Krist pt2

527 65 30
                                    

Singto menjalani harinya seperti biasa sekarang, dia sudah merelakan krist dan berusaha untuk melupakan krist. Ia juga sudah mendapatkan pekerjaan dan bekerja di sebuah perusahaan, walau harus memulai dengan menjadi pegawai biasa namun singto tetap bersyukur untuk itu.

Singto tak lagi tinggal di apartment, kini dia menyewa rumah di dekat perusahaan tempatnya bekerja. Singto sengaja meninggalkan apartemen itu agar ia tak mengingat krist lagi.

Sudah 6 bulan mereka berpisah, singto sempat berpikir apa krist pernah merindukannya? Karna tak bisa di pungkiri terkadang singto masih merindukan krist, singto hanya berusaha mengingat suara krist jika dia merindukan krist, hanya itu satu-satunya kenangan yang singto miliki.

"Sing, ayo istirahat" ucap teman kantor singto.

Singto melihat jam yang ternyata sudah jam 12 siang. Ia membereskan pekerjaannya kemudian beranjak dari duduknya.

"Aku dan newwie ingin makan di luar, apa kamu ingin ikut?" Tanya gun, teman kantor singto.

"Apa kita memiliki waktu?" Tanya singto.

"Cari restoran terdekat, aku bosan makan makanan kantin kantor" ucap gun.

"Baiklah, aku ikut" ucap singto.

Singto dan gun keluar dari ruangan mereka, di lobi mereka bertemu dengan newwie.

Gun dan newwie adalah teman baru singto di tempat kerjanya yang sekarang. Terkadang singto sering menceritakan tentang krist pada mereka.

Tiba di restoran, singto, gun dan new keluar dari mobil. Mereka masuk ke dalam restoran bersama sambil bercerita tentang pekerjaan mereka.

*Brukk... Singto di tabrak oleh seseorang hingga membuat singto terjatuh.

"Gunakan mata jika berjalan" ucap newwie, kepada pria yang menabrak singto.

"Maafkan aku" ucap pria tersebut kemudian ia langsung pergi dari sana.

Singto merasa jika ia mengenali suara itu, itu seperti suara krist. Singto menoleh ke belakang kemudian berlari mengejar pria yang menabraknya tadi.

"Krist..." Ucap singto, membuat pria itu berhenti melangkah.

"M-maaf, mungkin kamu salah orang" ucap pria itu.

Singto menggigit bibir bawahnya, ia berusaha mengingat suara krist dan itu sama persis dengan suara pria yang berada di hadapannya sekarang.

Karna singto terdiam, pria itu memutuskan untuk pergi, ia berjalan dengan sedikit cepat agar singto tak mengejar dirinya lagi.

Singto masih sangat penasaran dengan pria yang menabraknya tadi hingga membuatnya mengikuti pria tersebut, ya.. singto berada di dalam taxi sekarang mengikuti kemana mobil pria itu akan pergi.

Mobil pria itu berhenti di sebuah kafe, singto mengikutinya masuk ke dalam sana.

"Maaf terlambat" ucap pria itu pada teman-temannya.

"Bukankah kamu selalu terlambat, krist?" Ucap teman pria itu.

Tak jauh dari mereka, singto terkejut mendengarnya. Ia terkejut saat seseorang memanggil pria itu krist.

"Tadi aku bertemu dengannya di restoran" ucap krist.

"Singto!? Bagaimana bisa?" Ucap tay dengan nada yang sedikit nyaring.

"A-aku tak sengaja menabraknya" ucap krist.

Semua yang singto dengar sudah jelas, teman-teman pria itu memanggil namanya krist dan mereka juga menyebut namanya.

Singto langsung berjalan menghampiri meja krist dan teman-temannya itu kemudian memukul meja hingga membuat krist, off dan tay terkejut.

"Jadi benar ini kamu? Kenapa kamu seolah tak mengenali ku? Siapa yang buta, krist!? Bukankah aku!! Kenapa kamu tak mengenali ku! Kenapa hanya aku yang mengenali mu!!" Ucap singto marah.

"A-.... S-sing... M-maaf... A-aku..."

"Jadi benar kamu krist?" Ucap singto.

"Aku..."

"Apa semua kata cinta yang kamu ucapkan itu bohong? Apa salah ku hingga membuat mu meninggalkan ku!!" Ucap singto dengan mata yang memerah menahan air mata yang hendak keluar.

"Aku..."

"Atau kamu hanya memanfaatkan ku? Aku buta saat itu, aku tak bisa melihat mu, kamu sengaja memanfaatkan ku dengan memakai tubuh ku sepuas mu, lalu setelah kamu bosan kamu meninggalkan ku! Kamu mungkin berpikir jika aku tak akan mengenali mu dan kamu bisa lepas dari tanggung jawab 'kan?" Ucap singto.

"Krist, bawa dia pergi dari sini. Orang-orang memperhatikan meja kita sedari tadi" ucap off.

"Kita bisa bicara di tempat lain" ucap krist kepada singto.

Krist berjalan lebih dulu dengan di susul oleh singto dari belakang, krist membawa singto ke mobilnya kemudian masuk ke sana.

"Apa kamu tak jijik pada ku?" Tanya krist memulai pembicaraan.

"Jijik? Kenapa?" Ucap singto tak mengerti.

"Aku pergi karna aku tak terlalu percaya diri bertemu dengan mu. Kamu bisa melihat sendiri jika wajah ku sangat jelek! Aku bersumpah aku tak berniat untuk memanfaatkan kondisi mu saat itu, hanya saja aku cukup tahu diri sekarang. Aku jelek! Aku buruk rupa, aku tak pantas bersama mu!" Ucap krist.

"Tidak, kamu tak jelek. Kamu tampan" ucap singto.

"Bohong... Semua orang mengatakan jika aku jelek! Aku buruk rupa apa lagi dengan banyak bekas jerawat di wajah ku! Semua orang menjauhi ku dan tak ada yang mau berteman dengan ku kecuali dua teman ku tadi!" Ucap krist.

"Apa kamu tahu aku setiap hari di bully? Dari aku masih sekolah hingga sekarang. Aku bahkan jadi bahan ejekan orang-orang di kantor. Aku juga masih ingat dengan jelas saat kita ke new york, kita berjalan bersama lalu orang-orang menatap sinis ke arah ku! A-aku hanya ingin menjaga perasaan ku, sebelum kamu memutuskan hubungan kita, aku menghilang lebih dulu dari mu" ucap krist.

"Alasan konyol seperti apa itu?" Ucap singto sambil tertawa sinis.

Krist memang tak pernah percaya diri dengan penampilannya sendiri karna sejak dia kecil hingga sekarang ia sering di bully, orang-orang selalu menyebut dirinya buruk rupa, walau off dan tay selalu mengatakan jika krist tampan.

Tapi ucapan orang-orang sekitar krist membuat krist down, dia tak pernah percaya diri untuk mengajak orang lain berkenalan, ia bahkan tak pernah mempunyai pacar, itu sebabnya saat ia jatuh cinta dengan singto, ia nekat melakukan apapun demi singto.

Tapi sekarang krist menyesali perbuatannya, dia bahkan memberikan uang kompensasi yang sangat besar untuk sopir taxi yang meninggal akibat ulahnya.

"Maaf..." Ucap krist.

"Kata maaf tak mampu merubah semuanya, krist.  Kamu menyakiti ku selama ini" ucap singto.

"Aku memang jahat" lirih krist.

"Tatap aku!" Ucap singto, membuat krist menatap ke arah singto.

"Aku mencintai mu" ucap singto kemudian ia menyatukan bibir mereka.

Krist memejamkan matanya saat bibir singto melumat bibirnya.

"Aku tak pernah jijik pada mu" ucap singto setelah dia mengakhiri ciumannya.

Krist masih terdiam mencerna semuanya.

"Jangan tinggalkan aku lagi" ucap singto.

"Apa kamu menerima pria jelek ini menjadi kekasih mu?" Tanya krist.

"Kamu tampan, krist" ucap singto.

Krist tersenyum senang mendengarnya kemudian memeluk singto. Krist mencium pipi singto singkat kemudian menyambar bibirnya, keduanya saling melumat dengan penuh cinta mencurahkan rasa rindu mereka.





















End.

Gue salah nulis di pt1, harusnya penyebab singto kecelakaan bukan karna krist.

Karna sebenarnya awalnya tuh gue nulis cerita ini untuk oneshot scary love.

Alur awal krist bikin singto kecelakaan, terus singto buta, lalu singto hamil dan krist ga bakal bantu singto cari pendonor mata dan biarin singto tetap buta selamanya, itu sebenarnya alur untuk scary love, tapi di pertengahan jalan malah gue ubah alur dan updatenya juga di sini. Wkwkwk.

Oneshot KSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang