22. BOS MAFIA

33.5K 1.3K 80
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap part-nya🧡

° ° ° ° °

Seorang wanita dengan pakain crop top dan celana jeans panjang sambil membawa kotak bekal berisi makanan itu, kini tengah melangkah memasuki gedung tinggi nan besar.

Berbagai pekerja dengan pakaian rapi dan membawa berkas di tangannya itu menyapa kedatangannya dan tersenyum ramah kepadanya, namun ada juga yang menatapnya dengan tatapan tidak suka atau sinis kepadanya, seperti wanita di hadapannya saat ini.

Zelina mengenalnya, wanita itu adalah sekretaris Bara yang dulu pernah ia temui di ruang kerja Bara. Rupanya masih sama seperti dulu, berpakaian ketat dengan kancing atas yang sengaja dia buka, seolah untuk menggoda pria lain yang sedang bekerja di sini. Apakah Bara pernah tergoda dengannya? pikir Zelina.

"Apakah Tuan Bara sedang sibuk?" tanya Zelina kepada wanita yang menjabat sebagai resepsionis. "Aku ingin bertemu dengannya," lanjutnya.

"Apa kau sudah membuat janji dengan Tuan Bara?" Itu bukan suara sang resepsionis, melainkan pertanyaan Bella untuknya.

Wanita itu menoleh, lalu menggeleng pelan.

"Jika ingin bertemu dengan Bara, maka kau harus membuat janji terlebih dahulu kepadanya."

Wanita itu diam, lalu menatap sang resepsionis yang mengangguk membenarkan. Yang di katakan Bella memanglah benar. Jika ingin bertemu dengan Bara, maka kita harus membuat janji terlebih dahulu, namun sialnya, Zelina belum membuat janji kepada pria itu. Karena kedatangannya ke sini adalah untuk memberi surprise kepada pria itu.

"Terima kasih, kalau begitu, aku akan menunggunya saja di sana," ucap Zelina, yang setelah itu melangkah duduk di sebuah sofa yang mungkin sudah di sediakan untuk menerima tamu.

"Apa kau kekasih Bara?"

Zelina memutar bola matanya malas. Mendengar suaranya saja sudah jelas ia tahu siapa pemilik suara itu. Kenapa wanita itu mengikutinya? Dengan menahan rasa kesal, Zelina mencoba untuk menatap wanita itu.

"Memangnya kenapa?" tanya Zelina ketus.

Wanita itu berdecih, lalu mendudukan tubuhnya di samping Zelina. "Apa kau tahu? aku pernah makan berdua dengan Bara," ucapnya tersenyum remeh.

Wanita itu terkekeh pelan. "Hanya makan saja? aku pun juga pernah," balas Zelina tak mau kalah.

Mendengar itu, Bella sedikit kesal, namun ia tetap mencoba untuk tenang.

"Tak hanya itu, bahkan aku pernah pergi berdua dengannya, dan.." menjeda ucapannya sebentar, wanita itu mendekatkan bibirnya ke telinga Zelina. "Berciuman dengannya."

Zelina yang mendengar itu cukup kesal, ia menahan emosinya yang hampir meledak. Bukan karena ucapan wanita itu yang berciuman dengan Bara, melainkan wanita itu yang menempel pada tubuhnya. Ia tidak mau orang-orang di sekitarnya berpikiran jika dirinya dan Bella adalah seorang lesbian.

Melihat Zelina yang kesal, Bella tersenyum penuh kemenangan, bahkan wanita itu semakin gencar untuk membuat wanita itu menjadi lebih kesal.

"Apa kau mengenal Belva?" Zelina diam, tentu saja wanita itu mengenalnya.

"Jika kau kekasih Bara, seharusnya kau tahu siapa itu Belva," kata Bella.

Lagi-lagi Zelina hanya diam, enggan untuk membalas ucapan Bella. Zelina cukup muak dengan wanita di sampingnya.

"Kau sungguh tidak mengenalnya?" Wanita itu terkekeh pelan.

"Atau mungkin Bara tidak memperkenalkanmu kepadanya? Ah, astaga, jadi hanya aku yang hanya di perkenalkan Bara kepadanya?"

BOS MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang