Sugar daddy

1.6K 99 50
                                    

"Newwie benar-benar beruntung bisa mendapatkan tuan tay" ucap gun, memulai percakapan.

Singto menghentikan kegiatannya menyusun makanan dan menatap ke arah gun.

"Ya, dia benar-benar beruntung" ucap singto sambil tersenyum.

"Semua orang pasti iri dan menginginkan pernikahan yang seperti ini juga" lirih gun kecil.

"Kamu menginginkannya?" Tanya singto.

"Oh, ayolah. Siapa yang tak menginginkan ini semua? Lihat para tamu undangan memakai pakaian yang rapi dan berkelas. Apa kamu tak melihat gedung ini di dekor seindah mungkin?" Ucap gun.

"Ya, tapi tak semua orang seberuntung newwie" ucap singto.

"Aku akan menjadi salah satunya nanti. Aku akan menggoda pria kaya yang ada di sini!" Ucap gun tegas.

Singto tertawa kecil mendengarnya.

"Ayolah, kita butuh sugar daddy agar menjadi pria beruntung seperti new" ucap gun.

"Ya... Terserah kamu, gun" ucap singto.

Ia mengambil nampan berisi banyak minuman itu dan berjalan menuju kerumunan orang-orang. Menawarkan minuman kepada para tamu undangan. Sedangkan gun juga menjalankan tugasnya lagi.

"Mau minum, tuan?" Tanya singto.

"Ya" ucap pria itu.

Singto memberikan minumannya kemudian berjalan lagi menawarkan minuman kepada tamu lainnya hingga nampan miliknya kosong.

Singto tak sadar dia berjalan terlalu jauh hingga ke tempat acara berlangsung dan sialnya itu adalah acara inti. Sang pengantin sedang melempar bunga dan bunganya terlempar ke arah singto sehingga membuat singto reflek menyambutnya.

Banyak pasang mata menatap ke arah singto yang mengambil bunga pengantin itu, membuat singto menjadi takut. Jelas saja takut, hei seorang pelayan tak di ajak dalam acara itu.

Singto dan temannya tadi memang hanya seorang pelayan di acara pernikahan itu.

"M-maafkan aku" lirih singto, karna tatapan orang-orang terus terarah ke arah dirinya membuat singto merasa menciut.

"Kamu boleh pergi" ucap seorang pria tampan yang baru saja mendekatinya.

Singto memberikan bunga yang di ambilnya tadi namun pria itu menolak.

"Bawa bersama mu, bukankah itu milik mu?" Ucapnya.

"T-terima kasih, tuan krist. Maaf, aku mengacaukan acaranya" ucap singto kemudian ia langsung pergi dari sana.

"Apa kamu sudah sangat ingin menikah sehingga membuat mu mengambil bunga itu?" Ucap gun, saat singto menghampirinya.

"Aku tak sengaja, gun dan itu reflek! Jika aku tahu mereka sedang melempar bunga aku tak akan ke sana" ucap singto sembari menatap bunga pengantin yang di dapatnya.

Singto mencium bunga itu, benar-benar wangi dan indah membuatnya tersenyum tanpa sebab.

"Lagi pula aku harus menyelesaikan kuliah ku dulu baru ingin menikah" ucap singto lagi.

"Ya, kamu juga tak punya kekasih" ejek gun.

"Bagaimana dengan mu, tuan gun!?" Ucap singto.

"Aku juga sama" ucap gun sambil tertawa terbahak-bahak.

"Apa aku boleh bertanya?" Ucap gun.

"Hmm"

"Kamu menganggap ku apa?"

"Sahabat" ucap singto.

"Kenapa tak pernah jujur pada ku dari mana kamu mendapatkan uang untuk membayar kuliah mu? Karna setahu ku gaji mu berkerja tak akan cukup untuk itu. Ayolah semua orang tahu kamu kuliah di universitas termahal di kota ini, dari mana kamu mendapatkan uang" tanya gun.

Oneshot KSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang