PRITTTTT
Peluit panjang tanda permainan berakhir. “Huh, selesai.” ujar Kayla.
Arjuna menghampiri Kayla yang sedang melihat hasil fotonya sendiri.
“Ganteng banget.” ujar Kayla tanpa sadar saat melihat foto candid Arjuna.
Arjuna tersenyum mendengarnya, “Iya gue emang ganteng.”
“Hah?” Kayla mendongak, ternyata Arjuna sudah ada di depannya.
Rambutnya basah oleh keringat dadanya tercetak jelas karena keringat juga.
Melihat Kayla yang bengong Arjuna langsung menariknya ke tribun tak lupa membawa tas yang berisi pelengkapan Arjuna.
Setelah sampai di tribun Arjuna duduk lalu meminum airnya.
Seketika gersang di tenggorokan Arjuna memudar karena air melewatinya.
Pergerakan itu tak luput dari perhatian Kayla dan sempat-sempatnya Kayla memotret Arjuna yang tengah meminum. Jakunnya bergerak naik turun ketika air melewatinya.
“Nih,” Arjuna memberikan handuknya kepada Kayla. Arjuna berhasil meneguk airnya dalam beberapa kali tegukan.
“Kok ke aku?” bingung Kayla.
“Lapin.” Arjuna memajukan wajahnya.
Kayla tersenyum, dia suka tingkah Arjuna yang seperti anak kecil.
“Utututu anak mama habis main basket ya.” ujar Kayla sambil mengelap keringat yang ada di wajah Arjuna.
Kayla mengelap dari leher, wajah dan juga tangan.
Oh ya, skor pertandingan ini seri 12:12
“Sini rambutnya sekalian.” Arjuna menggeleng dia malah menaruh kepalanya di paha Kayla yang tengah duduk lalu menduselkan kepalanya di perut Kayla.
“Pusing.” ujar Arjuna.
“Mana yang pusing, ke UKS ya?” ujar Kayla panik.
“Gak disemangatin ayang.” Arjuna menatap Kayla berkaca-kaca.
“Eh?” bingung Kayla.
Ah, Kayla ingat perkara Syahreza tadi toh. “Ya maaf kak.”
Arjuna mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil.
“Cium juga nih manyun-manyun?” ujar Kayla membalikan kata-katanya Arjuna saat dirumah sakit dulu.
“Takuuut, ada tante girang.” Arjuna kembali menyembunyikan kepalanya.
“Enak aja tante girang.”
“Jangan nangis kak.” ledek Kayla.
“Engga nangis!”
“Tadi mau nangis tuh pas bilang gak disemangatin ayang.”
“Engga kok.”
“Iya deh iya, gak nangis.” Kayla mengelus pelan rambut Arjuna yang basah.
Diam lah mereka, tak ada yang berbicara. Mereka fokus kepada pikirannya masing-masing.
“Kita bisa gak kak, bangun keluarga Cemara?” pertanyaan itu terucap dari bibir Kayla.
“Gak bisa.” ujar Arjuna cepat.
Kayla mengerutkan keningnya. Hah gimana maksudnya?
“Kan gue selalu bilang, jangan pernah berharap apa-apa sama gue.”
“Apalagi mengharapkan cinta.” ujar Arjuna.
Kayla mendelik, Arjuna kenapa tiba-tiba berbicara seperti itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA || JAY EN- [SELESAI]
Teen Fiction"Eh, biasanya ketua geng itu dijodohin gak sih." "Iya ya, biasanya di wp, ketua geng motor, ganteng, terus kaya raya. Pasti dijodohin." "Ketua kita, kenapa gak gitu ya. Kasian dia lama menjomblo." "Tapi nih, semisal si bos dijodohin pasti dia udah m...