VITA
Tora ini lucu banget, masa suruh aku kunci akunku segala. Dia lupa ini kalau pekerjaanku adalah konten kreator, tidak bisa mengunci instagramku seenak udel.
"Aku sudah biasa kali, Yang. Waktu kemarin di Alun-Alun Batu aja DM aku penuh, padahal aku nggak ngetag kamu lho," jawabku sambil mencadangkan data ke flashdisk ukuran 128 GB khusus untuk memindahkan footage video hari ini.
Restoran yang kukunjungi bersama Tora hari ini adalah restoran khusus menjual versi sehat dari makanan-makanan yang sudah ada. Letaknya ada di jalan pahlawan trip di mana seberangnya adalah sekolah TK yang dengan model istana di dunia dongeng. Ini bukan endorse kok, tapi memang untuk segmen video terbaruku yaitu mengulas tempat makan dengan model ASMR. Di sini aku nggak akan pakai lagu-lagu tambahan, murni untuk memperlihatkan bagaimana suasana sesungguhnya restoran tersebut serta untuk adegan makan, aku menggunakan mic model lavalier tanpa kabel yang tinggal dicolokin lewat type C ponsel. Tora kukasih model yang sama, tapi nyoloknya tetap dari ponsel dia. Jadi selama rekaman, kami pakai dua ponsel dengan tripod mini di sisi kiri dan kanan meja bulat.
"Kamu bagaimana bisa menghadapi warganet model begini?" tanya Tora ketika aku mengembalikan ponselnya.
"Gimana, ya?" Aku pura-pura berpikir sambil menyendokkan sisa nasi goreng kampung pakai beras shirataki di mulut, mengunyahnya sebentar lalu bersuara. "Pokoknya jangan ladenin mereka aja jika tanyanya agak pribadi, aku sih waktu itu bilang ke mereka tentang kamu itu seseorang spesial."
Wajah panik Tora mereda, berganti dengan senyum tipis. "Kebanyakan ini dari keluarga besar Ayah dan Ibu sih. Mereka sebagian tahu instagramku, dan kayaknya mereka bakal cari sendiri deh."
Aku menutupi tawa dengan mulutku. "Biarkan aja mereka cari tahu sendiri, Yang."
Selanjutnya, aku merekam suasana restoran dengan model berputar dan pakai posisi horisontal. Dari segi suasana, aku suka dengan warna biru langit yang menghiasi seluruh dinding restoran, terus jendelanya juga lebar banget jadi cahaya matahari bisa memantulkan cahaya secara utuh serta jenis kaca dipakai tuh yang tebal sehingga tidak bisa dilihat dari luar resto.
Penataan meja kursinya ini juga kesukaanku sekali, meja bulat lebar dikelilingi empat kursi sandaran pendek – sampai tengah punggung aja – warna coklat muda dan biru langit. Terus di belakang Tora ada kursi yang berbentuk tangga panggung, di bagian bawahnya ada meja bulat mini dan alas kaki wajib lepas – biasanya sih buat yang suka nongkrong santai bareng temannya dan bisa dibuat duduk sila. Terakhir di belakangnya persis ada kursi biasa dan meja panjang berderet masing-masing satu, di mana biasanya buat mengerjakan tugas. Ada juga kok yang model sofa di dekat pintu keluar bagi yang demen sama sandaran.
Makanannya tuh lho aku suka semua, Tora tadi pesan nasi padang shirataki dan aku pesan nasi goreng kampung shirataki. Pas disajikan tadi, dari baunya tuh sama kayak versi asli. Tora aja sampai heran di awal, ini daging rendang, telur gulai, terong balado, daun singkong semuanya mengelilingi nasi shirataki serta tidak ada perubahan warna sama sekali. Aku ingat mata Tora melebar sekaligus menghabiskan makanannya hampir rakus jika nggak kuingatkan pakai ketuk ponsel.
"Vita, ini tuh nggak kelihatan kalau nasi padangnya tuh versi diet," kata Tora sambil melap tangannya yang basah banget. "Bumbunya tuh persis, terutama di rendang dan balado. Daun singkong rebusnya murni ini rasa paitnya bikin seimbang. Nih kamu lihat aku makannya sampai pakai tangan. Kata Nugi, bukan nasi padang kalau makannya nggak pakai tangan."
"Untung kamu nggak dilihatin orang-orang." Aku menggeleng lucu.
"Yang penting makannya sama kamu sih aku nggak masalah," balas Tora sambil menyesap es teh leci.
Pipi, aku mohon jangan panas dulu. Ini pujian Tora yang kayak biasanya. Mohon sadar diri untuk tidak bawa perasaan. Cepat-cepat aku tutupi dengan minum jus semangka, tanpa sadar aku sampai makan potongan buahnya yang jadi garnish, untung aja buahnya enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slowly Falling [TAMAT DI KARYAKARSA]
Romance[LOVE UNIVERSE #4] [TAMAT DI KARYAKARSA] Tidak terima dengan Rinto yang bahagia atas pernikahannya, Vita mengajak Tora untuk pura-pura jadi pacarnya sebagai pembuktian bahwa dia sudah move on. Tora juga setuju karena biar Talitha tidak memaksanya b...