Happiness or sadness?

831 71 40
                                    

"Selamat pagi, manis?" Ucap seorang pria membuat singto membuka matanya dan langsung mendorong pria itu agar menjauh darinya.

Singto melihat jam yang ternyata baru jam 6 pagi tapi kenapa ada pria yang tak tahu diri di rumahnya!?

"Krist, apa kamu tak tahu jam berapa ini?!" Ucap singto marah.

"Bukankah kita ada kelas pagi?" Tanya krist.

"YA DAN ITU JAM 8!!! LALU APA YANG KAU LAKUKAN DI KAMAR KU SEPAGI INI!!! KELUAR SEKARANG!!" Teriak singto hingga membuat krist terkejut, raut wajahnya berubah menjadi murung mendengar singto membentaknya.

"PERGI!!!" Ucap singto sekali lagi.

"Baiklah, nanti berangkat ke kampus bersama ku" ucap krist sambil tersenyum kemudian ia beranjak pergi dari kamar singto.

Selalu seperti itu setiap harinya, krist memang suka mengganggu singto, menghampirinya setiap hari karna mereka bertetangga dan berkuliah di kampus yang sama bahkan mereka satu kelas.

Singto benar-benar merasa terganggu dengan kehadiran krist, apa lagi semenjak krist menyatakan perasaannya seminggu yang lalu.

Ya... Krist mengatakan perasaannya pada singto dan itu artinya krist gay!? krist seorang gay!? Jadi wajar bukan jika dia selalu mengganggu singto setiap hari? Hanya saja singto tak menyukai krist, dia bukan seorang gay dan tak akan pernah menjadi gay!

Segala bentuk perhatian, kepedulian yang krist berikan padanya benar-benar tak di anggap oleh singto.

Dia benar-benar tak menyukai krist dan membencinya karna setiap hari krist mengganggunya.

Setelah mandi dan berpakaian rapi, singto turun ke bawah dengan tas yang berada di pundaknya.

Singto berjalan menuju dapur dan bergabung sarapan pagi bersama kedua orang tuanya.

"Ma, lain kali jangan bukakan pintu untuk krist dan jangan biarkan dia masuk ke kamar ku! Aku benar-benar tak menyukai itu!" Ucap singto.

"Bukankah kalian sudah berteman lama?"

"Kami berteman bukan berarti dia bebas keluar masuk kamar ku!" Keluh singto.

"Bersikap baiklah padanya, sing. Mama perhatikan kamu terlalu kasar padanya" ucap mama singto.

"Dia memang pantas untuk di kasari, dia selalu menggangguku dan aku tak menyukai itu"

Mamanya hanya diam tak menjawab dan melanjutkan sarapannya.

Beberapa menit setelah sarapan, singto langsung beranjak untuk pergi ke kampus. Beberapa menit setelahnya krist datang.

"Apa singto sudah bangun, Tante?" Tanya krist.

"Dia bahkan sudah berangkat" ucap mama singto

"O-oh, baiklah. Aku pergi dulu" ucap krist sambil tersenyum.

Bukankah dia sudah mengatakan kepada singto tadi agar berangkat bersamanya? Kenapa singto tega sekali meninggalkannya?

Saat krist tiba di kelas, matanya langsung mencari keberadaan singto. Dia melihat singto tengah berbicara dengan seorang wanita.

Krist menghampiri singto dan duduk di sampingnya.

"Bukankah sudah ku bilang berangkat bersama ku tadi?" Ucap krist.

"Jangan ganggu aku, krist!!" Ucap singto kesal sembari beranjak dari tempatnya lalu pergi dari sana, sedangkan krist hanya menatap ke arah singto yang kini mulai menghilang.

"Dia tak menyukai kehadiran mu, setidaknya tahu diri sedikit krist, menjauhlah darinya?" Ucap teman krist.

Krist hanya tersenyum menanggapi itu dan beranjak pergi dari kelas.

Oneshot KSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang