32. BOS MAFIA

20.5K 1K 77
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap part-nya🧡

° ° ° ° °

Gelap dan sunyi.

Dua kata yang cukup menggambarkan, bagaimana keadaan tempat di mana Zelina di sekap oleh seseorang. Begitu sadar dari pingsannya, wanita itu menatap bingung ke arah sekelilingnya, dengan tubuh yang terikat dan mulut yang di bekap oleh kain, wanita itu hanya mampu menjerit tanpa suara.

"Sudah bangun rupanya?" Zelina sedikit tersentak, dia pikir di tempat itu hanya ada dirinya saja.

Merasa familiar dengan suara itu, Zelina menoleh, menatap seseorang yang baru saja berbicara kepadanya? Dari arah belakang, tampak seorang gadis tengah melangkah mendekatinya. Zelina menautkan kedua alisnya ketika dia melihat seorang gadis dengan rambut panjang tergurai itu menggunakan masker hitam, begitu dia membukanya, Zelina melotot terkejut menatap gadis di hadapannya.

Jeana?!

"Hai kakak, bagaimana kabarmu?" tanyanya sambil menyeringai tipis.

"Ups! Aku lupa jika mulutmu masih tertutup dengan kain." Jeana pun melepas kain itu dari mulut Zelina.

"Jeana? apa yang kau lakukan pada kakak?"

"Hm? Coba tebak, kira-kira, aku akan melakukan hal apa kepadamu?" tanya balik gadis itu sambil tertawa pelan.

Zelina diam, menatap Jeana dengan bingung. Hingga detik berikutnya, sekitar beberapa meter dari hadapannya, pintu besi yang begitu besar sekali berhasil di buka oleh seseorang, membuat Zelina dan Jeana menoleh secara bersama.

Terlihat seorang wanita dan dua pria bertubuh tegap dengan penampilan seperti preman tengah melangkah mendekati mereka. Zelina tak tahu siapa mereka, karena wajahnya yang tertutup dengan silaunya matahari yang masuk ke celah jendela, membuatnya sedikit kesusahan untuk menatap mereka lebih jelas.

Dan tepat ketika di hadapan Zelina, wanita itu seketika melotot terkejut karena melihat Elina tengah bersedekap dada sambil tersenyum miring.

"Elina?!"

"Hai bitch," sapa Elina. "Apa kau terkejut melihatku di sini? Atau.. kau lebih terkejut karena adik tirimu bisa mengenalku?" tanyanya yang lebih mendekat ke tubuh Zelina.

Wanita itu semakin bingung dengan mereka berdua. Bagaimana bisa, mereka saling mengenal? apa sebelumnya mereka sudah saling mengenal? Ah, entah lah, Zelina sendiri juga tidak tahu.

"Elina, aku sudah membawanya ke sini, jangan lupa untuk bayaranku ya," kata Jeana kepada Elina.

Wanita itu menoleh, menatap Jeana sebentar sebelum akhirnya mengambil amplop coklat yang berisi uang ratusan juta dari tasnya.

"Kerja yang bagus. Ini untukmu, itu juga sudah termasuk bonusnya," ucap Elina sambil menyondorkan amplop coklat besar itu kepada Jeana.

Dengan senang hati, Jeana pun menerima amplop coklat itu dari Elina. "Thank you Elina!"

"Jeana, jelaskan kepada kakak. Apa maksud semua ini? apa kau bekerja sama dengannya?" tanya Zelina.

"Ya, tebakanmu sangat tepat sekali Zelina," jawab Jeana dengan santai.

"Tapi kenapa?"

"Kenapa kau bilang? Aku terlalu kesal kepadamu karena hari itu Tuan Bara tidak menyetujui untuk menukar dirimu denganku. Andai saja kau menyetujuinya, pasti aku akan menjadi Nyonya besar di sana," kata Jeana kesal. Elina yang mendengar itu lagi-lagi hanya tersenyum miring

BOS MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang