Mereka berempat akhirnya menemukan taksi dan langsung masuk ke dalam. Risu, Iofi, Moona dan di belakang, sementara Alam di sebelah supir. Koper-koper mereka semua ada di bagasi belakang.
"Hei Alam, memangnya kau tahu letak kantornya di mana?" tanya Iofi.
"M-chan sudah memberikan lokasinya kepadaku, bukankah dia sudah membagikannya kepada kalian semua? Aku baru saja bilang loh tadi."
"Benarkah? Ya, sudahlah."
"Sebenarnya kau ini enggak niat mau konser atau cuma rada pikun doang, sih?" tanya Alam datar.
Dan akhirnya taksi mereka jalan. Dengan bahasa Jepang Alam yang pas-pasan ditambah berbagai campuran bahasa antara Indonesia dan Inggris membuat sang supir bingung, tapi saat Iofi yang berbicara, sang supir pun langsung mengerti.
"Kenapa tidak dari tadi?"
"Aku senang melihat kamu kesusahan, jadi aku biarkan saja untuk sesaat. Tapi kelihatannya, kita tidak akan sampai kalau aku tidak membantu." Iofi memberikan sebuah seringai karena puas melihat Alam kesusahan.
"Kau punya hobi yang aneh, Oujo-sama."
Di perjalanan, semuanya sibuk mengagumi hal-hal yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya. Seperti billboard yang berjejer menempel rapi di gedung-gedung dan menampilkan berbagai macam karakter anime dan game yang bahkan Risu sebagai otaku tidak tahu.
"Wah! Alam, Alam! Itu dari anime apa?! Aku belum pernah melihatnya sebelumnya!"
"Hm?"
Alam melihat ke arah billboard. Terdapat beberapa karakter anime dengan kostum gadis penyihir yang membawa tongkat sihir. Awalnya Alam berpikir kalau itu adalah anime gadis penyihir yang biasa ia tonton dulu saat di TV, tapi sepertinya berbeda.
"Hanya sebuah anime mahou shoujo biasa. Waktu awal debut kau juga melakukan perubahan seperti gadis penyihir itu, kan?"
"Oh! Benar juga! Kapan-kapan aku mau nonton, ah."
Mendengarnya, Alam hanya bisa terkekeh. Anime mahou shoujo sekarang sudah berbeda dari era dulu yang bisa dinikmati oleh semua kalangan umur.
Alur ceritanya sekarang terkesan lebih berat, gelap, dan berlumuran darah. Meskipun masih memakai karakter-karakter imut.
Dia jadi ingat pernah menonton salah satu anime gadis penyihir. Beberapa episode awal memang seperti anime gadis penyihir pada umumnya, tapi lama kelamaan ceritanya melebar dan meregang kemana-mana sampai sang karakter utama bisa melewati ruang waktu dan pada akhirnya menjadi seorang dewa.
Alam pun berpikir kalau ia kini sudah tidak terlalu tertarik dengan anime, kehidupan dunia nyatanya sekarang sudah terlalu merepotkan dengan kehadiran para penghuni kos-kosan ini. Sehingga dia sedikit sekali memiliki waktu istirahat.
Dan ia juga berharap di dalam hatinya supaya tidak akan bertemu lagi makhluk-makhluk aneh lagi di masa depan. Contohnya, seperti penjelajah waktu atau semacamnya.
Beberapa saat setelah taksi terus bergerak, mereka sudah melewati kawasan gedung perkantoran yang penuh billboard sebelumnya. Kini mereka berada pada area street food.
Di kanan kiri trotoar terdapat ramai orang yang mengantri masuk ke sebuah kedai makanan dan bahkan restoran. Ramai juga pejalan kaki membuat kendaraan mereka melambat, tapi itu bukanlah masalah besar bagi mereka.
Alam melihat ke belakang dari kaca mobil tengah. Moona yang sedang duduk dengan tenang, berbeda dengan kedua temannya yang sama-sama menempelkan wajah mereka ke kaca mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-Kosan HoloID : Season 2
Fanfiction(Slow Update) Fanfic yang (lagi-lagi) menceritakan tentang kehidupan sehari-hari dari member Hololive ID gen 1, gen 2, dan gen 3