Seperti biasa, ketika Nadhira dan Wira memasuki ruang rawat Prambudhi, mereka disambut oleh Karina yang menjaga Prambudhi secara bergantian dengan Arman atau istrinya.
Sebenarnya, ada satu hal yang membuat Nadhira penasaran. Pada hari itu, Miranti memberitahunya bahwa wanita itu masih menjadi istri sah ayahnya, tapi sampai sekarang dia tidak pernah melihat wanita itu merawat ayahnya. Namun, Nadhira menahan rasa penasarannya agar tidak menjadi sebuah pembicaraan serius yang takutnya malah menimbulkan masalah.
"Kata dokter gimana, Tante? Kemarin Dira lihat jari ayah mulai gerak walaupun sebentar banget."
Kemarin, ketika sedang menemani ayahnya yang masih tidak sadarkan diri itu, Nadhira merasakan sebuah pergerakan samar dari jari ayahnya. Oleh karena itu, dia langsung memberitahu Karina dan Arman terkait hal itu.
"Tadi Dokter Karni kasih tahu Tante, kalo kondisi ayahmu sudah mulai meningkat. Kayaknya, Mas Pram merasakan kehadiran putrinya di sini. Jadi, kondisinya semakin membaik."
"Syukurlah," ucap Wira dan Nadhira mendengar ucapan Karin terkait perkembangan Prambudhi. Nadhira sudah tidak sabar ingin berbicara dengan ayahnya.
Kegiatan di ruangan Prambudhi Danuarta ternyata sedari tadi diintip oleh seseorang berpakaian serba hitam yang setelahnya langsung melangkahkan kaki menuju ke sebuah lorong sepi dan menghubungi seseorang di ponselnya.
"Gimana?" tanya seseorang di seberang sana kepada pria dengan pakaian serba hitam tersebut.
"Kondisi Pak Prambudhi sepertinya semakin membaik, Bu. Lalu, seperti dugaan ibu, wanita yang ibu kirimkan fotonya kepada saya kemarin, kembali datang menemui Pak Prambudhi," ucap Yanto, salah satu karyawan Danuarta Group yang diperintahkan oleh Miranti menjadi mata-mata di rumah sakit.
Walaupun Miranti dan Prambudhi tidak jadi bercerai, tapi hubungannya dengan pria itu sudah sangat merenggang. Miranti tidak bisa meninggalkan Prambudhi begitu saja, karena harta kekayaan ayahnya dan keluarga Danuarta sebagian besar jatuh ke tangan Prambudhi.
Ternyata, ketika Prambudhi memutuskan untuk menceraikannya pada delapan tahun yang lalu, pria itu dengan liciknya sudah mengatur semua harta milik Danuarta dan Santoso dalam kekuasaanya.
"Terus amasi wanita itu! Jangan sampai lengah. Kalo dia tetap datang setelah kondisi Prambudhi membaik, segera lakukan yang saya perintahkan kemarin," ujar Miranti tegas. Dia tidak boleh membiarkan Prambudhi melihat Nadhira ketika sadar nanti.
Seharusnya, Nadhira dan Sheila tidak bisa muncul lagi di kehidupannya. Namun, Miranti lengah karena merasa Arman dan Karina diam yang ternyata bergerak cepat dibalik sikap diam mereka itu.
"Tapi, dia menantu dari Abimana Group, Bu. Jika saya ketahuan, bisa berakhir hidup saya."
Yanto tentu tahu bahayanya berhubungan dengan keluarga Abimana. Walaupun, Marwan seseorang yang religius. Namun, jika menyangkut keamanan keluarganya, dia tidak akan segan menghancurkan hidup orang yang mengusiknya.
"Kamu lupa, Yanto? Anakmu sekarang sedang butuh uang banyak untuk biaya kuliah dan saya yang memenuhi seluruh biaya itu. Jadi, turuti saja apa yang saya perintahkan. Segera singkirkan putri Prambudhi itu!" ancam Miranti.
Jika Prambudhi kembali sadar dan berhasil menemukan Nadhira, kemungkinan seluruh harta yang dimiliki pria itu akan jatuh kepada putri kandungnya. Bukan kepada anak-anak Miranti yang merupakan hasil perselingkuhannya dengan mantan kekasihnya dulu.
Ketika Prambudhi mengetahui anaknya bukanlah darah dagingnya, pria itu langsung menalak Miranti. Namun, Miranti tidak diam saja dengan tindakan Prambudhi yang sudah tahu segalanya itu. Dia langsung menemui mertuanya untuk menceritakan tentang pernikahan Prambudhi dengan Sheila, sehingga membuat Danuarta murka dan menyuruh para pengawalnya menahan putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peri Cinta (Wall Of Love) - END
SpiritualWira Arya Abimana, mencintai Jeanice Olive Pratiwi dengan segenap hatinya. Demi wanita itu dia berusaha menerjang dinding pembatas yang amat besar karena perbedaan keyakinan. Bahkan ketika sang ayah menjodohkannya dengan Nadhira Shakila Putri, Wira...