40.
••• SELAMAT MEMBACA •••
🍂
"Apa kabar?" Tanya Zee saat dirinya dan Gavin kini sudah berada di sebuah kafe yang tak jauh dari sekolah.
Gavin yang tengah memakan makanan nya pun hampir tersendak makanannya sendiri, saat ia mendengar Zee yang bertanya tentang kabarnya. Gavin kini mengangkat kepalanya menghadap Zee yang masih fokus memandang nya.
"Kenapa? Tumben banget lembut ngomongnya? " Gavin terkekeh sembari fokus menatap Zee.
"Jawab aja deh, gue lagi males debat Vin" Zee memutar bola matanya lalu kembali memasukan makanan kedalam mulutnya.
"Lagi males debat atau kasian sama gue, jadi ngomong nya lembut gini?" Gavin tersenyum kecil dengan tatapan nya yang masih fokus ke arah Zee yang tengah memakan makanan nya.
Zee yang tadi tengah menikmati makanan nya pun kini kembali menghentikan kegiatan mengunyah nya. Zee langsng mengangkat pandangan nya dan menatap Gavin, merasa tak enak hati.
"E-eh gak Vin. Tujuan gue bukan mau ngasihani lo, tapi gue beneran mau nanya kabar lo. Gue pikir kita udah temenan lama Vin, meski banyak gak akur nya, tapi gak boong kalo gue bilang gue juga kangen sama lo" Baru kali ini Gavin bisa melihat cinta dimata Zee, jujur saja itu membuat jantung Gavin berdegub lebih cepat dari biasanya, rasa aneh tiba tiba muncul dalam dirinya, rasanya seperti ada yang menggelitik membuatnya senang bukan main.
"Lo kangen gue?" Tanya Gavin memastikan, yang kemudian di angguki oleh Zee. Gavin mengukir senyum termanis nya, ini bukanlah senyuman palsu yang sering Gavin tunjukan. Kali ini ia benar benar tersenyum dengan segenap jiwa dan raganya, senyuman nya begitu tulus bahkan mampu menenangkan hati yang tak bertuan.
"Sejak kapan Zee?" Tanya Gavin, rasa bahagia tak bisa ia tutupi dari pandangan Zee.
"Sejak lo ngasih boneka ke gue. Emang ngeselin, tapi gak tau kenapa kalo gue liat boneka itu, rasa kesel gue ke lo makin hari makin nambah. Jadi gue kangen berat buat bales dendam ke lo karna udah bikin gue kesel malem itu!" Jawab Zee menyungging senyumnya, membuat Gavin langsung mengubah tatapan nya yang tadinya berseri, kini kembali memasang wajah kesal nya.
"Emang salah gue udah berharap sama lo" Ujar Gavin menatap kesal Zee lalu ia pun kembali memakan makanan nya. Zee hanya terkekeh melihat wajah Gavin yang begitu kecut, Zee puas karna sudah membuat Gavin kesal.
"Mau ngapain sore sore gini ke sekolah?" Tanya Zee yang kembali memulai perbincangan, setelah beberapa saat keheningan di antara mereka muncul.
"Mau nonton perfome the Cirios" Jawab Gavin yang kembali fokus menatap Zee.
"Tumben banget mau nonton Theo dan kawan kawan. Bukannya masih dendam sama dia?" Tanya Zee meminum cola yang tadi ia pesan.
"Gue bukan lo. Yang apa apa dendaman" Jawab Gavin menatap Zee julid. Membuat Zee menatapnya kesal.
"Jangan bikin gue marah Gavin. Ni gue lagi mau baik sama lo" Zee menatap Gavin dengan tatapan mautnya, membuat Gavin terkekeh melihat itu
"Gak usah baik cuman karna kasian sama nasib gue Zee" Gavin menurunkan pandangan nya, kini ia memainkan sedotan yang ada di cup kopi yang ia pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGGUNG SANDIWARA [TERBIT]
Teen Fiction[SELESAI] Ini hanya sebuah kisah tentang seorang pria yang menyukai bau hujan dan embun pagi. Tentang dia, yang menuntut kebahagiaan disaat ia hanya mampu membahagiakan. Tentang pria yang begitu hangat, hingga mampu membuat dirinya banyak disukai...