VITA
Ini beneran pemandangan terbaru banget.
Aku sama Lila memang saling cerita soal pria-pria yang dekat, entah berhasil apa enggak. Contoh dia reaksi marah-marah waktu aku jujur bahwa hubunganku dan Tora cuma akting semata, sedangkan aku bereaksi ikut nangis bersama waktu hubungannya sama si mantannya yang satu bulan lalu berakhir karena tidak satu visi misi.
Pemandangan terbaru yang aku maksud kali ini adalah Nugi dan Lila yang semakin akrab sejak ambil barang endorse dari beberapa minggu yang lalu. Kadang Nugi mengantar Lila pulang terus si Nugi juga nongkrong paling lama satu jam di rumah. Terus, Lila yang di rumahku jarang keluar rumah sekarang jadi sering berpakaian kemeja atau kaus warna pink ditutupi cardigan warna biru pastel, dan Nugi sudah ada di serambi rumah sambil minum air mineral kemasan gelas plastik yang tersedia di situ. Lila biasanya sampai rumah paling malam jam setengah dua belas, makanya kusuruh bawa kunci sendiri karena biasanya aku sudah berada di alam mimpi.
Atau yang paling sederhana adalah kami bertiga sering makan berempat sama Tora. Seperti acara makan malam dengan menu capcay tumis seafood dan nasi goreng kecap yang dibuat khusus sama Lila dan Nugi.
"Enak, yo, ternyata gak masak, Yang," kataku pada Tora dengan nada jail khusus ke Lila dan Nugi yang adu mulut dan suara sreng sreng wajan.
Tora tertawa halus. "Semangat, Nug. Debatin Majelis Hakim bisa kenapa sama Lila enggak?"
Aku terkesima dengan tangan yang tertempel di dada, ada sisi baru dari Tora yang kuketahui sekarang.
"Vita, Sayang, hei." Tangan Tora melambai di muka, menyadarkanku dari lamunan.
Aku balas dengan nyengir, kuangkat tanganku selagi berusaha menetralkan rasa panas tiba-tiba di pipi. "Aku nggak apa, Kok, Yang. Hanya ... melihat sisi baru dari kamu."
"Oalah, aku memang biasanya gini kalau lihat Nugi lagi mode dikerjain. Soalnya di kantor dia yang ngejailin orang-orang."
Jawaban santai Tora masih belum memuaskanku, rona panas di pipi ini makin panas. Adu mulut Lila dan Nugi soal nasi goreng ayam yang harus ditambah micin atau nggak terasa kecil di telinga.
"Jarang-jarang kamu sesemangat ini, Yang. Waktu awal kita sahabatan tuh mukamu surem pol koyok gak duwe semangat urip (suram banget kayak nggak punya semangat hidup)."
"Karepku yo ngene, gak surem (Mauku begini, nggak suram) terus." Senyum Tora makin menawan di balik kacamatanya. "Sayange realitane bedo (beda)."
Teriakan Nugi dan Lila kembali terdengar jelas bersama dengan lauk capcay dan nasi goreng dalam piring dan mangkok besar tersaji di meja makan rumahku. Kata-kata yang mau kuucapkan melayang di udara soalnya teralih dengan bau harumnya nasi goreng putih pakai ayam dan capcay tumis seafood – proteinnya udang. Tidak lupa timun dan acar yang kami siram dengan cuka beserta sambal bawang dan tabur sudah ada di sisi kiri dan kanan lauk utama.
"Nasi goreng yang masa aku, tapi sing capcay yang masak Nugi. Kita doa dulu sebelum makan, ya." Lila mengajak kami semua untuk menangkup kedua tangan lalu menengadah sedikit ke atas.
Aku bersyukur bisa makan bersama dengan mereka bertiga, semoga makanan yang akan masuk mulutku ini berubah jadi berkah.
Nasi goreng putih ayam buatan Lila ini tetap khas Lila sekali, tampilan sederhana – terlihat telur orak-arik, suwir ayam, dan tapi kompleks di mulut. Ada campuran kecap asin, lada, bawang putih, dan sedikit gula. Kuamati ekspresi Tora dan Nugi dari tadi nggak berhenti ngunyah, dan nambah terus.
Capcay buatan Nugi kuakui kali ini adalah pemenang, kompleksnya nggak hambar. Kok bisa gitu lho potongan sawinya nggak besar, tapi pas ditumis itu layunya nggak sampai tipis banget, terus wortel sama kembang kolnya tidak hambar serta udangnya matang sempurna gini. Ini bahkan ada saus tiramnya – aku nggak punya kecap ikan – yang bikin rasa makanannya naik level kayak di restoran begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slowly Falling [TAMAT DI KARYAKARSA]
Romance[LOVE UNIVERSE #4] [TAMAT DI KARYAKARSA] Tidak terima dengan Rinto yang bahagia atas pernikahannya, Vita mengajak Tora untuk pura-pura jadi pacarnya sebagai pembuktian bahwa dia sudah move on. Tora juga setuju karena biar Talitha tidak memaksanya b...