34.
••• SELAMAT MEMBACA •••
🍂
Satu minggu sudah berlalu. Tak terasa hari telah Gavin lalui, meski setiap hari luka nya semakin melebar, namun dengan tertatih Gavin masih mampu berdiri. Kini Gavin akan terus berjuang, demi kebahagiaan. Tak peduli seberapa tajam pisau yang akan menyayat luka nya yang menganga, ia akan terus berusaha untuk dirinya dan kebahagiaan nya.
Kini liburan semester ganjil sudah dimulai. Karna minggu lalu para murid SMA SAMUDRA sudah melaksanakan ulangan semester ganjil mereka. Kini mereka diberi libur selama 2 minggu, jelas kesempatan itu digunakan sebaik mungkin oleh semua murid untuk berlibur dari lelahnya mencari ilmu.
Tak terkecuali Gavin. Pemuda tampan itu kini sudah berada di bandara bersama dengan kedua orang tuanya. Masih ingat kan, jika Prans mengajak Gavin dan Siren untuk berlibur bersama. Kali ini Gavin ingin pergi ke Paris, ia ingin pergi ke katedral Notre Dame yang ada disana.
Gavin dan kedua orang tuanya akan berangkat menggunakan Jet pribadi milik keluarga wirasa. Mereka pun kini sudah berada di dalam pesawat. Sejak 5 menit yang lalu, Gavin sudah menutup matanya sembari menyandarkan tubuhnya di kursi pesawat. Alunan musik pun terdengar dari earphones yang sendari tadi sudah bertengger di kedua telinga nya.
Gavin benar benar ingin menghilangkan lelah batin nya. Meski ia harus berlibur dengan dua orang yang justru telah memberi nya luka. Namun Gavin tak akan memperdulikan itu, sekarang ia hanya akan membiarkan semuanya berjalan. Ia akan menenangkan pikiran dan hatinya.
Jangan dilupaka , Laskar pun telah mengecewakan nya. Pria yang ia anggap sebagai sahabat terbaik nya Justru malah mengkhianati nya. Satu minggu Gavin menunggu agar Laskar bisa menjelaskan tentang hubungan nya dengan Zeeana. Wanita yang sangat ia cintai, karna malam itu Gavin melihat mereka di sebuah kedai.
Gavin bisa melihat Laskar dan Zee yang terlihat seperti sudah saling mengenal begitu lama. Perlakuan Laskar kepada Zee saat di kedai dan perlakuan nya kepada Zee saat disekolah benar benar berbanding sangat jauh. Tak hanya Laskar yang bersikap seperti itu, namun juga Zee. Wanita itu pun bersikap acuh kepada Laskar saat mereka berada di sekolah. Benar benar berbanding balik dengan Zee dan Laskar yang ia lihat di kedai.
Gavin sejujurnya tak ingin menambah beban pikiran nya dengan hal itu. Namun ini menyangkut wanita yang benar benar ia sayangi, tak mungkin Gavin tak bisa memikirkan masalah itu.
Gavin sudah sangat sabar menunggu keduanya menjelaskan, atau memberitahu nya sesuatu. Namun ia salah, keduanya tetap bungkam dan bersikap seolah tak terjadi apa apa di antara mereka. Gavin tak mengerti mengapa Laskar pun bersikap seprti itu padanya. Dulu Gavin sangat mempercayai teman teman nya, namun sepertinya kepercayaan nya kepada semua orang kini sudah hilang.
Jika ternyata di antara Laskar dan Zee ada suatu hubungan yang terjalin, maka Gavin tak akan menganggap itu sebagai masalah. Ia hanya perlu penjelasan dari keduanya. Ia hanya perlu kejujuran yang selalu Gavin harapkan dari semua orang, trutama orang orang yang sangat ia percaya.
Jet pribadi milik keluarga Gavin kini sudah mengudara meninggalkan kesedihan yang Gavin dapatkan disana. Gavin berharap ia akan meninggalkan luka nya, namun ternyata tidak. Luka Gavin masih Gavin bawa di pundak nya.
Tringg
Suara notif yang masuk kedalam ponsel nya mengalihkan atensi Gavin yang sendari tadi sudah membuka matanya dan menatap ke arah jendela. Gavin pun segera membuka pesan yang baru saja masuk kedalam ponsel nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGGUNG SANDIWARA [TERBIT]
Jugendliteratur[SELESAI] Ini hanya sebuah kisah tentang seorang pria yang menyukai bau hujan dan embun pagi. Tentang dia, yang menuntut kebahagiaan disaat ia hanya mampu membahagiakan. Tentang pria yang begitu hangat, hingga mampu membuat dirinya banyak disukai...