BAPAKNYA?!

9.2K 439 19
                                    

"Maaf Jun,"

"Gue juga Sa."

Kini mereka jadwalnya makan mie, bertempat di rumah besar tuan muda Askara.

Arjuna dan Mahesa berpelukan ala lelaki.

Mahesa merasa lega, Arjuna juga. Pikiran-pikiran yang membuat kepala mereka bersisik akhirnya lepas sedikit demi sedikit.

"Maafin gue Jun, gue emosi waktu itu."

"Sans." ujar Arjuna sambil menyenggol lengan Mahesa dengan sikut.

"Bam lo itu udah menjalankan tugas sebagai kakak yang baik, yang terbaik malah." ujar Askara.

"Makasih ya, udah mau anggap kita adek lo sendiri."

"Kita semua sayang lo." jelas Askara sambil menunjukan senyumnya yang menawan.

"Jangan pernah merasa gagal jadi kakak, lo itu kakak terbaik, di kala gue ribut sama mami lo jadi tempat pelarian gue." jelas Syden.

"Disaat gue, ribut sama kakak gue, lo selalu ada." lanjut Syden.

"Gue juga bingung mau ngapain kalau gak kenal lo, Mahesa yang akan selalu ada untuk kita semua." ujar Syahreza.

Prok prok prok prok

"Syahrezaaaa, kamu sangat tumbeeeen." ujar Novan sambil berpura-pura menghapus air mata.

Novan pun berancang-ancang akan memeluk Syahreza.

Tau akan menjadi sasaran Novan, Syahreza bangun dari duduknya lalu masuk kedalam rumah Askara.

Mereka makan dihalaman rumah, tepatnya di pinggir kolam renang. Katanya hari ini cerah harus dimanfaatkan.

"ZAAAA KAMU KOK LARI SIH!"

"I'M COMING BAYBEH!"

Novan bangun dari duduknya lalu menyusul Syahreza.

Semuanya terkekeh melihat tingkah temannya yang satu itu.

Lagi dan lagi, Arjuna bersyukur bisa melihat teman-temannya tersenyum lepas, terlepas apa yang terjadi kemarin, hari ini, esok ataupun nanti.

***

Bumbu mie menyeruak memasuki indra penciuman mereka.

Arjuna datang bersama Syden, membawa satu panci penuh mie beserta peralatan makan lainnya.

Mereka semua sudah duduk membuat lingkaran. Makanan pendamping lainnya juga sudah disiapkan.

"Ganti minuman nih?" tanya Janvier saat melihat gelas berlogo Starbuck.

"Iya, tumben banget temennya kopi." tanya Syden.

"Bapaknya Askara please, mau nolak tapi gak enak." ujar Novan lalu menyeruput kopinya.

"Penter ada kali broh." ujar Mahesa.

"Ada, nanti dah. Kita makan dulu." ujar Askara

Mereka pun mulai memakan mie, menyeruputnya dengan seru bahkan ada yang tersedak.

Siapa lagi kalau bukan Novan. Saking terburu-burunya, bahkan kuah mie nya menyiprat mengenai mata.

"Plis, plis, plis, mata gueee perih anjir!!!!" seru Novan sambil mengibaskan matanya.

ARJUNA || JAY EN- [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang