Innocent pt2

964 84 88
                                    

Sudah 3 hari ini mereka tinggal bersama, keduanya juga selalu tidur di kamar yang sama, hanya saja mereka masih sama-sama merasakan canggung.

"Kapan kamu masuk berkerja?" Tanya krist.

"Masih satu minggu, bagaimana dengan mu?" ucap singto.

"Aku juga" ucap krist singkat.

Mereka memang di beri libur selama 2 minggu untuk berbulan madu, namun mereka benar-benar tak tahu harus memanfaatkan hari libur mereka dengan cara bagaimana.

"Aku ke toilet sebentar" ucap singto.

Ia beranjak dari kursi dan berjalan menuju toilet, singto mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Gun, apa kamu sibuk? Aku benar-benar bingung harus melakukan apa sekarang. Apa kamu bisa main ke sini agar aku tak terlalu canggung padanya?"

"Aku berkerja sekarang, lakukan apa yang pengantin baru pada umumnya lakukan" saran gun di sebrang sana.

"Apa?" Tanya singto polos.

"Karna kalian baru berkenalan, ku pikir sebaiknya kalian saling mengenal lebih dulu... Tanyakan apa yang di sukainya dan apa yang tak di sukainya" ucap gun.

Sedangkan di tempat lain saat ini, krist juga tengah berbicara dengan temannya di telpon.

"Aku melakukan apa? Kami hanya tidur dan jika cuaca kurang bagus singto akan memeluk ku" ucap krist.

"Akhir-akhir ini cuaca memang sedang tak baik-baik saja dan setiap malam selalu hujan deras dengan di sertai gemuruh yang kencang, itu sebabnya kami tidur bersama. Bagaimana cara menenangkannya, aku benar-benar kasian saat melihat singto terkejut jika ada gemuruh, wajahnya terlihat sangat panik dan dia seperti ingin menangis" ucap krist.

"Apa yang biasa kau lakukan jika dia seperti itu?" Tanya teman krist di sebrang sana.

"Aku hanya diam dan membiarkan dia memeluk ku" ucap krist.

"Bodoh! Nanti malam jika hujan turun lagi kamu harus memeluknya, jangan lupa cium bibirnya, itu bisa membuat singto mengalihkan rasa takutnya" ucap off di sebrang sana sembari tersenyum penuh arti.

"Lalu?" Tanya krist dengan polosnya.

"Lakukan saja itu, setelahnya kamu akan tahu sendiri apa yang harus kau lakukan" ucap off.

"Baiklah, terima kasih sarannya" ucap krist.

Tepat setelah krist mematikan panggilan itu, singto juga datang kembali.

"Masak apa kita hari ini? Kamu suka apa?" Tanya singto.

"Aku pemakan segalanya" ucap krist di sertai dengan nada bercanda.

Mereka berjalan ke dapur dan membuka kulkas melihat bahan masakan. Krist dan singto memang sering memasak bersama agar mereka semakin dekat dan mencoba untuk mengenal satu sama lain.
.
.
.
.
Saat malam tiba, benar saja tiba-tiba hujan turun dengan begitu deras di sertai dengan gemuruh dan kilat yang menyambar dimana-mana. Seperti malam sebelumnya, singto pasti akan memeluk tubuh krist dan tubuhnya bergetar ketakutan mendengar dentuman nyaring di luar rumah dan krist cosplay menjadi patung yang hanya diam membiarkan singto memeluknya.

Tiba-tiba krist mengingat ucapan temannya tadi siang, apa dia harus mencium singto sekarang.

*Cup... Krist menempelkan bibirnya membuat singto terkejut dan langsung menjauhkan wajahnya.

"K-kamu kenapa?" Tanya singto sembari memegang bibirnya.

"Hmm... Aku, aku hanya ingin mengalihkan rasa takut mu" ucap krist.

Oneshot KSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang