BERTEMU BUNDA

29 8 0
                                    

43.

••• SELAMAT MEMBACA •••

🍂

Drrtttt...

Gavin menoleh ke arah nakas di kamar apartement nya saat ia mendengar handphone nya berbunyi. Gavin pun berjalan dan segera meraih ponsel miliknya untuk melihat siapa yang menelpon nya malam malam seperti ini.

"Om Gion" Gumam Gavin saat ia melihat ternyata Om Giondra yang menelpon nya.

"Hallo om, ada apa?" Tanya Gavin saat ia sudah mengangkat Telpon nya.

"Kamu sibuk gak?"

"Hmm gak om, Gavin baru selesai mandi"

"Baguslah. Bisa kita bertemu Vin, om ingin memberitahu mu sesuatu"

"Bisa om. Om dimana?"

"Om sedang menemani Monica, kemarilah"

"Iya om, Gavin kesana"

Tutt...

Sambungan telepon pun terputus. Gavin kembali menaruh ponsel miliknya dan segera bersiap untuk menemui om Gion yang tengah berada di kediaman Monica.

Beberapa saat berlalu akhirnya Gavin sampai di kediaman Monica. Monica masih tinggal di rumah nya yang terdahulu, namun ia masih di dampingi oleh psikiater mengingat kesehatan mental Monica yang paling utama. Monica belum masuk sekolah sejak kejadian itu, ia bersekolah daring untuk sementara waktu, setidaknya sampai kesehatan mental nya benar benar pulih.

Setelah Gavin memarkirkan mobil miliknya, ia pun bergegas berjalan masuk kedalam rumah besar itu, tak lupa Gavin menenteng paper bag berisi macaroon yang tadi Gavin beli khusus untuk Monica.

"Malam om" Gavin yang kini sudah masuk ke dalam rumah langsung menyapa om Gion yang tengah berbincang dengan dokter khusus yang di datangkan untuk Monica dan kedua pelayan yang bekerja untuk Monica.

Om Gion dan orang orang yang tengah mengobrol dengan nya pun menoleh saat Gavin berjalan menghampiri mereka.

Om Gion tersenyum kecil saat Gavin sedikit menundukan tubuhnya saat ia kini sudah berada di hadapan nya. Kedua pelayan yang melihat Gavin pun menundukan badan nya untuk memberi hormat kepada Gavin.

"Monica gimana om?"

"Dia mulai membaik Vin. Syukur ada dokter Ana yang membantu penyembuhan nya" Jawab om Gion yang kini menoleh ke arah dokter cantik yang berdiri di samping nya.

"Makasih dok" Gavin mengukir senyum nya sembari menundukan sedikit kepalanya untuk berterima kasih kepada dokter itu.

Sang dokter wanita yang sepertinya usianya tak jauh berbeda dari om Gion pun membalas senyuman Gavin begitu ramah.

"Tidak apa, sudah menjadi tugas saya untuk merawat pasien dengan baik" Ujar sang dokter yang bernama lengkap Anastasya itu. Om Gavin dan Gavin hanya mengangguk sembari tersenyum kecil.

"Kalo Gavin mau nengok Monica, boleh kan dok?" Tanya Gavin beberapa menit kemudian.

"Boleh" Dokter Ana mengangguk sembari tersenyum ramah.

PANGGUNG SANDIWARA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang