28.
••• SELAMAT MEMBACA •••
🍂
Malam itu Gavin bersama ketiga teman nya tengah berada di sebuah warung kopi langganan mereka jika tengah ingin berkumpul. Selain rumah nenek Bayu yang mereka gunakan untuk berkumpul, mereka pun selalu datang ke warung kopi mang asep, yang sebenarnya tak begitu jauh dari rumah nenek Bayu.
Gavin mengajak teman teman nya untuk bertemu karena ingin melepas beban pikiran yang tengah ia rasakan. Kebenaran lain yang terungkap membuatnya benar benar merasa bahwa ia butuh sesuatu untuk bisa melepas penat di dalam pikiran nya.
"Mang nambah satu lagi mie nya, pake telur mata ikan lagi ya jangan lupa" Ujar Bayu yang baru saja menghabiskan mangkuk ke dua mie rebus miliknya.
"Buset belum kenyang lu? Udah abis dua itu anjir" Tanya Tio menatap Bayu yang duduk di hadapan nya.
"Kayak gak tau Bayu aja. Dia kalo belum makan nasi ya belum kenyang Yo" Timpal Gavin terkekeh, Laskar yang tengah memakan mie goreng miliknya pun ikut terkekeh sembari mengangguk setuju.
"Besok kalo nongkrong bawa nasi aja dah lu sekalian, biar gak nyusahin gini anjir" Ujar Tio masih menatap Bayu kesal.
"Yeuh napa dah lo? Gue yang makan napa lo yang repot, perut perut gue napa lo yang bawel?" Bayu menatap Tio tak kalah julid.
"Si tolol gak tau diri, ini lo jangan mentang mentang gue yang traktir lo seenak jidat ye makan nya" Tio jelas kesal dengan Bayu, mengingat saat di grup chat sebelum mereka berkumpul. Ia berkata bahwa ia yang akan mentraktir teman teman nya di warung mang asep, ia melakukan itu karna tengah bahagia mengingat mamih nya membelikan ia mobil baru yang ia inginkan, oleh sebab itu ia ingin berbagi kebahagiaan nya dengan teman teman nya.
"Elah mie rebus doang, kagak bakal bikin keluarga lo bangkrut Tio. Kagak usah pelit pelit dah sama anak yatim piatu kek gue, tar kena azab lo" Gavin dan Laskar hanya bisa terkekeh melihat pertengkaran kedua teman nya yang memang tak pernah akur.
"Nih mie nya, sok di makan. Awas masih panas" Ujar mang asep yang baru saja menghampiri Bayu dan meletakan semangkuk mie rebus di atas meja.
"Wih nuhun mang" Jawab Bayu yang tadi tengah berdebat dengan Tio, namun kini ia tak peduli lagi dengan ocehan pria yang berada di hadapan nya itu. Ia lebih memilih kembali memakan mie rebus mangkuk ke tiganya.
"Sami Sami, ini yang lain mau nambah gak?" Tanya Mang asep sembari menatap Gavin dan teman teman nya bergantian.
"Gak mang, saya minta di buatin kopi aja yaa. Kopi yang biasa mang" Jawab Gavin dengan senyuman ramah nya.
"Saya juga mang, kopi " Ujar Laskar yang sudah menghabiskan mie miliknya beberapa menit yang lalu.
"Siap siap, Tio bade?" Tanya mang asep sembari menoleh ke arah Tio.
"Boleh mang, bikinin juga satu" Jawab Tio sembari tersenyum ramah.
"Siap, bentar nya mamang bikinin dulu" Ujar Mang asep yang kemudian segera kembali ke dalam warung untuk membuatkan mereka kopi.
"Besok lo mulai sekolah kan Vin?" Tanya Laskar sembari mengeluarkan sebungkus rokok dari dalam saku jaketnya.
"Iya, besok gue udah sekolah lagi" Jawab Gavin menoleh ke arah Laskar yang kini menyodorkan sebungkus rokok yang sudah ia buka. Gavin yang mengerti pun tersenyum dan mengambil sebatang rokok yang Laskar sodorkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGGUNG SANDIWARA [TERBIT]
Teen Fiction[SELESAI] Ini hanya sebuah kisah tentang seorang pria yang menyukai bau hujan dan embun pagi. Tentang dia, yang menuntut kebahagiaan disaat ia hanya mampu membahagiakan. Tentang pria yang begitu hangat, hingga mampu membuat dirinya banyak disukai...