41.
••• SELAMAT MEMBACA •••
🍂
Malam itu sekolah Samudra benar benar ramai. Lapangan Samudra yang begitu luasnya di penuhi lautan manusia yang menonton Konser The Cirios. Memang tak bisa di bantah jika band sekolah Samudra terkenal dengan kemampuan bermusik nya yang begitu baik. Itu sudah menjadi cirikhas sekolah Samudra sejak dahulu, dan hal itu masih di pertahankan sampai saat ini. Tak hanya murid murid dari sekolah Samudra saja yang menonton, namun juga acara itu dibuka bagi warga maupun anak sekolah lain yang ingin menonton acara mereka.Perfomance band Cirios di atas panggung benar benar memukau para penonton yang menyaksikan pertunjukan mereka. Sudah lima lagu yang band Cirios nyanyikan, namun Gavin tak kunjung terlihat.
Zee yang sendari tadi sudah menunggu keberadaan Gavin pun mulai merasa khawatir, ia pun segera pergi dari tempat ia berdiri untuk mencari keberadaan Laskar dan menanyakan keberadaan Gavin padanya.
"Kar, lo gak liat Gavin?" Tanya Zee saat ia sudah menemukan Laskar yang tengah berbincang dengan Tio dan beberapa murid yang tergabung sebagai panitia acara.
"Dari tadi Gavin belum dateng Zee?" Bukannya menjawab Laskar malah balik bertanya, membuat Zee pun menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Gue coba telfon" Kini Tio pun merasa khawatir, ia pun segera menelfon Gavin dan berharap sahabatnya itu bisa mengangkat nya.
"Di angkat gak?" Tanya Laskar yang juga mulai mencemaskan Gavin.
"Gak Kar, handphone nya gak aktif" Jawab Tio yang tak bisa menyembunyikan raut cemas nya.
Drrtttt..
Tiba tiba saat mereka semua mulai merasa cemas. Ponsel Tio kembali berdering, ia pun sontak melihat siapa yang menghubungi nya, dan ternyata yang menghubungi nya adalah Bayu.
"Kenapa Bay?" Tio langsung mengangkat telpon dari bayu.
"Lo dimana Yo? Buruan kesini, gue liat mobil Gavin di pinggir jalan tapi orang nya gak ada"
Tio, Laskar dan Zee pun langsung menatap satu sama lain. Kecemasan di antara mereka kini kembali membara.
"Lo dimana Bay?" Zee merebut ponsel Tio dan langsung menanyakan keberadaan pria itu.
"Di jalan kenangan. Buruan dah kesini"
Tanpa pikir panjang Zee langsung kembali memberikan ponsel Tio kepada sang pemilik, dan langsung berlari meninggalkan Laskar dan Tio yang masih mematung.
"ZEE, GUE YANG BAWA MOBIL!" Laskar pun sontak berteriak dan langsung menyusul Zee.
"Kita otw Bay. Tunggu" Tio pun langsung menutup telpon bayu dan segera berlari menyusul Zee dan juga Laskar.
Beberapa saat berlalu akhirnya Laskar, Zee dan juga Tio sampai di jalan yang tadi bayu sebutkan. Mereka kini baru saja turun dari dalam mobil, dan segera menghampiri Bayu yang masih menunggu mereka di dekat mobil yang ternyata memang lah mobil Gavin.
"Bay, lo udah coba telfon Gavin?" Tanya Laskar yang kini sudah berada di hadapan Bayu bersama dengan Zee dan Tio.
"Udah berkali kali gue telfon, tapi nomor nya gak aktif Kar. Sumpah gue panik banget dari tadi" Bayu berucap dengan kecemasan yang tergambar di raut wajahnya.
Jujur saja kini mereka semua merasa khawatir, mengingat Gavin masih dalam keadaan yang terpuruk. Terlebih Gavin meninggalkan mobil nya begitu saja, bahkan kunci mobil nya pun masih berada di dalam mobil. Entah kemana Gavin pergi, namun Zee kini benar benar merasa begitu cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGGUNG SANDIWARA [TERBIT]
Novela Juvenil[SELESAI] Ini hanya sebuah kisah tentang seorang pria yang menyukai bau hujan dan embun pagi. Tentang dia, yang menuntut kebahagiaan disaat ia hanya mampu membahagiakan. Tentang pria yang begitu hangat, hingga mampu membuat dirinya banyak disukai...