Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap part-nya🧡° ° ° ° °
CEKLEK!
"Astaga!"
"Haish. Apa kau tidak bisa mengetuk pintu terlebih dahulu?" tanya Ronald, kesal. Bagaimana tidak? Anaknya itu tiba-tiba saja masuk ke dalam kamar ketika Ronald hendak tidur. Untung saja jantungnya baik-baik saja.
"Memangnya kenapa? Ini kan mansionku sendiri," jawab Bara tak merasa bersalah.
"Cih, baru punya mansion saja sombong sekali," cibir Ronald. "Ada apa kau kemari?" tanyanya.
"Aku ingin bertanya."
"Aku sedang tidak open sesi tanya menjawab," balas Ronald.
"Dad, serius!"
"Ck, katakan."
"Apa kau serius, dulu membuat janji dengan Ayah Zelina untuk menjodohkanku dengannya?" tanya Bara yang kini mulai duduk di sofa.
Ronald mengangguk yakin. "Benar. Dulu, aku bersahabat dengannya sudah hampir lima belas tahun. Dan dulu, sebelum kita menikah, kita pernah membicarakan soal perjodohan ini. Jika nanti anak kita berbeda gender, maka kita sepakat untuk menjodohkannya. Dan, jika anak kita sesama gender, maka kita.. tetap akan menjodohkannya."
Mata Bara melotot terkejut ketika mendengar kalimat terakhir Ronald. "DAD, ARE YOU CRAZY?!"
Bagaimana bisa pemikiran mereka sampai kesana? Jika ibu Zelina melahirkan anak seorang pria, apa mungkin Daddynya itu akan tetap melanjutkan perjodohan itu? Ah, itu sangat gila. Ayolah, Bara itu masih suka lubang, bukan batang.
"Just kidding, serius sekali kau ini. Kalau aku menjodohkanmu dengan seorang pria, maka aku dan Mommymu tidak akan memiliki seorang cucu," kata Ronald.
Apa aku boleh membunuh Daddyku sendiri? kenapa dia sangat menyebalkan sekali?
Bara menatap Ronald dengan tatapan datarnya, Daddynya itu masih sama seperti dulu, sering bercanda di saat dia sedang serius seperti ini.
"Apa kau bisa serius Dad?"
"Baiklah-baiklah," ucap Ronald mulai serius. "Awalnya Daddy ingin menyerah untuk mencari sahabat Daddy, karena sudah beberapa tahun Daddy tidak menemukannya. Tapi, justru kau yang bertemu dengan anaknya dan bahkan melamarnya tanpa memberitahu Daddy dan Mommymu, cih."
"Memangnya kenapa? yang penting kan belum menikah," kata Bara santai.
"Percuma Daddy menyuruhmu ke Paris untuk kuliah, jika otakmu sampai sekarang tidak di gunakan. Apa kau sudah tidak membutuhkan kami?"
"Jelas!"
"APA KATAMU?" tanya Ronald melotot, menatap Bara.
"Jelas aku membutuhkan kalian," lanjut Bara cepat, sebelum Daddynya itu akan mengamuk dan memisahkan dirinya dengan Zelina.
"Kau ini, bikin emosi Daddy, saja. Sudahlah, keluar sana!" Apa-apaan ini? Jelas-jelas Daddynya yang selalu membuat dirinya emosi, tapi kenapa malah dirinya yang di salahkan?
"Tunggu apa lagi? keluar cepat, Daddy ingin beristirahat. Atau kau ingin tidur dengan Daddy lagi?"
"Lebih baik aku tidur bersama Zelina dibandingkan dengan dirimu Dad," ucap Bara yang kini sudah bangkit dari duduknya.
"Sok-sokan menolak, dulu saja kau sering ke kamar Daddy untuk tidur bersama," balas Ronald yang mengingat kembali masa dulu.
"Itu sudah lama sekali Dad!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BOS MAFIA
Teen Fiction[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] ⚠️DON'T COPY MY STORY PLEASE⚠️ ✧ Happy Reading Everyone ✧ [ Walaupun BOS MAFIA sudah selesai, tapi aku masih berharap ada notif masuk dari pembaca baru😆 ] • • • Kisah seorang gadis yang...