crush

752 70 26
                                    

Singto tersenyum senang saat mendengar namanya di sebut dan teman satu kelompoknya adalah orang yang di sukainya selama ini.

Jam pelajaran telah berakhir, singto berjalan menghampiri Seorang pria tampan yang tengah mengemasi buku miliknya.

"Krist, kamu dengar sendiri tadi. Aku satu kelompok dengan mu" ucap singto.

"Ya, kapan kamu ada waktu untuk mengerjakan tugas itu?" Tanya krist.

"Bagaimana jika sekarang?" Ucap singto sambil menatap wajah krist penuh harap.

Ia tak mungkin menyiakan kesempatan itu, ini kali pertama dia berbicara dengan pria yang di sukainya. Bukan karna krist sombong tak mau berbicara dengan singto tapi memang karna singto yang malu untuk berbicara dengan krist walau mereka satu kelas sekalipun.

Setiap dia ingin mengajak krist berbicara jantungnya pasti berdetak kencang hingga membuat singto takut jika krist akan mendengar itu.

"Apa kamu tak lelah?" Tanya krist.

"Tidak" ucap singto.

"Baiklah" ucap krist.

"Dimana kita akan mengerjakan tugas itu? Aku punya rekomendasi kafe terbaik yang nyaman untuk belajar" ucap singto.

"Dimana?" Tanya krist.

"Daerah xxx"

"Oh, bagaimana jika kita mengerjakan tugasnya di rumah ku saja?" Ucap krist, bukan tanpa alasan dia mengatakan itu.

Krist tahu kafe yang di sebut oleh singto tadi adalah kafe mewah tempat berkumpulnya orang-orang dari kalangan atas dan krist yakin jika dia tak akan mampu untuk membeli minuman di kafe tersebut.

Krist memang hanya seorang pria sederhana, tak ada yang special dari dirinya menurutnya. Dia termasuk pria yang pendiam di kelas bahkan jarang memiliki teman.

"Baiklah, ke rumah mu saja" ucap singto.

Dia benar-benar bahagia bisa berkunjung ke rumah krist.

"Pulang bersama ku" ucap singto.

"Tidak, aku membawa motor tadi" ucap krist.

"B-baiklah, aku akan mengikuti mu dari belakang menggunakan mobil ku" ucap singto.

"Hmm... S-sing... T-tapi mobil mu tak akan bisa melewati jalanan rumah ku" lirih krist kecil.

"Huh? Kenapa?" Tanya singto.

"Jalanan menuju rumah ku sangat kecil dan mobil tak bisa masuk" ucap krist.

"O-oh..." Ucap singto.

"Maaf, apa kamu ingin tukar teman kelompok? Kamu bisa bersama gun dan aku satu kelompok dengan off. Rumah ku dan off satu arah, bukankah rumah mu dan gun juga di komplek yang sama?" Ucap krist.

"Kamu tahu itu?" Ucap singto.

"Uhh... Y-ya... A-aku tak Sengaja melihat mu saat aku dan off berkunjung ke rumah gun. Gun mengatakan jika rumah mu tak jauh dari rumahnya" ucap krist.

"Kenapa tak menyapa ku?" Tanya singto.

"Aku malu, bukankah kita memang tak pernah saling sapa sebelumnya?" Ucap krist.

"Ya" ucap singto.

"Bagaimana dengan penawaran ku tadi?" Tanya krist.

"T-tidak, bukankah pak rudi sendiri yang mengatur kelompok kita? Aku yakin dia akan marah besar jika kita bertukar teman kelompok" ucap singto.

"Baiklah, apa kamu mau pulang bersama ku naik motor? Setelah tugas kita selesai aku akan mengantarmu pulang ke rumah mu" ucap krist.

"Aku mau" ucap singto.

Oneshot KSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang