48.
••• SELAMAT MEMBACA •••
🍂
Pagi itu semua orang tampak begitu sibuk. Bagaimana tidak, hari ini adalah hari dimana Prans dan Siren dipanggil menghadap hakim untuk mempertanggung jawabkan semua kesalahan nya. Gavin, Monica dan bunda Diana pun harus ikut hadir ke dalam persidangan itu karena mereka orang orang penting yang terlibat langsung dalam kejahatan Prans dan Siren.
"Jangan takut, bunda disini"
Sepanjang perjalanan menuju tempat persidangan, tak henti bunda Diana menenangkan Monica yang sendari tadi menggigiti kuku kuku jarinya. Bunda Diana yang duduk di samping Monica merangkul Monica kedalam dekapan nya.
Gavin tak berada di mobil yang sama dengan mereka, karena ia harus pergi ke perusahaan nya terlebih dahulu dan akan berangkat bersama dengan om Gion ke persidangan nanti.
"Bunda, Monica sedih" Monica tak merasa tenang. Rasanya perasaan nya terlalu membingungkan, ia merasa sangat sedih, ia pun merasa kecewa, ia marah. Rasanya ingin sekali Monica meluapkan amarah nya itu.
"Bunda ngerti. Monica mau nangis? Gak papa nangis aja, bunda disini buat nemenin Monica" Bunda Diana memberikan dekapan hangat nya untuk Monica, ia tahu perasaan Monica. Tak mudah bagi gadis remaja untuk menerima semua ini, ia pasti merasa sedih karena orang tuanya akan mendapat hukuman, namun disisi lain ia pun merasa marah dan kecewa dengan orang tuanya.
Monica pun akhirnya menangis. Ia menangis begitu pilu dalam dekapan bunda Diana, Monica melepas semua perasaan gundah gulana nya, ia tak bisa lagi menahan semua rasa sedih, marah dan kecewa dalam benak nya. Monica benar benar menangis, ia menangis sampai tersedu. Bunda Diana ikut terenyuh mendengar tangis Monica, ia pun mengeratkan pelukan nya dan mengusap lembut surai Monica. Bunda Diana membiarkan Monica mengeluarkan emosi dalam dekapan nya.
________
Laskar baru saja memarkirkan motor miliknya tepat didepan rumah yang sudah sejak lama ia rindukan. Rumah yang menjadi satu satunya tempat pulang nya, rumah yang selalu ingin ia datangi, ingin berdiam dan melepas penat nya disana.
Setelah Gavin memberitahu nya bahwa sang ibu sudah memaafkan nya. Paginya ia langsung bergegas untuk pulang, Laskar bergegas ingin menemui sang ibu dan meminta maaf kepadanya.
Perlahan Laskar berjalan menuju pintu rumah, ia benar benar gugup. Entah mengapa rasanya ia takut jika sang ibu ternyata masih membencinya, saat ini Laskar pun hanya bisa mematung, rasanya kakinya seketika begitu berat ia langkah kan.
Ckleak..
Laskar yang masih mematung dihadapan pintu rumahnya pun seketika mengangkat pandangan nya saat ia mendengar pintu rumah terbuka. Laskar ingin sekali menangis saat melihat sosok wanita yang kini juga sama terkejutnya dengan dirinya.
Wanita yang sudah tak lagi muda itu seketika terdiam karena terkejut saat melihat Laskar yang berada di hadapan nya.
"Assalamu'alaikum bu" Ujar Laskar dengan mata yang sudah berkaca kaca.
Wanita yang merupakan ibu dari Laskar pun tak bisa menyembunyikan raut bahagia sekaligus sedih nya. Ia langsung menghampiri Laskar dan memeluk sang putra yang sejak lama ia rindukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGGUNG SANDIWARA [TERBIT]
Ficção Adolescente[SELESAI] Ini hanya sebuah kisah tentang seorang pria yang menyukai bau hujan dan embun pagi. Tentang dia, yang menuntut kebahagiaan disaat ia hanya mampu membahagiakan. Tentang pria yang begitu hangat, hingga mampu membuat dirinya banyak disukai...