BAB 37

27 3 0
                                    

VITA

Oke, sepertinya semua sudah siap dan bakal langsung dibawa ke kantor polisi terdekat. Mumpung masih jam setengah enam pagi, aku tinggal mandi dulu deh. Hari ini sebenarnya aku pengen olahraga, tapi nggak pagi karena aku ingin mengajak Tora untuk gym bareng di tempat langganan, mungkin nanti malam saja. Alasanku adalah pengen gym date sama mengaktifkan membership sih.

"Beb." Astaga kaget aku, Lila tiba-tiba muncul ketika baru buka pintu kamar mandi.

"Cok, ngageti pol kon iki (kamu ngagetin aja) beb." Refleks aku pukul lengan Lila yang disambut teriakannya. "Ket biyen senenganmu ngageti koyok setan sing terkenal iku (Dari dulu senenganmu bikin kaget kayak setan yang terkenal itu). Film'e dadi (Filmnya jadi) tombak kebangkitan film horor Indonesia."

"Haish lambemu kakean cocot, kene melu (Mulutmu kebanyakan ngomong, sini ikut) aku." Lila menarik tanganku menuju kamarku sendiri. Sakit betul tarikannya, sungguh saingannya adalah peserta lomba tarik tambang kayaknya soalnya tenaganya sekarang meningkat.

Untung aja aku pakai handuk bath rope sama rambutku digelung sama handuk, coba kalau cuma pakai handuk biasa, pasti melorot.

"Sepurane sek sakdurunge (Maafkan aku sebelumnya), Beb." Wah ini tujuh keajaiban dunia, Lila ngomongnya sudah kayak Tora aja.

Aku memutuskan untuk nunggu dengan alis terangkat, penasaran juga dia mau ngomong apa.

"Kon gak pengen golek eroh sopo pelakune? Onok koncoku ndek IT sing isok ngelacak. Kon mau gak? Aku wedhi nek kon wes kadung nang kantor polisi tapi ditolak ngono, gak pengen kon ngulang kejadian koyok aku wingi (Kamu nggak ingincari tahu siapa pelakunya? Ada temanku di IT yang bisa ngelacak. Kamu mau nggak? Aku takut kalau kamu sudah telanjur lapor polisi tapi ditolak gitu, nggak pengen kamu mengulangi kejadian kayak aku kemarin), Beb."

Aku paham maksud Lila, dia menyarankan aku untuk melengkapi bukti awal karena skrinsut saja nggak cukup, dua tanganku ngelus lengan Lila. "Nuwus (Makasih) lho Beb, tapi aku ora opo-opo (nggak apa-apa). Justru aku ngejarno (membiarkan) para polisi ben isok (biar bisa) kerja. Nek gak isok yo (Kalau nggak bisa, ya) tak marahi balik, lha iki wes onok (lha ini sudah ada) bukti kuat skrinsut sek gak mau kerja ae (masih nggak mau kerja aja)."

"Yowes nek ngono (Ya sudah kalau gitu) ..." Lila mengalah, tapi kalimatnya belum selesai. "Aku tak adus sek, maringono tak kancani awakmu nang (mandi dulu, habis ini aku temenin kamu ke) kantor polisi." Perempuan itu membenarkan poni depannya lalu ambil handuk sebelum menutup pintu kamar.

Senang banget rasanya Lila di sini dari kemarin, kangen tidur bareng berduaan terus bangun-bangun sudah pose miring sana sini. Begini nih enaknya jadi cewek, kalau panggil sayang dan tidur bersama nggak dikira suka sesama jenis. Aku tertawa pada sosokku di kaca rias sambil membuka gelungan handuk di rambut lalu menggosoknya dengan posisi kepala miring benakku sedikit mengingat persahabatan kami.

Usia kami berdua hanya beda dua bulan, dan Lila adalah orang pertama yang menghampiriku di awal-awal aku berkarier sebagai youtuber ASMR di tahun 2018. Awalnya kami hanya bersapa lewat chat tentang bagaimana dunia ASMR itu serta Lila rajin sekali kasih komentar yang mana isinya kritik dan saran membangun, bahkan hanya dia yang berani kasih komentar bahwa angle dalam mengambil scene rebus tuh nggak bagus, posisinya terlalu dekat bahkan bisa diperbesar saja dengan jarak yang agak jauh dikit. Tentu saja aku tidak mau kalah, aku juga kasih kritik dan saran yang agak nyelekit tapi Lila nggak marah sama sekali. Malah berterima kasih. Perlahan channel kami berkembang seiring waktu.

Obrolan-obrolan tentang ASMR pun juga ikut berkembang jadi kehidupan pribadi. Kami memutuskan untuk kopi darat di tahun 2021, empat tahun setelah persahabatan kami berkembang. Aku ingat sekali kesannya pas ketemu pertama kali denganku di Starbucks Transmart Mall yang sebelahnya Matos itu.

Slowly Falling [TAMAT DI KARYAKARSA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang