Moona baru saja selesai mandi malam dan keluar dari kamar mandi, masih mengeringkan rambutnya dengan handuk.
Mandi malam adalah hal yang biasa ia lakukan setelah beraktivitas sepanjang hari. Karena selain membersihkan, itu juga membuat tubuhnya merasa lebih rileks dan tidurnya juga jadi lebih nyenyak.
Saat sedang ingin mengambil pajamas di lemari baju, tanpa sengaja ia menyenggol meja PC tempat ia biasa melakukan streaming dan membuat laci meja terbuka sedikit. Lalu Moona sedikit terkejut dengan apa yang mengintip dari dalam.
"Ini ...."
Itu adalah sebuah pistol kaliber 9mm yang sebelumnya adalah milik Zeta ketika dirinya masih seorang Agent rahasia.
Moona mengambil dan memegangnya dengan penasaran. Pistol itu mengingatkan Moona dengan apa yang Zeta katakan sebelumnya saat pertarungan satu melawan satu di Magical Forest.
"Ada kemungkinan kalau ingatanmu menjadi kacau karena dirasuki sesuatu. Dan jika kau ingin mengetahuinya, kau bisa menggunakan itu."
Ucapan Zeta saat itu selalu terngiang-ngiang di kepala Moona sejak lama. Karena mau bagaimanapun, ia juga penasaran dengan sosok dirinya di masa lalu. Ingatan yang ia miliki kini masih samar-samar dan tidak jelas.
Sedikit dari ingatan masa lalu yang dimiliki Moona sebelum jatuh di depan kos-kosan Alam adalah penglihatan debu kosmik galaksi yang begitu indah dengan latar gelap dari luasnya alam semesta, lalu ada juga bagian planet bumi yang hanya terlihat setengahnya karena disinari matahari.
Hanya itu.
Ia tidak memiliki ingatan tentang orang lain. Entah itu keluarga, teman, atau yang lainnya. Bahkan Moona tidak yakin kalau ada seorang pun yang mampu datang ke bulan.
Jadi karena alasan itu, tangannya mengangkat pistol dengan peluru khusus sejajar dengan pelipis dan menempelkan ujung pistol di kepala bagian samping. Jari Moona juga sudah menyentuh pelatuknya dan hanya dengan sedikit tekanan saja, pistol itu akan menembak kepala Moona.
Tapi tiba-tiba napas Moona berubah menjadi berat.
Padahal dirinya tahu kalau sebuah peluru pistol tidak akan bisa membunuhnya, tapi bayangan kejadian tak diinginkan yang diciptakan kepalanya membuat jari Moona menjadi kaku.
'Apa yang terjadi kalau pistol itu lebih efektif dari bayangannya?'
'Bagaimana kalau misalnya memang benar, ada sesuatu di dalam tubuhnya, lalu sesuatu itu akan lepas kendali dan membahayakan teman-temannya?'
'Bagaimana ... kalau ia menyakiti orang yang ia sayangi?'
Berbagai pertanyaan dan pikiran buruk memenuhi kepala Moona saat ini, membuatnya ragu untuk menembak kepalanya sendiri padahal sebelumnya sangat berambisi.
Karena setelah ia pikirkan lagi, sekarang dirinya memiliki teman. Ia memiliki seseorang untuk dikhawatirkan, dilindungi. Sebuah tindakan ceroboh mungkin saja akan membuat teman-temannya dalam bahaya.
Oleh karena itu, dalam kebimbangan yang Moona rasakan saat ini, sebuah suara kecil dapat berdampak besar dan mengagetkannya. Salah satunya adalah suara ketukan pintu.
"??!!"
"Moona, kau masih bangun? Aku ada stream tengah malam nanti, apa kamu punya cemilan?" Orang yang mengetuk ternyata adalah Iofi.
"I-Iofi ...?"
"Iya, ini aku."
Moona kemudian menjauhkan pistol itu dari kepalanya dan menaruhnya kembali ke laci meja. Ia memutuskan untuk menunda hal itu. "Aku akan segera datang!" Jadi dia segera mengenakan baju pajama-nya dan mengambil beberapa cemilan, setelah itu menghampiri Iofi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-Kosan HoloID : Season 2
Fanfiction(Slow Update) Fanfic yang (lagi-lagi) menceritakan tentang kehidupan sehari-hari dari member Hololive ID gen 1, gen 2, dan gen 3