15.
••• SELAMAT MEMBACA •••
🍂
Kini semua murid sudah berkerumun di basecamp the Cirios, setelah Bayu berlari ke ruang guru untuk menghentikan pertengkaran Gavin dan Theo yang semakin membabi buta. Para murid pun terkejut saat tau Gavin menghajar Theo sampai dia babak belur.
Zee yang diberi tahu oleh Olin pun langsung berlari menuju basecamp untuk melihat Gavin. Para guru berhasil menghentikan perkelahian mereka, keduanya kini masih saling menatap tajam dengan nafas yang tak beraturan, dan wajah yang sudah penuh dengan luka.
"Bawa mereka ke ruangan saya sekarang juga!!" Ujar Pak Guntur yang merupakan kepala sekolah yang langsung turun tangan untuk menghentikan perkelahian mereka berdua.
Pak Guntur pun segera pergi dan meminta para murid yang tengah menonton mereka untuk kembali ke kelas masing masing, karna jam pelajaran sudah kembali dimulai.
Pak Arkhan dan pak Adit yang masih memegangi Gavin dan Theo pun segera membawa mereka ke ruangan kepala sekolah. Tio, Laskar dan Bayu mengikuti langkah mereka tak lupa Vino dan anggota The Cirios pun ikut di panggil menuju ruangan kepala sekolah.
Saat Gavin melewati koridor sekolah dengan pak Arkhan yang masih merangkulnya, ia melihat Zee yang tengah menatapnya khawatir. Baru kali ini ia melihat ada cinta dimata Zee, Gavin mengulum senyum saat matanya dan mata Zee bertemu.
'Sorry' Gumam Gavin dalam hati saat ia akhirnya melewati Zee yang masih menatapnya khawatir.
*
*
*"Sebentar lagi orangtua kalian akan sampai disini" Ujar pak Guntur sembari menatap Gavin dan Theo yang saat ini sudah duduk di hadapannya.
"Siapa yang memulai ini?" Gavin dan Theo hanya terdiam, mereka menundukan pandangannya tak berani menatap pria yang saat ini tengah menginterogasi mereka.
Teman teman Gavin dan juga teman teman Theo kini sudah berada di ruangan pak Arkhan, mereka pun ditanyai mengapa semua ini bisa terjadi.
"Kalian masih akan bungkam?" Ujar pak Guntur yang mulai kesal dengan dua murid nya ini .
"M-maaf Pak, ini salah saya" Gavin merasa gugup saat menjawabnya, ia tak tau orang tuanya akan sekaget apa melihat dirinya memukul orang lain disekolah.
"Jadi kamu yang memulai nya?" Tanya pak Guntur kepada Gavin, untuk memastikan bahwa yang ia katakan benar.
"Iya Pak, saya yang memulainya. Tapi Theo yang memberi hasutan agar saya melakukan hal ini" Gavin kembali menoleh ke arah Theo yang tengah menatapnya kesal.
"Apa maksud lo? Lo yang mukul gue duluan" Theo tak Terima ia mengelak semua tuduhannya.
"Emang gue yang mukul lo duluan, tapi inget lo yang duluan ngejek temen temen gue dan gue gak suka itu." Gavin membela diri sembari menatap Theo tak kalah sinis.
"Cihh, gak usah pura pura jadi pahlawan. Temen lo yang namanya Laskar itu emang pemb__"
Bughhh!!
Gavin kembali memukul rahang Theo sebelum ia menyelesaikan kalimatnya, pak Guntur segera menarik Gavin agar tak kembali memukul Theo yang saat ini sudah terjatuh dari kursinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGGUNG SANDIWARA [TERBIT]
Novela Juvenil[SELESAI] Ini hanya sebuah kisah tentang seorang pria yang menyukai bau hujan dan embun pagi. Tentang dia, yang menuntut kebahagiaan disaat ia hanya mampu membahagiakan. Tentang pria yang begitu hangat, hingga mampu membuat dirinya banyak disukai...