37.
"Senyum nya begitu indah, hingga tak semua orang bisa melihat lukanya"
.
.••• SELAMAT MEMBACA •••
🍂
Gavin baru saja keluar dari pusat perbelanjaan di ikuti oleh Syehrai yang selalu mengikuti Gavin kemanapun Gavin pergi. Dirinya diperintahkan untuk selalu menjaga Gavin, jadi ia harus melakukan nya.
Gavin baru saja membeli beberapa barang untuk dibawa ke tanah air. Ia pun sudah membelikan Zee sebuah hadiah yang begitu istimewa, Gavin akan memberikan hadiah itu saat ia pulang nanti.
Gavin berencana berlibur di Paris selama 5 hari, ia akan kembali pulang jika nanti kedua orang tuanya menjemput nya.
"Tuan kita akan kemana lagi?" Tanya Syehrai yang tengah mengemudi. Gavin yang sendari tadi memotret pemandangan kota Paris dari dalam mobil pun langsung mengalihkan atensi nya.
"Keliling keliling dulu aja, ini masih jam satu siang. Nanti sore saya mau pergi ke Île de la Cité , mau liat katedral." Jawab Gavin yang kembali memotret pemandangan kota Paris dari dalam mobil.
"Baik tuan" Syehrai mengangguk, ia pun kembali fokus ke jalanan dan mengajak Gavin keliling kota Paris.
Waktu terus berjalan, jam pun sudah menunjukan pukul 5 sore. Sudah waktunya Gavin pergi ke tempat yang menjadi tujuan nya ingin ke Paris. Ya, Gavin sangat ingin melihat sebuah katedral yang cukup terkenal di kota Paris, ia pun kini sudah sampai ditempat yang dituju bersama dengan Syehrai.
"Tuan sepertinya saat ini katedral nya tengah tutup" Ujar Syehrai saat mobil yang ia kendarai baru saja berhenti di area Katedral.
"Gak papa, saya juga tak berniat masuk. Mau liat dari sini aja" Jawab Gavin tanpa berniat turun dari dalam mobilnya.
Syehrai hanya mengangguk sembari melihat Gavin dari balik spion.
Gavin yang sendari tadi duduk di belakang menyandarkan tubuhnya. Pandangan nya tertuju ke arah Katedral yang begitu besar. Bangunan nya sangat klasik, bangunan itu terlihat sangat cantik dan indah karena gemerlap lampu mulai menyala, mengingat matahari sudah akan terbenam dan hari sebentar lagi berganti.
Mata Gavin tak henti menatap sebuah simbol agamanya yang terletak di atas bangunan katedral itu. Gavin memperhatikan nya sampai ia pun mulai menutup mata dan menggenggam kedua tangan nya di depan dada. Sebuah doa akhirnya ia untaikan dari dalam mobil, meski ia tak bisa masuk kedalam sana, karena tempat itu ditutup untuk para wisatawan seperti dirinya, namun itu tak membuat Gavin putus harapan untuk bisa berdoa disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGGUNG SANDIWARA [TERBIT]
Teen Fiction[SELESAI] Ini hanya sebuah kisah tentang seorang pria yang menyukai bau hujan dan embun pagi. Tentang dia, yang menuntut kebahagiaan disaat ia hanya mampu membahagiakan. Tentang pria yang begitu hangat, hingga mampu membuat dirinya banyak disukai...