Krist Pt1

744 67 58
                                        

Saat ini krist tengah memperhatikan gerak gerik seseorang yang sudah di perhatikannya sejak 2 bulan yang lalu.

Seorang pria yang menjadi obsesinya saat ini, ia ingin berkenalan dan memiliki pria tersebut namun krist kurang percaya diri dengan penampilannya sendiri.

Andai dia seorang pria yang tampan, mungkin krist akan memberanikan diri mengajak pria itu berkenalan dengannya. Namun faktanya krist hanyalah seorang pria biasa dengan wajah yang tak begitu tampan hingga membuat krist hanya berani mengagumi pria itu dari kejauhan.

Krist mengalihkan tatapannya ke sembarang arah saat melihat pria yang di cintainya sedang berciuman dengan pria lain. Ia meremas tangannya sendiri karna merasa cemburu namun apa hak krist untuk cemburu?

Sekarang sudah jam 11 malam, baru pria yang di perhatikannya sejak tadi beranjak pergi dari taman tersebut. Krist juga keluar dari tempat persembunyiannya dan mengikuti kemana mereka akan pergi lagi.

"Aku minta maaf karna tak bisa mengantar mu pulang" ucap natt kepada kekasihnya.

"Tak masalah, phi" ucap singto sambil tersenyum manis.

"Aku pulang dulu, sayang" ucap natt kepada kekasihnya kemudian ia langsung pergi dari sana.

Singto berjalan seorang diri menelusuri taman yang mulai sepi, ia melihat jam yang ternyata sudah hampir jam 12 malam, apa masih ada taxi di jam segini?

Singto berdiri di pinggir jalan sembari mencari taxi melalui ponselnya, tak lama sebuah mobil hitam berhenti di dekatnya membuat singto mengalihkan tatapannya dari ponsel miliknya.

"Apa anda mencari taxi, tuan?" Ucap krist.

"Ya..." Ucap singto singkat.

"Silakan masuk" ucap krist.

Singto masuk ke dalam mobil krist kemudian krist melajukan mobilnya untuk pergi dari sana. Di perjalanan tak ada yang mengeluarkan suara, hanya sesekali krist bertanya tentang alamat singto walau sebenarnya ia sudah tahu dengan alamat singto, dia tak mau singto mencurigai dirinya.

"Berapa?" Tanya singto, setelah mobil krist berhenti.

"Aku hanya kebetulan lewat, tak perlu membayar" ucap krist.

"Apa kamu yakin?" Tanya singto.

"Ya... Lagi pula tujuan kita searah" ucap krist.

Singto berusaha ingin melihat wajah krist namun krist selalu menunduk dengan topi yang menutup wajahnya.

"Terima kasih" ucap singto kemudian ia keluar dari mobil krist.

Krist melajukan mobilnya untuk pergi dari sana. Walau hanya sebentar bersama singto namun itu sudah bisa membuat krist tersenyum bahagia.

***
Keesokan harinya singto pergi bekerja seperti biasa, dia menjadi sekertaris di sebuah perusahaan, singto hanya seorang diri di negara thailand tanpa keluarga, itu yang membuat singto harus bekerja keras. Kedua orang tuanya sudah meninggal dunia sedangkan keluarganya yang lain tak ada yang peduli padanya.

Singto juga tak mempunyai rumah, dia hanya mampu menyewa apartemen untuk tempat tinggalnya sekarang.

**
Harinya berjalan seperti biasa, dia lembur malam ini hingga membuatnya harus pulang di jam 11 malam, singto membereskan pekerjaannya dan menghubungi taxi yang memang sudah di pesannya tadi.

Singto menunggu taxi di depan perusahaan tempatnya bekerja, entah kenapa ia merasa resah malam ini, ia merasa jika ia tengah di perhatikan namun tak ada siapapun di dekatnya.

Tak lama taxi tiba, singto bernafas lega kemudian masuk ke dalam taxi tersebut.

"Sepertinya ada yang mengikuti kita, tuan" ucap sopir taxi kepada singto.

Oneshot KSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang