil salah satunya dan mengecek isinya.
'Pemilik Mansion yang tak pernah mati. Sekalipun kau membunuhnya, ia akan tetap bisa hidup lagi.'
Alam tidak terlalu mengerti dengan isi bukunya. Terlebih, ada tulisan kecil yang menyatakan kalau pemilik mansion itu tidak berada di universe ini. Jadi dia segera mengembalikan bukunya.
Sementara Iofi dan Ollie juga berkeliling di sekitar untuk melihat-lihat. Mansion ini benar-benar besar dan rapi, meskipun masih kalah dengan level mansion milik Kaela, tapi tetap saja ini adalah mansion yang hanya bisa dimiliki oleh seorang sultan.
Terus melihat-lihat, Iofi bahkan mendekatkan kepalanya dengan lemari kaca sambil terus bergeser memperhatikan foto-foto serta pajangan yang ada di sana. Sampai pada ujung lemari kaca, yang ia lihat bukan lagi pajangan, melainkan kepala orang.
"Hiikh!"
"Iofi, ada apa?!"
Semuanya langsung menghampiri Iofi ketika dia berteriak keras. Ia terjatuh dan sambil gemetaran menunjuk ke kepala yang ia lihat sebelumnya. "A-ada kepala ...," ucap Iofi dengan wajah yang pucat.
Tapi ternyata kepala itu memiliki tubuh -- hanya tertutup oleh salah satu meja sehingga Iofi tadi cuma bisa melihat kepalanya saja. Dia adalah seorang laki-laki dewasa, memakai topi kupluk, membawa senter, dan sarung mengalungi pundaknya.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanyanya.
"Kami disuruh seorang wanita tua untuk menginap di sini karena mobil kami rusak," jelas Alam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-Kosan HoloID : Season 2
Fanfiction(Slow Update) Fanfic yang (lagi-lagi) menceritakan tentang kehidupan sehari-hari dari member Hololive ID gen 1, gen 2, dan gen 3