30.
••• SELAMAT MEMBACA •••
🍂
Jam istirahat sudah berbunyi sekitar lima belas menit yang lalu. Seperti biasa jika bel istirahat berbunyi semua murid langsung pergi menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang begitu terasa lapar. Mpok Minah memang belum kembali dari Jogja, namun ternyata dua hari yang lalu sudah ada yang menggantikan mpok Minah yang berjualan di kantin tersebut.
Semua murid mengatakan jenis makanan yang dijual oleh ibu kantin yang baru tak kalah enak dari makanan yang selalu dibuat Mpok Minah. Bahkan bubur ayam yang ia buat pun hampir sama dengan bubur ayam yang selalu mpok Minah buatkan untuk semua murid yang datang kesana.
Gavin cukup penasaran dengan cerita cerita dari teman teman nya dan juga dari murid murid di kelas nya. Ia dan ketiga teman nya pun akhirnya pergi ke kantin untuk mencoba makanan yang dibuat oleh ibu kantin baru yang kini menggantikan Mpok Minah berjualan.
"Bunda" Ujar Zee saat ia sudah berada di dalam kantin dan menyapa ibu kantin baru dengan sebutan bunda. Membuat Gavin, Bayu, Laskar dan Tio yang baru saja sampai pun saling menatap satu sama lain.
"Bunda nya Zee?" Tanya Bayu ke arah Gavin sembari berbisik
"Zee udah gak punya ibu anjir" Gavin berbisik tatapan nya tak lepas dari wanita yang sudah lama ia rindukan.
"Biar gue yang pesen, lo semua duduk di tempat biasa," lanjutnya yang kemudian berjalan menghampiri Zee dan wanita paru baya yang masih terlihat sangat cantik.
"Ehemm.." Gavin berdehem saat ia sudah berada di hadapan Zee dan wanita yang tadi Zee panggil dengan sebutan bunda.
Wanita itu pun menoleh ke arah Gavin namun tidak dengan Zee. Wanita cantik itu masih fokus membantu wanita paru baya di sampingnya.
"Mau pesen apa nak?" Wanita paru baya itu bertanya dengan senyuman manisnya, Gavin tersenyum membalas senyuman wanita itu. Gavin terpukau dengan kecantikan wanita itu meski ia sudah tak muda lagi. Namun, paras cantik nya masih terpancar.
"Mau mie ayam aja empat ya bu. Minumnya es teh manis, empat juga bu" Jawab Gavin begitu ramah, wanita itu pun mengangguk dan tersenyum.
"Tunggu ya, ibu bikinin dulu," ujarnya yang kemudian di angguki oleh Gavin.
"Gak kangen gue Zee?" Tanya Gavin saat ibu kantin itu kini sudah pergi dari samping Zee dan membuatkan pesanan Gavin.
"Gak Vin," jawab Zee tanpa melihat ke arah Gavin, jujur saja Gavin kesal mendengarnya.
"Boong dih." Gavin melipat kedua lengan nya sembari menyandarkan tubuhnya di samping tembok, dan menatap Zee yang tengah sibuk memotong sayuran.
"Emang muka gue ada keliatan boong nya?" Tanya Zee yang kini menatap Gavin dengan tatapan juteknya.
"Ada, muka lo emang muka muka tukang boong Zee" Jawab Gavin yang masih berada di posisi awal.
"Kalo cuman mau bikin gue kesel, mending lo pergi dah. Lo gak liat gue lagi bantu bantu?" Ujar Zee yang masih menatap Gavin kesal.
"Sutt Zee, jangan gitu dong sama temen nya." Tiba tiba ibu kantin itu kembali berjalan menghampiri Zee dan Gavin yang tengah berdebat tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGGUNG SANDIWARA [TERBIT]
Teen Fiction[SELESAI] Ini hanya sebuah kisah tentang seorang pria yang menyukai bau hujan dan embun pagi. Tentang dia, yang menuntut kebahagiaan disaat ia hanya mampu membahagiakan. Tentang pria yang begitu hangat, hingga mampu membuat dirinya banyak disukai...