PERASAAN HANGAT

31.8K 1K 18
                                    

“Sial banget si hidup gue.”

“Gua masih mau bebas anjing.”

“Ah, sial.” Arjuna mengusap rambutnya kasar. Bahkan menjambaknya.

“Sial, sial, sial.” entah umpatan keberapa kali dalam hari ini.

Tadi mama nya datang ke kamar memberi wejangan, sekaligus memberitahu katanya sifat istrinya itu manja dan bawel. Bukan tipe Arjuna sekali. Entah apa maksud mama nya memberi tahu hal tersebut. Padahal mah engga se-manja dan se-bawel itu.

Besok hari pernikahannya, tapi Arjuna masih berat menerima ini semua.

Kabur?

Arjuna tak sebodoh itu untuk kabur, jika dirinya kabur bagaimana pandangan masyarakat kepada keluarga Wiratama?

Oh ya! Mama nya memberi nomor cewek yang akan menemani dirinya seumur hidup. Yakin banget seumur hidup?

Kayla Cantika.

Arjuna menggoyang-goyangkan handphonenya, dia berpikir untuk bernegosiasi dengan Kayla untuk membatalkan pernikahan ini. Tapi, apa mungkin.

Tut... Tut... Tut...

Arjuna memandang panik handphonenya, jari nya kenapa jahil sekali?

“Halo,”

“Ini kak Arjuna ya?”

“Hehe, aku udah save nomor kakak. Aku dapat dari mama kak Arjuna.” sial, suaranya... lucu.

“Hm.”

“Ada gerangan apa menelpon?” 

Entah kenapa Arjuna panik ditanya seperti itu, padahal dia berniat negosiasi untuk membatalkan pernikahan ini. Tapi kenapa susah sekali?

“Lo, udah siap?”

“Udah siap apa?”

“Menikah.”

“Siap gak siap, harus siap!”

“Gue, gak kenal lo dan lo gak kenal gue.” ujar Arjuna penuh penekanan.

“Aku kenal kakak tapi kakak gak kenal aku.”

“Sebelum kakak bertanya, kenapa aku terima perjodohan ini, selain wasiat dari almarhum kakek ini juga permintaan terakhir Abang aku. Sudah dua orang mewasiatkan aku untuk menikah dengan kakak.”

“Kakek bilang kakak orang baik.”

“Lo percaya sama gue?”

“Kenapa engga? Abang sama kakek aja nyuruh aku nikah sama kakak, berarti kakak orang terpercaya dan dapat di percaya!”

“Kak...”

“Hm?”

“Sebenernya aku ngantuk, boleh matiin telponnya terus tidur?”

Bibir Arjuna berkedut, seakan memberi sinyal untuk tersenyum.

“Yaudah tidur, jangan lupa gosok gigi.”

“Iya, selamat malam Kak Arjuna! Jangan lupa besok! Besok adalah hari yang akan selalu kita ingat.”

Tut... Tut..

Arjuna menjauhkan handphonenya dari telinga. Memandang handphonenya penuh arti.

“Perasaan hangat apa ini?” Arjuna memegang dadanya yang berdetak kencang. Apa ini efek karena besok akan ijab qobul?

ARJUNA || JAY EN- [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang