YUNA

7.9K 337 2
                                    

⚠️⚠️
Harsh words!
Tolong petik mangga saja, jangan petik kata-kata yang kurang menyenangkan yang ada disini<3

***

Setelah berkali-kali menekan bel dan tak ada jawaban Kayla sebenarnya berniat pergi.

Tetapi ternyata setelah melihat pintu, ternyata pintunya terbuka sedikit. Ragu menjadi satu namun rasa penasaran lebih menghantui.

Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan Yuna?

"Permisi, izin masuk." ujar Kayla sembari membuka pintu secara perlahan.

Terlihat ada sosok perempuan yang tengah duduk di sofa sambil memegangi perutnya.

Setidaknya Kayla sudah pernah melihat wajah Yuna, walaupun hanya lewat sebuah foto.

"Yuna?" panggil Kayla namun tak ada jawaban.

"Yuna?"

Kayla memberanikan dirinya untuk memegang pundak Yuna.

"Yuna?" panggilnya sekali lagi sambil menggoyangkan pundaknya.

BRUUKK

"Yuna!"

Kayla menutup mulutnya tak percaya, apalagi saat melihat banyak darah di area perut dan tangan Yuna.

"Per,...gi,"

"Pergi, Kay,..la." rintih Yuna sambil memegangi perutnya.

Kayla menggelengkan kepalanya tak mau, "engga, kita telepon ambulan ya."

"Bertahan Yuna." ujar Kayla lalu membantu menekan luka Yuna agar tidak terjadi pendarahan.

"Per,..gi."

"Ini, jeba,..kan."

"Kamu ngomong apa sih Yuna, yang terpenting sekarang itu kamu. Bertahan sebentar." ujar Kayla sambil mencoba mengambil handphone yang ada di dalam tasnya.

"Kayla." panggil Yuna sambil mencegah tangan Kayla untuk mengambil handphone.

"Maaf, untuk semua kejadian ini." ujar Yuna sambil menutup matanya secara perlahan.

"YUNA!"

"GAK LUCU YUNA!"

"AYOK BANGUN!"

BRAAAAKKK

"ANGKAT TANGAN!"

"Pak polisi! Tolong Yuna!" ujar Kayla menghampiri Polisi yang datang.

"Anda kami tangkap atas kasus pembunuhan kepada Ayuna Lubis." ujar polisi tersebut sambil memborgol kedua tangan Kayla.

"Tapi, Pak, Yuna,.. dia sudah berdarah pas saya dateng kesini." ujar Kayla dengan gemetar.

Masalah apalagi ini, rasa terkejut melihat Yuna saja belum hilang dan sekarang apa? Kayla dituduh?

"Komandan ini pisau yang digunakan pelaku untuk membunuh." ujar salah satu anggota polisi.

Kayla menoleh menatap barang bukti tersebut, pisau yang berlumuran darah.

Kayla lalu menatap tangannya yang juga berlumuran darah.

"Anda bisa menjelaskan semuanya di kantor polisi dan silahkan panggil pengacara anda."

"Aku engga ngelakuin ini pak." lirih Kayla.

"KAYLA!!"

"Kak Juna!"

Arjuna datang dengan nafas yang terengah-engah dia menghampiri Kayla lalu memeluknya dengan erat.

"Kakak aku engga ngelakuin itu."

ARJUNA || JAY EN- [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang