BERKUMPUL

51 28 13
                                    


05.

••• SELAMAT MEMBACA •••

🍂

"Zeean!!" Teriak seorang wanita memanggil Zee yang baru saja sampai di parkiran sekolah.

Zeeana menghentikan langkah nya, ia pun menoleh ke arah wanita yang memanggilnya.

"Kenapa?" Tanya Zee saat wanita itu sudah berada di hadapan nya.

"Ikut balik dong, supir gue gak bisa jemput" Ujar wanita itu dengan tatapan memohon nya.

Zee menatap wanita itu sinis, ia memutar bola matanya lalu segera memasuki mobil nya.

"Aaa Zee" Rengek wanita itu menahan Zee yang baru saja akan menutup pintu mobil nya.

"Masuk!" Ujar Zee tanpa melihat wanita itu.

Wanita itu mengukir senyum nya, ia pun segera berjalan menuju pintu mobil sebelahnya,lalu segera masuk ke dalam mobil milik Zee.

"Ehh gue denger lo masuk tim basket lagi ya?" Tanya wanita yang kini sudah duduk di samping Zee yang tengah fokus mengemudi.

"Hm, tau dari siapa lo?" Ujar Zee yang masih fokus mengemudi.

"Cio bilang ke gue" Jawab wanita itu menoleh ke arah Zee.

"Lo masih pacaran sama dia?" Tanya Zee tanpa menatap wanita itu.

"Masih, kenapa?" Ujar wanita itu menatap Zee penasaran, mengapa ia menanyakan hal itu padanya.

"Baguslah kalo masih"

"Gue takut aja di gosipin lagi sama dia, sama anak anak basket nanti" Jawab Zee merasa tenang mendengarnya.

Mengingat satu tahun yang lalu, ia selalu di gosip kan dekat dengan Cio. Bahkan tak sedikit dari para murid yang menjodoh jodohkan mereka, terlebih sikap Cio yang begitu perhatian padanya. Itu membuat semua orang salah faham dengan kedekatan yang mereka jalin.

Wanita itu terkekeh mendengar Zee yang mengatakan hal itu, ia tau Zee paling tak suka jika orang lain mengusik atau membuat rumor buruk tentang nya.

"Makannya cepet punya pacar Zee, biar gak di gosipin mulu" Ujar wanita itu masih dengan kekeh nya.

"Males, pacaran cuman bikin susah. Hidup gue udah susah, gue gak mau nambah susah lagi" Jawab Zee yang masih fokus mengemudi.

Wanita yang duduk di samping Zee pun kini sudah menghentikan tawanya, ia mulai fokus menatap Zee yang merupakan teman masa kecilnya itu. Ia bisa memahami Zee lebih dari siapapun, ia pun mengerti mengapa Zee bersikap sedingin ini, itu semua karna tak ada yang mendidik nya.

Ia tak memiliki siapapun di dunia ini selain bibi nya, orang tua Zee sudah meninggal sejak Zee berusia 6 tahun akibat kecelakaan mobil. Sejak itu Zee kehilangan senyum nya, dunia nya telah hancur, ia menikmati hidupnya dengan rasa hambar. Tak ada warna, rasa, atau apapun yang bisa membuatnya ingin hidup.

Bibi Zee seorang yang sangat disiplin, terkadang Zee selalu merasa terkekang oleh peraturan yang bibi nya berikan saat ia  berada di rumah. Itu yang selalu membuat Zee merasa ingin menghilang dari muka bumi ini.

PANGGUNG SANDIWARA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang