05

10.1K 297 3
                                    

"Ketika seorang suami dan istri saling berpandangan dengan penuh cinta, Allah melihat mereka dengan belas kasih." (HR. Bukhari)

--🌹--

Sarapan pagi sudah siap, semuanya pun berkumpul diruang makan untuk sarapan bersama. Sedangkan Bunda Aminah dan Airaa masih berada didapur memindahkan makanan dari penggorengan ke piring.

" bunda duluan saja keruang makannya. Sisanya biar Airaa yang bawakan " ucap Airaa.

" kamu yakin nggak mau bunda bantu? " tanya Bunda Aminah.

" Airaa bisa bunda. Lagian Airaa sekarang sudah berumah tangga, hal seperti Airaa kan harus bisa " jawab Airaa.

" yasudah kalau begitu " ucap Bunda Aminah lalu keluar dari dapur.

Setelah selesai memindahkan beberapa lauk kepiring Airaa lalu membawanya ke ruang makan. Gus Arsya yang sudah berada dimeja makan terus menatap istrinya yang menata lauk dimeja.

" Mas Arsya mau saya ambilkan nasi nya? " tanya Airaa membuyarkan lamunan Gus Arsya.

" eemm i-iya boleh " ucap Gus Arsya.

Airaa pun tersenyum lalu mengambilkan nasi lalu diletakkan dipiring suaminya serta beberapa lauk yang sudah dia masak.

" sudah mas, silahkan dimakan " ucap Airaa.

" iya terimakasih " jawab Gus Arsya.

Kedua orang tua Gus Arsya hanya tersenyum melihat tingkah manis pasangan baru didepan mereka ini. Memang sepertinya mereka sudah ditakdirkan bertemu.

Sebelum makan Kyai Shaleh memimpin Doa sebelum makan diikuti oleh seluruh anggota keluarga.

Tidak begitu lama mereka pun telah menyelesaikan sarapan mereka. Termasuk Gus Arsya yang sudah memakan masakan istrinya hingga piring bersih tak bersisa, tanpa sengaja itu telah mengukir senyum diwajah Airaa.

" hari ini kita pulang ke pesantren ya, Arsya, Airaa. Abi akan buat acara tasyukuran untuk merayakan pernikahan kalian besok " ucap Kyai Shaleh.

Deg!

Rasanya begitu berat dihati Airaa. Pernikahan yang mendadak bagi dirinya sendiri apalagi jika teman teman pesantrennya tahu. Dia belum siap dengan kenyataan teman temannya berubah sikap jika mengetahui bahwa Airaa istri Gus Arsya.

" Afwan abi, apakah Airaa boleh meminta agar pernikahan Airaa dan Gus Arsya dirahasiakan dulu abi? " tanya Airaa sambil menundukkan kepalanya.

" kenapa nak? Kamu tidak suka menikah dengan Arsya? " tanya Ummi Fatimah.

Airaa menggelengkan kepalanya menyangkal apa yang dikatakan Ummi Fatimah. Gus Arsya tampak menatap kearah istrinya serius.

" tidak, bukan seperti itu maksud Airaa ummi " ucap Airaa.

" lalu kenapa kamu ingin merahasiakan pernikahanmu nak? " tanya Ummi Fatimah.

" Airaa tidak mau kalau, teman teman Airaa dipesantren berubah sikap jika tau Airaa istri gus Arsya "

" Airaa takut mereka terlalu formal dan menganggap Airaa harus dihormati layaknya seorang ning " jawab Airaa.

Sesuci Cinta Airaa [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang