Innocent pt1

1.1K 86 44
                                    

Acara pemberkatan berjalan dengan lancar, keduanya saling menatap hanya seperkian detik kemudian keduanya sama-sama mengalihkan tatapan mereka ke sembarang arah.

Semburat merah terlihat jelas di wajah keduanya, bagaimana tidak... Jika ini kali kedua mereka bertemu setelah seminggu yang lalu bertemu untuk pertama kali dan membicarakan tentang perjodohan mereka.

Ya, keduanya menikah karna di jodohkan, keduanya sama-sama pria yang polos dan tak pernah dekat dengan seseorang sebelumnya itu sebabnya sekarang mereka merasa sangat canggung.

"Krist, singto. Kalian boleh berciuman" ucap seseorang.

Krist menatap pria manis yang berdiri di hadapannya, apa yang harus di lakukannya sekarang? Sedangkan pria itu juga tak berinisiatif lebih dulu untuk menciumnya.

Karna tak ingin membuat semua orang menunggu lama akhirnya krist mendekatkan wajahnya lebih dulu dan mengecup bibir merah singto sehingga membuat banyak para tamu undangan bertepuk tangan melihatnya.

Keduanya turun dari atas altar dengan berpegangan tangan, setelah itu keduanya sama-sama melepas tautan tangan mereka.






*****
Acara pernikahan berjalan dengan lancar, kedua orang tua mereka sudah pulang begitu juga dengan krist dan singto yang kini berada di mobil mereka sekarang. Krist memang membawa singto pulang ke rumahnya.

Masih tak ada yang membuka suara, keduanya sama-sama terdiam, bingung juga harus membahas apa.

Saat tiba di rumah, krist membantu singto mengeluarkan koper milik singto dan membawanya masuk ke dalam rumah.

Krist membawa singto ke kamarnya.

"I-itu lemari untuk pakaian mu" ucap krist sembari menunjuk satu lemari.

"Terima kasih" ucap singto formal.

Krist hanya mengangguk kemudian keluar dari kamar sedangkan singto membereskan pakaiannya memasukan semuanya ke dalam lemari.

Menikah dengan orang yang tak di kenali benar-benar menguras tenaga, apa lagi keduanya tak mempunyai pengalaman sebelumnya, mereka sama-sama belum pernah berpacaran bahkan dekat dengan orang lain.

Krist masuk ke dalam kamar dan melihat singto masih membereskan pakaiannya, singto melihat krist sudah berganti pakaian dan rambutnya basah itu artinya krist sudah mandi.

Ya, krist bahkan mandi di kamar mandi yang ada di kamar tamu, dia benar-benar malu jika harus mandi di kamarnya sendiri dan singto akan melihat tubuh polosnya nanti.

"Apa barang mu masih ada yang tertinggal di mobil? Aku bisa mengambilkan itu untuk mu" ucap krist.

"Tidak ada" ucap singto singkat.

Krist terdiam mendengarnya, bingung harus mengatakan apa lagi sekarang.

"Krist..." Ucap singto.

"Ya?"

"A-apa malam ini aku boleh tidur sendiri dulu. A-aku...."

"Aku mengerti" potong krist.

"Baiklah, sebaiknya aku pergi ke kamar tamu sekarang dan kamu segeralah beristirahat, aku tahu kamu lelah" ucap krist sambil tersenyum.

Singto juga tersenyum menanggapi itu, setidaknya walau mereka menikah karna perjodohan tapi pernikahan mereka tak mengerikan seperti di novel yang sering dia baca.

Setelah membereskan pakaiannya, singto langsung membersihkan dirinya di kamar mandi. Setelah itu baru singto merebahkan tubuhnya di kasur.

Hanya membutuhkan waktu beberapa menit singto terlelap tidur.

*Duar... Terdengar suara gemuruh sangat nyaring di sertai dengan hujan yang mengalir deras membuat singto terbangun dari tidurnya.

Singto memeluk selimut dengan erat karna merasakan takut, kemudian ia langsung beranjak dari ranjang dan keluar dari kamar. Singto berjalan menuju kamar tamu.

*Tok... Tokk... Tok... Ia mengetuk pintu kamar tersebut sehingga membuat krist terbangun dari tidurnya dan berjalan membuka pintu.

Krist terkejut melihat wajah ketakutan singto.

"A-aku takut. Apa aku boleh tidur di sini?" Tanya singto.

"Ayo masuk" ucap krist.

Singto masuk dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

"Apa yang membuat mu takut?" Tanya krist, dia benar-benar bingung harus mencari topik apa untuk di bicarakan sekarang.

"Aku takut suara gemuruh" ucap singto.

"O-oh..." Ucap krist singkat, kemudian ia ikut merebahkan tubuhnya di samping singto.

Keduanya masih belum bisa tidur dan hanya saling terdiam. Keadaan benar-benar canggung sekarang. Apa yang harus mereka bicarakan?

*Duar... Suara gemuruh yang begitu nyaring membuat singto reflek memeluk tubuh krist sedangkan krist hanya mematung tak tahu harus melakukan apa, dia seperti patung sekarang dengan singto yang menyembunyikan wajahnya di dada krist.

"Apa yang harus ku lakukan, apa yang harus ku lakukan, apa yang harus ku lakukan"

"Bagaimana cara menghibur pria ketakutan, bagaimana cara menenangkannya"

"Tolong, aku harus melakukan apa" gumam krist dalam hatinya.

"Siapa yang kau peluk jika ada gemuruh seperti tadi sebelum menikah dengan ku?" Tanya krist, pertanyaan bodoh itu keluar begitu saja dari mulutnya.

Krist benar-benar tak tahu harus mengatakan apa lagi.

"Aku memeluk mama" ucap singto.

"O-oh" ucap krist dan ya, keduanya saling terdiam lagi sekarang.

Krist bahkan menahan nafasnya dan benar-benar seperti patung sedari tadi sejak di peluk oleh singto.

Tubuhnya tak bergerak sama sekali karna takut itu akan menyinggung perasaan singto atau apapun itu.

Gemuruh masih terdengar dan kilat terkadang masuk ke celah kaca kamar mereka membuat singto semakin mendekap erat tubuh krist.

Krist mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada temannya.

"Singto memeluk ku, apa yang harus ku lakukan? Dia ketakutan karna gemuruh yang begitu kencang, tubuh ku terasa kram di peluk olehnya sedari tadi, aku juga menahan nafas ku agar tak terlalu mengganggunya" ucap krist.

Sekarang bahkan sudah jam 2 dini hari, krist terus mengirim pesan yang sama setiap detik hingga pesan itu di balas oleh temannya.

"Bodoh! Kamu mengganggu ku hanya untuk menanyakan itu? Pertama kamu harus bernafas normal karna nafas mu tak akan mengganggu singto! Kedua jika kamu merasa kram kamu bisa menggerakan tubuh mu singto juga tak masalah jika kamu bergerak sebentar! Ketiga kamu balas pelukan singto agar dia tak terlalu takut bukan malah mengirim 100 pesan pada ku dengan kata-kata yang sama!" Umpat teman krist di sebrang sana.

Krist membalas pesan itu namun sekarang ponsel temannya sudah tak aktif lagi membuat krist juga menyimpan ponselnya dan bernafas dengan normal namun sedikit memburu sehingga membuat singto menatap ke arah krist.

"A-apa kamu bisa melepaskan pelukan mu sebentar? Tubuh ku terasa kram dan aku ingin merenggangkannya sebentar" ucap krist hati-hati, takut itu akan menyinggung perasaan singto.

Singto melepas pelukannya sedangkan krist langsung duduk bersandar di kepala ranjang, singto juga duduk di samping krist kemudian krist membawa singto masuk ke pelukannya.

Ya... Dan posisi kali ini benar-benar nyaman untuk mereka berdua, krist memeluk tubuh singto dan singto menenggelamkan wajahnya di ceruk leher krist, keduanya sama-sama terlelap dengan saling berpelukan.

















Ini enaknya tbc or end?

Gemesh banget ya jika akur gitu 🤣🤣🤣 sama-sama polos juga🤭🤭 gimana ya caranya membuat mereka saling polosin tubuh satu satu sama lain kalau sama-sama malu-malu kucing gitu 🤣🤣🤣

Oneshot KSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang