Bab 31. Duka Kedua

3.2K 143 1
                                    

Sesampainya di gedung parkiran rumah sakit tempat Nadhira dibawa, Wira langsung berlari untuk segera melihat kondisi istrinya. Perasaan khawatirnya sangat kentara di wajah tampan pria itu yang mulai dipenuhi peluh.

Ketika sudah di depan ruangan yang dikirimkan oleh Hana, Wira menemukan sahabat dari istrinya itu sedang duduk dengan ponsel di tangannya. Kenapa Hana berada di luar dan Nadhira di dalam bersama siapa?

"Han, Nadhira mana?" tanya Wira kepada Hana.

Hana yang merasa dipanggil langsung menghentikan aktivitasnya dan memasukkan ponsel ke dalam tas. Namun, ada raut cemas di wajah Hana ketika melihat Wira sudah berada di sana. Kenapa cepat sekali? Gawat ini!

"Oh... Dira tadi tidur abis dikasih obat sama Dokter." Hana sedikit tergagap dengan ucapannya. Lagi-lagi dia menyesal tidak menemani Nadhira di dalam, walaupun sahabatnya itu sedang dalam kondisi tidur.

Wira yang merasa ada yang aneh dengan kegugupan Hana sudah bisa menebak apa yang akan ditemuinya di dalam ruangan Nadhira. Dia langsung membuka pintu di depannya dan benar saja dugaannya. Lagi-lagi ada Reza duduk di samping ranjang istrinya yang sedang tertidur.

Wira memasuki ruangan itu sembari berdehem untuk menginterupsi Reza bahwa dia sudah datang. Lebih tepatnya, ingin memberikan kode bahwa seharusnya Reza tidak ada di sana menjaga istrinya.

"Thanks, udah jaga istri gue. Lain kali, lo nggak perlu repot-repot sampe nungguin kayak gini," ujar Wira menyindir Reza. Apa pria itu memang tidak ada kerjaan sampai harus menunggu Nadhira disini?

Reza tersenyum miring mendengar peringatan halus itu. Namun, bukan saatnya dia berdebat dengan Wira. Dia tidak ingin tidur Nadhira terusik karena suara perdebatannya dengan Wira nanti.

"Kebetulan lagi kok, Bro. Gue tadinya cuma mau kasih titipan dari sepupu gue, tapi pas di jalan ngeliat Nadhira ada yang mau nabrak. Untungnya cuma keserempet doang dan nggak terlalu parah, karena Nadhira langsung menghindar," jelas Reza.

Tadinya, Reza ingin merahasiakan dugaan ini kepada Wira. Namun, bagaimanapun juga, Wira adalah suami Nadhira dan memiliki banyak waktu bersama dengan wanita itu dibandingkan dirinya. Jadi, Reza memang harus memberitahu Wira tentang ini.

"Gue sempat lihat plat nomor mobilnya dan orang suruhan gue udah cari tahu siapa pemiliknya. Yanto, salah satu karyawan lama dari Danuarta Group. Lo pasti tahu maksud gue apa, kan?" ucap Reza.

Reza tentu merasa ada yang janggal dengan kecelakaan yang dialami oleh Nadhira tadi. Pasalnya, jalanan yang digunakan oleh Nadhira tadi tidak terlalu padat dan tidak ada alasan untuk seorang pengendara mobil sampai bisa menabrak orang di sana. Terlebih, mobil itu langsung melaju dengan kencang seolah sedang dikejar.

"Lo tahu tentang keluarga ayahnya Nadhira?" tanya Wira tidak percaya. Ah, ternyata pria ini memang sangat mencintai istrinya sampai mengorek sangat dalam tentang Nadhira. Termasuk, rahasia keluarga istrinya itu.

Reza mengangguk. "Gue nggak sengaja pernah liat nama ayahnya dan setahu gue nama belakang Danuarta itu cuma ada satu di negara ini."

Wira hanya bisa mendesah berat. "Jadi, gimana?" tanya Wira yang masih menangkap bahwa Reza akan memberitahunya hal lain lagi.

"Anak Yanto, sekolah di salah satu sekolah swasta yang cukup bergengsi di Jakarta. Menurut gue, dengan gaji seorang karyawan senior biasa, itu cukup nggak masuk akal. Tapi, ternyata anaknya dapat beasiswa dari Santoso Group. Besan dari Danuarta, kan?" jelas Reza.

Sebenarnya, mencari informasi untuk orang yang berkaitan dengan sosok penting seperti Danuarta dan Santoso mudah untuk digali. Walaupun, dalam mengumpulkan bukti tersebut harus memakai banyak koneksi Reza.

Peri Cinta (Wall Of Love) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang