Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap part-nya🧡° ° ° ° °
Setelah kembali dari mansion Carlos, kini Bara lebih banyak diam di dalam mobil, membuat Zelina merasa canggung ingin memulai percakapan. Apakah Bara sedang marah kepadanya? itu lah isi otak Zelina yang ia pikirkan sedari tadi. Tapi mengapa? Kenapa Bara marah kepadanya? apakah Bara marah karena ia bertemu dengan Carlos tanpa sepengetahuannya? Ah, entahlah, ia merasa bingung saat ini.
Wanita itu melirik Bara yang berada di sampingnya. Terlihat pria itu yang hanya diam saja menatap jalanan dari jendela mobil. Zelina benar-benar merasa bosan. Ingin memulai percakapan, tapi sudah terlanjur gengsi. Hingga mereka tiba di mansion Bara, pria itu bahkan masih diam saja walaupun tangannya kini sudah menggenggam erat pergelangan tangan Zelina untuk masuk ke dalam mansion.
"Boma," panggil Zelina ketika mereka sudah masuk ke dalam kamarnya.
"Hm?" sahut Bara tanpa mau menatap Zelina, pria itu sibuk melepas jas hitamnya, lalu menggulung kemeja putihnya hingga sebatas siku tangannya.
Mencoba untuk membuang rasa gengsinya, wanita itu percaya diri melangkah mendekati Bara, lalu tangannya bergerak untuk memeluk tubuh pria itu dari belakang. "Apa kau sedang marah kepadaku?" Bara hanya diam.
"Bomaaaaa, jawab pertanyaanku, apa kau sedang marah kepadaku?" tanyanya sekali lagi, kali ini dengan nada sedikit manja.
"Lepas." Satu kata yang keluar dari bibir Bara membuat wanita itu menggeleng kuat.
"Lepas, Zelina." Lagi-lagi Zelina menggeleng, pelukannya semakin ia eratkan membuat sang empu menahan rasa sesak.
"Apa kau ingin membunuhku? aku merasa sesak napas karena pelukanmu yang terlalu kencang, Zelina," ucap Bara sambil melepas paksa tangan Zelina dari pinggangnya.
Menyadari hal itu, Zelina segera mengambil air putih yang berada di atas nakas, lalu memberikannya kepada Bara.
"Maaf, sungguh, aku tidak sengaja!" ucap Zelina takut.
Bara menghela napas pelan, lalu meletakkan gelas kaca itu di atas meja, yang setelah itu menghampiri Zelina kembali. Wanita itu terlihat sedang menunduk sambil mempoutkan bibirnya. Sangat menggemaskan.
"Untuk apa kau menemui Carlos?" tanya Bara bersedekap dada, tak lupa mata tajam dan wajah datarnya yang sudah menjadi ciri khas seorang Bara.
"Aku hanya ingin berbicara dengannya saja," jawab Zelina sambil menatap Bara.
"Berbicara tentang hal apa?"
"Em.. itu."
"Itu apa?"
"Ya itu."
"Itu apa Zelina?" geram Bara karena wanita itu tak kunjung memberitahu dengan jelas.
"Aku tidak ingin Carlos salah paham dan menyimpan dendam kepadamu terlalu lama. Kau tidak bersalah, jadi Carlos tak seharusnya terus-menerus dendam kepadamu. Aku tahu dia pria yang baik, jadi aku memberi pengertian kepadanya, aku mengatakannya jika kau bukan seorang pembunuh." Mendengar penjelasan Zelina, pria itu tahu ke mana arah pembicaraan wanita di hadapannya.
"Yang memiliki masalah dengan Carlos itu aku, bukan kau, jadi kau tak perlu memberi pengertian kepadanya. Apa kau tidak sadar jika pria itu yang telah menculikmu, hm?"
"Aku hanya ingin kau dan dia berdamai lagi seperti dulu. Bukankah Carlos itu teman baikmu?" Melihat raut wajah Bara yang tanpa ekspresi, wanita itu memilih untuk menunduk. "Maaf, aku janji tidak akan bertemu dengan Carlos lagi."

KAMU SEDANG MEMBACA
BOS MAFIA
Подростковая литература[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] ⚠️DON'T COPY MY STORY PLEASE⚠️ ✧ Happy Reading Everyone ✧ [ Walaupun BOS MAFIA sudah selesai, tapi aku masih berharap ada notif masuk dari pembaca baru😆 ] • • • Kisah seorang gadis yang...