“Di suatu masa, terdapat sebuah kerajaan yang makmur dan indah. Mereka hidup dalam damai dan kebahagiaan. Raja memimpin dengan adil dan bijaksana. Sang raja juga memiliki seorang putri, yang biasa dipanggil Alice ....”
Tirai merah panggung kemudian dibuka, menampilkan Zeta dengan gaun kerajaan dan background kamar kerajaan.
Orang yang menjadi narator adalah Moona. Sangat disayangkan memang, potensi Moona terlalu besar sampai tidak mendapat peran penting di drama ini. Tapi beginilah apa yang dikatakan oleh hasil gacha mereka sebelumnya.
“Putri Alice saat ini sedang bosan, ia memikirkan apa yang akan dilakukan pada hari yang cerah ini.” Moona kembali bernarasi.
Zeta —atau selanjutnya akan kita panggil Alice— memangku wajahnya bosan. Bola matanya berputar karena kehidupan di kerajaan terasa sangat membosankan. Jadi Alice bangun dari kursi dan berputar-putar bingung di kamarnya.
“Huh! Kehidupan ku sangat membosankan! Apa tidak ada yang bisa aku lakukan untuk menghilangkan kebosanan ini?!”
Moona bernarasi. Putri Alice dari hatinya yang paling dalam kemudian berdoa, ia ingin mendapatkan pengalaman yang menyenangkan dan menegangkan dalam hidupnya. Meskipun hanya sekali.
Setelah Alice selesai mengaitkan tangannya sehabis berdoa, ia pun memilih untuk kembali ke kasur untuk tidur. Tirai tertutup dan beberapa detik kemudian terbuka menjadi suasana malam di kamar Alice.
“Putri Alice sudah bersiap untuk tidur, tapi ketika dia sudah ingin terlelap, tiba-tiba muncul cahaya menyilaukan dari dalam kamarnya yang membuat Putri Alice terkejut dan ketakutan.”
Cahaya keunguan misterius benar-benar muncul di tengah panggung dan setelah meredup, muncul satu orang dengan gaun biru muda, sayap peri, dan tongkat sihir berbentuk ‘love’ di tangannya. Itu adalah Kobo yang berperan sebagai ibu peri. Kakinya juga tidak menapak panggung sekarang karena dirinya terbang sungguhan berkat sesuatu.
“Woah!” Para penonton juga nampak kagum. Mereka tidak menyangka kalau efek yang ditampilkan bisa sebegitu nyata.
Sementara Alam di pinggir panggung hanya bisa tepok jidat, ia tahu dari mana asalnya cahaya keunguan dan kenapa Kobo bisa terbang. Karena orang yang melakukannya literally ada di samping Alam.
Lanjut ke cerita.
“Si-Siapa kau?!” tanya Putri Alice. Ketakutan di tempat tidurnya, menarik selimut sampai menutupi hidungnya.
“Aku adalah Ibu Peri. Tidak perlu khawatir, Alice sayangku. Aku datang ke sini untuk membantu menghilangkan kebosanan mu.”
“Ibu peri? Aku pernah dengar itu, tapi tidak menyangka kalau kau benar-benar nyata!”
“Kami nyata, Alice. Bahkan Dewi Bulan, Alien, dan Zombie pun nyata di dunia kita. Ngomong-ngomong, kau bisa menghilangkan kebosanan mu dengan pergi ke bukit belakang istana, di sana ada sebuah pohon tua dan lubang di bawah pohon tersebut.”
“Aku mengerti. Terima kasih, Ibu Peri.”
Putri Alice merasa senang. Ia sadar kalau keberadaan Ibu Peri akan membuat kebosanan yang ia rasakan selama ini akan menghilang, ia yakin akan hal itu. Jadi dengan perasaan semangat di keesokan harinya, Putri Alice pun pergi ke pohon tua di belakang istana.
Lampu mati dan kemudian hidup lagi, kini menampilkan latar bukit dan langit biru dengan istana kerajaan di kejauhan. Dan tidak lupa juga sebuah pohon tua besar, yang diperankan oleh Alam.
Anak-anak dan orang tua cekikikan ketika tahu kalau Alam yang menjadi pohon. Membuat Alam malu, ia tidak menyangka kalau menjadi pohon bakal se-memalukan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-Kosan HoloID : Season 2
Fanfiction(Slow Update) Fanfic yang (lagi-lagi) menceritakan tentang kehidupan sehari-hari dari member Hololive ID gen 1, gen 2, dan gen 3