47.
••• SELAMAT MEMBACA •••
🍂
Sore itu teman teman Gavin berkumpul di Mansion Gavin mengingat mereka semua kini tengah berlibur akhir pekan. Mansion itu benar benar besar dan megah, tak heran jika temen teman Gavin merasa betah dan ingin ikut tinggal disana terlebih bunda Diana kini menjadi bunda bagi mereka, bunda Diana penuh kasih sayang membuat semua orang menyayanginya.
"Gak usah di masukin semua Bayu. Lo tolol banget dah" Tio memukul bahu Bayu karna pria itu malah memasukan semua es batu yang cukup banyak kedalam minuman yang tengah mereka buat untuk semua orang.
"Idih biarin anjir biar makin seger" Bayu tak peduli dengan ocehan Tio ia tetap mengaduk minuman yang penuh dengan es batu itu.
"Woy minuman gue ancur anjir, minggir minggir lo berdua emang gak berguna!" Lusi yang baru saja datang langsung mendorong kedua pria itu sembari membawa satu kotak buah buahan yang sudah ia potong potong.
Bayu dan Tio terhempas saat Lusi mendorong kasar mereka berdua.
"Bayu noh yang ngancurin, gue gak ikut ikutan ya" Tio tak terima dengan perlakuan Lusi padanya.
"Lo berdua yang ada disini jadi gue salahin dua duanya. Faham lo!" Lusi menatap kedua orang itu bergantian dengan tatapan tajam nya. Galak nya Lusi ternyata tak jauh beda dengan Zee.
Biarkan Bayu, Tio dan Lusi bertengkar. Kini kita lihat keberadaan Gavin, Zee, Laskar, bunda dan Monica yang tengah membuat makanan untuk makan malam mereka hari ini.
"Ini kak" Monica memberikan sayuran yang sudah ia cuci kepada Zee yang tadi meminta tolong padanya untuk mencuci bersih sayuran yang akan ia potong.
"Makasih" Zee tersenyum kecil sembari menerima sayuran yang sudah dicuci bersih oleh Monica.
"Sama-sama Kak" Monica pun membalas senyuman Zee dan kini membantunya memotong sayuran itu.
"Daging sama ikan nya udah mateng belum?" Tanya bunda yang tadi tengah memasak nasi liwet dan kini berjalan ke arah Gavin dan Laskar yang tengah membakar daging dan ikan.
"Daging nya bentar lagi bunda. Kalo ikan kayaknya udah mateng semua ya Vin?" Tanya Laskar yang menoleh ke arah Gavin yang bertugas membakar ikan.
"Iya nih, tinggal satu lagi bun" Jawab Gavin tersenyum ke arah sang bunda.
"Ya udah selesaiin, nanti kalo udah minta Zee sama Monica tata di meja. Bunda ngangkat telpon dulu bentar ya" Ujar Bunda Diana kepada Laskar dan Gavin.
"SIAP BUN!" Jawab keduanya bersamaan.
Bunda Diana terkekeh kecil melihat putranya dan juga Laskar lalu menganggukan kepalanya. Bunda Diana pun akhirnya pergi untuk mengangkat telpon dari seseorang.
"Kar tolong pegangin tempatnya, yang ini agak panas" Ujar Gavin saat sang bunda sudah meninggalkan mereka. Lalu ia meminta tolong Laskar untuk memegang piring karna sepertinya ikan nya sudah matang sepenuhnya.
Laskar pun dengan cepat menolong Gavin. Ia membantu Gavin memindahkan ikan bakar itu dari atas panggangan.
Akhirnya semua masakan yang sudah mereka masak secara bersama sama kini sudah matang. Nasi liwet, ikan bakar, daging bbq, tumis udang petai, sambal, ikan asin, sup iga, sayur asem, kerupuk udang, jus buah, sup buah, minuman sirup, dessert, salad. Semuanya sudah tersusun rapi di atas meja makan panjang di ruang makan Mansion Gavin.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGGUNG SANDIWARA [TERBIT]
Fiksi Remaja[SELESAI] Ini hanya sebuah kisah tentang seorang pria yang menyukai bau hujan dan embun pagi. Tentang dia, yang menuntut kebahagiaan disaat ia hanya mampu membahagiakan. Tentang pria yang begitu hangat, hingga mampu membuat dirinya banyak disukai...