Unconditional love pt3

630 70 33
                                    

Permainan mereka di semak-semak waktu itu membuat singto tak dapat berjalan selama 3 hari, dia terus terbaring di ranjang membuat arthit heran karenanya.

"Sudah 3 hari phi tak bangun" ucap arthit kepada singto.

"Uhh, aku sedang demam" ucap singto dengan wajah merahnya, dia benar-benar malu, sudah menumpang di rumah orang tapi dengan tak sopannya malah tak keluar kamar.

"Oh, aku ingin pergi dulu phi" ucap arthit.

"Kemana?" Tanya singto.

"Ke pasar, pergi bermain game"

"Game?"

"Ya, di pasar ada tempat penyewaan game. Aku dan teman-teman ku ingin bermain di sana" ucap arthit.

"Apa telpon juga ada?" Tanya singto.

"Tentu saja ada" ucap arthit.

*Deg... Krist membohonginya?

"Aku pergi dulu, phi" ucap arthit.

Singto hanya menganggukkan kepalanya, beberapa menit kemudian pintu kamar terbuka, krist masuk dengan membawakan makan siang untuk singto.

Selama 3 hari ini krist selalu membawakan singto makan siang, dia bahkan memanfaatkan waktu istirahat kerjanya dengan pulang ke rumah untuk membawakan singto makan siang.

"Kamu berbohong pada ku!" Ucap singto dingin saat melihat krist masuk.

"Berbohong apa?" Tanya krist tak mengerti.

"Kamu mengatakan di sini tak ada ponsel tapi kata arthit di pasar ada!!"

"S-sing... Bukan itu maksud ku. A-aku..."

"Kenapa kamu membohongi ku?"

"Aku... Aku menyukai mu, aku bahagia kamu di sini, maaf jika aku tak rela kamu pulang ke kota, aku... Aku bahagia saat pulang berkerja melihat wajah manis mu, aku merasa tenaga ku terisi kembali, maafkan aku karna egois dan menyuruh mu menetap di sini"

"Tempat asal ku bukan di sini, krist! Kamu tak bisa menahan ku seperti ini!!"

"Y-ya, maafkan aku" lirih krist.

****
Dua hari kemudian singto pergi dengan arthit ke pasar untuk menyewa telpon, singto menghubungi teman-temannya agar menjemput dirinya.

Krist yang baru saja pulang berkerja terkejut melihat sebuah mobil mewah terparkir di depan rumahnya, dia melihat itu, singto tengah berbicara dengan ibunya dan arthit.

"Krist" ucap singto saat menyadari kedatangan krist.

"Terima kasih atas kebaikan mu selama ini" ucap singto.

"J-jangan pulang, sing" lirih krist.

"Tak bisa, aku harus tetap pulang. Teman-teman ku sudah di sini" ucap singto.

"Aku mencintai mu" ucap krist.

"Terima kasih untuk itu, aku pulang dulu" ucap singto.

Singto dan teman-temannya pamit kepada ibu krist dan arthit, setelah itu mereka masuk ke mobil tanpa menghiraukan krist yang terlihat sangat sedih.

Krist benar-benar patah hati sekarang, apa lagi di saat melihat mobil itu mulai bergerak dan menjauh darinya.

"Lupakan perasaan mu itu" ucap ibu krist.

Krist hanya mampu menganggukkan kepalanya.
.
.
.
.
.
.
.
Saat ini singto tengah bersama dengan teman-temannya di sebuah restoran tak lama datang seorang waiters membawakan buku menu untuk mereka.

Oneshot KSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang