38. BOS MAFIA

18K 1K 209
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap part-nya🧡

° ° ° ° °


Sudah hampir 6 bulan Zelina tinggal di mansion Bara, baru kali ini Zelina merasa sangat kecewa dengan pria itu. Jika dia mencintai dirinya, seharusnya dia percaya kepadanya. Tapi kenapa dia lebih percaya dengan seseorang yang telah menukar obatnya itu?

Rasanya muak sekali melihat drama di mansion ini. Zelina sudah tidak bisa menahannya lagi, secepatnya ia akan melakukan sesuatu sebelum masalah ini semakin membahayakan dirinya.

Di halaman belakang dekat kolam renang, Zelina tengah duduk menyendiri sambil memandang ke depan dengan tatapan yang kosong. Bara sudah tidak mengurungnya lagi di dalam kamar, tetapi pria itu juga tetap memperketat penjagaan agar wanita itu tidak kabur dari manison.

Zelina sendiri juga sudah malas. Mau mencari cara lain untuk kabur dari mansion pun juga percuma, tidak akan ada hasilnya. Lebih baik dia diam menyendiri di dalam kamar atau di halaman belakang seperti sekarang.

"Nona?" Zelina menoleh, menatap seorang wanita yang baru saja memanggilnya sambil membawa nampan yang berisi gelas.

Zelina diam sebentar menatap wanita itu, sebelum akhirnya kembali menatap ke depan. "Ada apa?"

"Apa boleh aku duduk di samping nona?" tanya wanita itu meminta izin.

Tanpa ragu Zelina langsung mengizinkannya. Dan setelah meletakan nampan yang berisi teh hangat di gelas kecil itu, wanita tadi pun mendudukan tubuhnya di samping Zelina.

"Ah, nona, perkenalkan, namaku Bianca. Kita sebelumnya sudah pernah berbincang, bukan?" Zelina mencoba untuk mengingat hari itu, dimana pertama kali dia berbicara dengan wanita di sampingnya.

Ya, Zelina mengingatnya. Wanita yang dulu mengatakan kepadanya jika dia mengkhawatirkan dirinya saat di culik oleh Carlos.

"Iya, aku ingat itu," ucap Zelina tanpa mau menatap Bianca.

Wanita itu pun tersenyum senang walaupun Zelina tidak mau menatapnya.

"Em.. nona, apa kau baik-baik saja?" tanya Bianca dengan nada khawatirnya.

"Menurutmu aku bagaimana?" tanya balik Zelina.

"Nona, aku yakin jika kau tidak mungkin melakukan hal itu."

"Aku memang tidak mungkin melakukan hal sebodoh itu."

"Kita berdo'a saja nona, semoga Tuhan cepat-cepat menemukan seseorang yang telah menukar obatmu itu."

"Ya, aku mengharapkan itu secepatnya," ucap Zelina sambil menatap Bianca penuh arti.

Wanita itu mengangguk pelan. Merasa sangat canggung, Bianca pun mengambil segelas teh hangat yang di bawanya tadi, lalu memberikannya kepada Zelina.

"Nona, minumlah, agar hatimu lebih tenang," kata Bianca sambil menyondorkan segelas teh hangat kepada Zelina.

Zelina pun menerimanya dengan ragu. "Terima kasih."

"Sama-sama nona."

Zelina meniup pelan teh hangat itu sebelum meminumnya, saat bibirnya hendak menempel di gelas itu, Zelina kembali menatap Bianca yang tengah tersenyum menatapnya. "Kau tidak meminumnya?"

"Ah, em, i–iya nona, aku juga akan meminumnya." Bianca gelagapan di tempat, wanita itu pun segera mengambil teh yang dibuatnya tadi, lalu meminumnya bersama Zelina.

BOS MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang